Pasukan Garuda evakuasi 6 ton amunisi dari wilayah konflik Afrika
Merdeka.com - Amunisi berbagai kaliber dan bahan peledak aktif bertebaran di Republik Afrika Tengah (RAT). Hal ini terjadi karena dampak pertikaian yang berkepanjangan di negara tersebut. Jika dibiarkan, hal ini akan mengganggu proses perdamaian yang sedang dirintis di Afrika Tengah.
Apalagi negara ini akan menghadapi Pemilu pada Bulan Desember mendatang. Dikhawatirkan banyaknya senjata dan amunisi itu akan digunakan untuk menciptakan teror.
Pasukan Garuda ikut tergabung dalam MINUSCA (United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic). Para prajurit TNI ini ditugasi misi melakukan pelucutan senjata pada milisi dan warga sipil.
-
Apa saja senjata yang ditemukan? Persenjataan yang ditemukan di situs tersebut meliputi senjata ringan, peluru meriam, mata panah, dan senjata jarak dekat.
-
Dimana senjata ditemukan? Artefak ini ditemukan di lokasi proyek perluasan jalan raya pada Agustus lalu di sebuah situs bernama Løsning Søndermark.
-
Apa saja jenis senjata yang ditemukan? 'Kapak dapat digunakan sebagai alat atau senjata. Fungsi terakhir juga berlaku untuk mata tombak,' kata Trefný.
-
Di mana harta karun senjata ditemukan? Arkeolog dari Institut Arkeologi Nasional Hungaria yang menggali di Benteng Visegrad menemukan harta karun berupa persenjataan yang berasal dari pertengahan abad ke-16 hingga awal abad ke-17.
-
Dimana senjata itu ditemukan? Di lokasi pencarian Schoningen, Lower Saxony, arkeolog menemukan lebih dari 10.000 tulang kuda liar dan tujuh tombak kayu, serpihan tombak lain, dan dua tongkat lempar.
-
Siapa yang menemukan senjata itu? Tombak Schoningen yang ditemukan di Jerman pada 1990-an mengungkap banyak informasi tentang bagaimana kehidupan manusia Neanderthal.
Setelah pelucutan senjata, akan ditindaklanjuti dengan proses Disposal (pemusnahan) dengan melibatkan pasukan Zeni yang memiliki kemampuan pendeteksian bahan peledak, termasuk pasukan perdamaian Indonesia.
Senin 6 Juli 2015 satu Tim Penjinak bahan peledak Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-A/Minusca tengah melakukan pendeteksian di sebuah perkampungan yang terletak di Camp Beal, Bangui ibu kota Republik Afrika Tengah. Wilayah itu dikenal sebagai basis Milisi Seleka. Kegiatan melibatkan unsur tim Jihandak dengan perlengkapan Body Armor, Mine Detector, Bomb Blanket, Discrupter, Hook and line set.
Kegiatan tersebut, dipimpin oleh Perwira Seksi Operasi Lettu Czi M. Iqbal bersama beberapa personel UNMAS (United Nation Mine Action Service) yaitu salah satu badan PBB yang mengurusi persoalan bahan peledak, dan ranjau di negara-negara konflik.
TNI mengerahkan perkuatan pengamanan dari peleton pengamanan Satgas dengan 2 unit Ranpur Anoa V2 serta pengamanan ring luar oleh Infanteri dari Congo Battalion dan Gabon Battalion yang memberi perlindungan di lokasi kegiatan.
Kondisi lokasi yang masih rawan akan kontak tembak serta masih belum diketahui jumlah dan sebesar apa kekuatan bahan peledak itu memiliki tingkat bahaya saat pasukan tiba, menjadi kesulitan tersendiri bagi Tim Jihandak Konga XXXVII-A/Minusca saat tiba di lokasi. Mereka kebagian mengamankan gudang tua milik angkatan bersenjata RAT, FACA (Forced Armees Centraficaine) yang saat ini masih dibekukan oleh pemerintah akibat keterlibatan mereka saat terjadi konflik tahun 2013 lalu.
Pasukan Garuda menemukan tumpukan bahan peledak berupa ranjau anti-tank, granat tangan, roket, penggalak roket, TNT blok, munisi Mortir 60 serta munisi kaliber 7,62 dengan berat seluruhnya sekitar 6 Ton.
Setelah lokasi dinyatakan aman, proses selanjutnya adalah melakukan evakuasi untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu Diposal (pemusnahan). Proses pemusnahan direncanakan akan dilakukan menunggu hasil proses pelucutan di daerah-daerah lain selesai.
Untuk saat ini, seluruh bahan peledak tersebut dikumpulkan oleh UNMAS ditempat yang aman hingga saat proses pemusnahan dilaksanakan. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga sekitar gudang amunisi terlihat bergiliran masuk terbatas untuk mengambil barang berharga mereka dari rumah.
Baca Selengkapnya65 ton amunisi tersebut terdiri dari Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB) kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaGudang yang meledak itu diketahuinya terletak di dalam kompleks Markas Gegana Satbrimob Polda Jatim.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, proses disposal terbilang cukup panjang mulai dari pendataan hingga pelaporan.
Baca SelengkapnyaGudang munisi nomor 6 itu berisi banyak amunisi kedaluwarsa dan pengembalian dari berbagai satuan dilayani Kodam Jaya di seluruh wilayah Jakarta ini.
Baca SelengkapnyaInsiden itu mengakibatkan masyarakat tinggal di dekat wilayah kejadian meninggalkan hunian sementara waktu.
Baca SelengkapnyaHingga kini pihaknya masih menunggu situasi di lokasi tersebut sampai benar-benar sudah kembali kondusif.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI menduga penyebab ledakan hingga kebakaran gudang amunisi milik Kodam Jaya karena gesekan amunisi kedaluwarsa yang hendak dimusnahkan.
Baca SelengkapnyaGudang terbakar adalah gudang yang menyimpan amunisi yang sudah kadaluarsa.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman kebakaran gudang peliri Kodam Jaya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat akhirnya dinyatakan sudah selesai.
Baca SelengkapnyaTNI terus melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang tinggal di sekitaran gudang peluru
Baca SelengkapnyaPangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan memastikan bahwa di sekitar lokasi gudang peluru yang meledak, sudah aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi.
Baca Selengkapnya