Pasutri di Tabanan Bali Makan Roti Dicampur Racun Tikus
Merdeka.com - Kapolsek Penebel AKP I Nyoman Artadana, membenarkan sepasang suami istri (Pasutri) di Kabupaten Tabanan, Bali, bernama I Nyoman Wetra (79) dan Ni Nengah Lastri (75), melakukan bunuh diri dengan cara memakan roti yang dicampuri racun tikus.
"Iya pasangan suami-istri yang meninggal suaminya dan istrinya itu masih dirawat di Rumah Sakit Tabanan," kata AKP Artadana, saat dihubungi Jumat (18/3).
Peristiwa tersebut, terjadi pada Kamis (17/3) kemarin, sekitar pukul 10.30 Wita di Desa Tegallinggah Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali.
-
Dimana korban dibunuh? Keduanya sepakat untuk bertemu di indekos milik N yang berlokasi di Jalan Raya Perjuangan, Gang Kaum No 35, Kecamatan Teluk Pucung, Bekasi Utara dengan tarif Rp300 ribu sekali main.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Siapa yang membunuh korban? Jasad wanita berinisial R (34) ditemukan di Dermaga Ujung Pulau Pari dengan kondisi sudah membusuk pada 13 April 2024. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pelaku berinisial N yang diketahui memesan layanan Open BO dari R melalui aplikasi WeChat.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Bagaimana korban dibunuh? 'Dengan adanya perkataan dari korban tersebut maka pelaku menjadi sakit hati dan sangat kesal sehingga secara spontan pelaku membunuh korban dengan cara mencekik dan menjerat leher korban dengan tali sepatu sehingga korban meninggal dunia,' jelas Wira.
Kronologinya, pada Rabu (16/3) sekitar pukul 13.00 Wita, saat itu anak korban bernama I Wayan Sukadana bersama cucu korban Made Edi Gunawan dan keluarga lainnya melaksanakan persembahyangan ke Pura Kawitan di Tegallinggah Kaja.
Sedangkan, kedua korban tidak ikut atau tinggal berdua di rumah. Lalu, sekira pukul 17.00 Wita, keluarga korban pulang ke rumah dan melihat kedua korban tiduran di Bale Gede atau Bale Adat Bali dan karena tidak merasa curiga, maka I Wayan Sukadana pergi ke kebun atau kandang sapi untuk memberi makan ternaknya.
Kemudian, sekitar pukul 18.30 Wita saksi melihat kedua korban muntah-muntah dan oleh saksi Made Edi Gunawan, kedua korban dilarikan Rumah Sakit Umum (RSU) Tabanan."Dan oleh dokter jaga, kedua korban di diagnosa mengalami keracunan," imbuhnya.
Selanjutnya, pada Kamis (17/3) sekitar pukul 02.00 Wita, korban I Nyoman Wetra dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan, Ni Nengah Lastri masih menjalani perawatan atau opname di RSU Tabanan.
"Kedua korban diduga mengkonsumsi racun tikus dengan cara menaburkan serbuk racun tikus di atas roti sisir lapis dua. Kemudian, roti sisir dibagi dua dan dimakan oleh kedua korban," jelasnya.
Sementara, dari keterangan istrinya atau korban Ni Nengah Lastri pada Selasa (15/3) sekitar pukul 11.00 Wita, disuruh oleh suaminya atau korban I Nyoman Wetra untuk membeli racun tikus dan sebungkus roti sisir lapis dua di warung milik Ni Luh Wayan Kompiang yang berjarak 10 meter dari rumah korban.
Lalu, pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.00 Wita, korban I Nyoman Wetra menaburkan racun tikus di atas roti sisir lapis dua. Kemudian, dibagi dua yaitu sebagian dimakan oleh korban I Nyoman Wetra dan sebagian dimakan oleh korban Ni Nengah Lastri.
Selanjutnya, mereka berdua tidur di Bale Adat Bali dan pukul 18.30 Wita, kedua korban merasa mules atau sakit perut disertai mual- mual sehingga mengakibatkan muntah-muntah.
