Pasutri dipertemukan dengan 5 anak ditelantarkannya di RS Polri
Merdeka.com - Pasangan suami-istri Utomo Purnomo dan Nurindria Sari, mendatangi Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat (22/5). Pasangan suami-istri yang menelantarkan lima anaknya itu langsung dibawa ke dalam ruangan Poliklinik Eksekutif bersama pihak Rs Polri.
Pantauan merdeka.com, keduanya tiba ke RS Polri pada pukul 09.35 WIB. Mereka menaiki mobil Avanza berwarna abu-abu bersama petugas polisi. Wajah mereka ditutupi dengan kain, sedangkan Utomo mengunakan ikat kepala berwana putih.
Utomo menggunakan kaos berwarna putih dan celana berwarna coklat, sedangkan Nurindria memakai kemeja berwarna biru muda dan celana hitam. Mereka terlihat berbincang dengan pihak Rs Polri. Namun, para awak media tak diperbolehkan oleh sekuriti untuk mewancarai keduanya
-
Mengapa orangtua menitipkan anak? Menitipkan anak kepada pengasuh, kerabat, atau di tempat penitipan seperti daycare sudah menjadi praktik umum di kalangan orangtua. Hal ini sering kali dilakukan karena tuntutan pekerjaan yang membuat orangtua tidak bisa selalu berada di rumah untuk mendampingi anak.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Mengapa anak-anak disekap di sekte ini? Anak-anak tersebut diduga digunakan sebagai buruh murah. Selain itu, ditemukan kuburan yang tidak terdaftar yang diduga adalah kuburan bayi.
-
Bagaimana orang tua pelaku dan korban menyelesaikan kasus penganiayaan anak SD? “Pihak keluarga pelaku sanggup mengganti rugi biaya pengobatan kepada korban,“ terang Kasat Reskrim Polres Jombang, Selasa (27/6/2023)
-
Siapa yang ditangkap dan dipelihara? Dahulu pernah ada orang dari suatu daerah berhasil menangkap burung jalak lawu ini untuk dijadikan burung peliharaan. Awalnya tidak terjadi apa-apa pada orang yang menangkap burung ini. Namun, ketika sampai di tengah perjalanan. As mobil orang tadi tiba-tiba patah secara misterius.
Kemudian tak selang lama, Utomo masuk dalam ruangan pasien bersama pihak Rs Polri. Akan tetapi sebelum masuk, Utomo melambaikan tangan ke para awak media dengan wajah tersenyum.
Sementara saat dihubungi merdeka.com, Sekjend KPAI Erlinda mengatakan, bahwa pertemuan orangtua dengan lima anak dalam kasus penelantaran anak akan dilakukan di Rs Polri pada Jumat (22/5) hari ini. Bahkan, kata Linda, pertemuan tersebut bagian dari penyidikan kasus penelantaran anak itu.
"Mau tidak mau harus dilakukan, tapi dilakukan dengan sangat berhati-hati. Dengan pendampingan psikologi, pekerja sosial, dan pendampingan dengan orang yang pertama kali dekat dekat dengan kelima anak pada saat evakuasi," ujarnya.
"Pendampingan ini saya anggap tanggung jawab moral saya. Jadi mungkin nanti dari proses penyidikan sampai peradilan KPAI akan tetap berkomitmen untuk mendampingi," sambungnya.
Sebelumnya, Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Heru Pranoto mengatakan, pada Jumat (22/5), polisi akan akan mempertemukan orang tua dengan para anak-anaknya yang diterlantarkan. Pertemuan ini untuk memenuhi permintaan dokter dan psikolog.
"Hari Jumat nanti pemeriksaan anak lanjutan dengan dipertemukan menghadirkan kedua orangtua. Pertemuannya akan dilakukan di RS Polri Kramat Jati," ujar Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Heru Pranoto, di kantornya, Jakarta, Rabu (20/5).
Meski demikian, Heru mengaku belum tahu apa maksud pertemuan ini. "Saya memperkirakan kegiatan itu dilakukan guna melihat reaksi anak ketika berjumpa dengan orang tuanya. Pemeriksaannya apakah mereka melakukan proses observasi, atau ditemukan (dengan) orang tua sebagai observasi, saya belum tahu tujuannya," ujar dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyidik yang telah mendapatkan adanya unsur pidana dalam tewasnya empat bocah inisial VN berusia 6 tahun, S 4 tahun, A 3 tahun, dan A 1 tahun.
Baca SelengkapnyaKasus kematian Vina Cirebon kembali dibuka dengan tersangka tunggal Pegi Setiawan yang sebelumnya buron 8 tahun.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, keempat korban merupakan anak dari P dan D.
Baca SelengkapnyaP juga ada di rumah tersebut, dengan tangan terluka dan berdarah.
Baca SelengkapnyaSaat ini 12 anak penghuni panti asuhan sedang menunggu hasil tes kesehatan dan konseling psikis.
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, keluarga korban dua balita ini berada di Solo dan satu lagi di Papua.
Baca SelengkapnyaDia bercerita, sudah terpisah dengan sejak sang anaknya berusia 2 tahun.
Baca SelengkapnyaDia bercerita, sudah terpisah dengan sang anaknya, sejak anaknya berusia 2 tahun.
Baca SelengkapnyaKondisi Panca Darmansyah (40) ayah pembunuh empat bocah dengan sadis di Jagakarsa mulai membaik.
Baca Selengkapnya