Dari keterangan, saksi Made Edi Gunawan bahwa kedua korban muntah-muntah dengan warna ke hitaman dan kelihatan lemas, maka dilarikan ke RSU Tabanan dan oleh dokter jaga dikatakan keracunan.
"Setelah dilakukan penanganan oleh dokter, kedua korban dapat berkomunikasi dan sewaktu ditanya mengatakan bahwa telah mengkonsumsi roti yang ditaburi racun tikus. Karena, kondisi memburuk maka korban I Nyoman Wetra dinyatakan meninggal dunia dan korban Ni Nengah Lastri menjalani opname," ujarnya.
Kemudian, dari keterangan saksi Ni Luh Wayan Kompiang, pada Selasa (15/3) sekitar pukul 11.00 Wita, korban Ni Nengah Lastri membeli racun tikus sebanyak dua bungkus dan sebungkus roti sisir lapis dua di warungnya. Saat itu, korban Ni Nengah Lastri mengatakan membeli racun tikus karena disuruh oleh suaminya I Nyoman Wetra untuk membunuh tikus karena dirumahnya banyak ada tikus.
Selain itu, dari keterangan anak korban I Wayan Sukadana mengatakan, tidak mengetahui penyebab kedua korban nekat mengonsumsi racun tikus. Karena selama ini, kedua korban tidak pernah mengeluh atau mempunyai permasalahan keluarga.
"Dengan adanya kejadian tersebut, pelapor I Wayan Sukadana yang merupakan anak dari kedua korban, menyatakan menerima kematian korban sebagai musibah dan tidak mengizinkan untuk dilakukan autopsi," ujarnya.
AKP Artadana menyebutkan, untuk motifnya dari kemarin pihaknya mencoba meminta keterangan dari cucunya dan juga berkomunikasi dengan korban Ni Nengah Lastri tidak ada menyampaikan permasalahan atau apa.
"Cuma dia bilang, suaminya itu sebelum meninggal sempat dilakukan perawatan sempat ditangani dan sempat diajak komunikasi dan bilang, saya khilaf mata, cuma gitu saja jawabannya," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa korban I Nyoman Wetra sempat mengalami penyakit kencing batu tapi sudah sembuh setelah menjalani perawatan.
"Saya tanya sama istrinya yang dirawat dia bilang tidak ada permasalahan, cuma disuruh (beli racun tikus) dan diajak minum, cuma begitu saja makan roti dicampur racun tidak ada ngomong apa-apa," ujarnya.
"Dulu korban perna menderita kencing batu. Tapi sudah sembuh memang aktivitas selama ini karena memang sudah umur aktivitasnya di pekarangan rumah saja dan tidak ada sakit lain dari dari keterangan keluarga. Saat ini korban sudah di rumah duka," ujarnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika kebakaran kedua balita malang tersebut sedang tertidur dengan kondisi rumah dikunci dari luar
Baca SelengkapnyaSuasana hangat terasa di salah satu desa di Gunungkidul saat Iduladha.
Baca SelengkapnyaPria ini tinggal di gubuk yang terletak di tengah kebun jati milik seorang warga bersama anaknya.
Baca SelengkapnyaKorban diduga merupakan mantan Bupati Jembrana, Bali, periode 1980-1990 yaitu Ida Bagus Ardana dan istrinya, Bu Ardana
Baca SelengkapnyaSekilas bentuk batu mirip atap tenda hajatan yang memanjang. Kabarnya, bentuk ini dikaitkan dengan kejadian pemilik pesta pernikahan yang mendapat kutukan.
Baca SelengkapnyaKedua korban yang semuanya perempuan, BY (3) dan UM (2), mengalami luka gigitan, cakar, dan memar akibat ulah pelaku.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berulang kali menjadi sorotan, masih ada saja sapi-sapi yang digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Solo.
Baca SelengkapnyaSebuah keluarga yang memiliki dua bocah perempuan terpaksa harus tinggal di kampung mati tengah hutan dan setiap hari makan nasi pakai garam.
Baca Selengkapnya