Patung bikin hubungan Bupati Purwakarta dan ormas Islam tak mesra
Merdeka.com - Pada kepemimpinan Bupati Dedi Mulyadi, Purwakarta 'disulap' menjadi wilayah berkesenian budaya sunda dan banyaknya patung-patung dibangun menghiasi jalan yang ada di wilayah tersebut.
Tidak sedikit orang memprotes kebijakan Dedi. Karena langkahnya itu dianggap musyrik oleh sebagian tokoh agama. Namun, Dedi menilai hal tersebut kembali kepada orang itu bagaimana menyikapi sebuah patung.
"Persoalan niat menambah patung itu bagaimana sudut pandangnya patung tersebut. Menurut saya, seberapa banyak patung itu dibutuhkan, berapa nilai estetika, nilai branding Purwakarta dan daya tarik keinginan orang ke Purwakarta," kata Dedi saat ditemui merdeka.com di rumah dinasnya di Purwakarta, Kamis (17/3).
-
Batu apung Purwakarta itu apa? Wisatawan bisa mengasingkan diri sejenak dari hiruk pikuk kota yang menyita energi.
-
Dimana lokasi Batu apung Purwakarta? Destinasi ini cocok dikunjungi oleh para pecinta alam maupun Anda yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Wisatawan bisa mengasingkan diri sejenak dari hiruk pikuk kota yang menyita energi.
-
Dimana patung ditemukan? Patung kepala marmer itu ditemukan saat proyek pengerjaan Mauseloum Augustus dan Piazza Augusto Imperatore di kota Roma, di mana sisi timur area ini sedang dalam pengerjaan.
-
Di mana patung ditemukan? Tim arkeolog dari Universitas Batman melakukan penggalian di situs bersejarah Kelenderis, terletak di Aydıncık, Provinsi Mersin, Turki.
-
Mengapa patung Bung Karno dipasang di Omah Petroek? Sekretaris DPD PDIP DI Yogyakarta Totok Hedi Santoso mengatakan bahwa pemasangan patung Bung Karno di Omah Petroek menjadi cara semua pihak untuk mengingatkan generasi muda tentang pentingnya toleransi.
-
Kenapa Dedi Mulyadi memilih untuk menerapkan norma dan etika Sunda di Purwakarta? Mengutip Wikipedia, Dedi saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta pernah menerapkan kebijakan tentang etika dan kebudayaan Sunda.
Dedi mengungkapkan, orang yang menuduh dirinya syirik dan sempat menghalang-halangi kegiatannya di berbagai tempat adalah orang yang tidak paham dengan konstitusi.
"Menurut saya kan sudah jelas negara kan punya konstitusi. Pertanyaannya adalah ada enggak undang-undang yang melarang bikin patung, ada enggak patung itu perbuatan pidana," ujar Dedi.
"Ada enggak undang-undang yang melarang kebebasan berpendapat, berpikir yang saya sampaikan? kan enggak ada. Sekarang ini konstitusi dikalahkan oleh persepsi," sambung Dedi.
Baginya, orang-orang yang tidak suka kepada dirinya dilatarbelakangi politik semata bukan pada tataran agama semata.
"Ya itu lah orang yang enggak suka dengan cara berpikir saya. Orang yang enggak suka politik yang saya jalani. Orang yang kalah juga dalam politik menggunakan institusi persepsi agama menjadi sentimen individu, yang menanggap konstitusi untuk kepentingan politiknya," ucap Dedi.
Dedi menampik bahwa dirinya memiliki masalah terhadap ormas-ormas Islam. Baginya perbedaan cara berpikir adalah hal yang wajar dan tidak menjadi persoalan yang meluas kepada sebuah organisasi.
"Saya enggak ada masalah pribadi dengan ormas, yang ada ialah perbedaan gagasan pandangan. Itu saja," ucapnya.
"Saya memandang Islam bisa diterjemahkan sebagai nilai nilai keadilan, memberikan penghargaan kepada orang, tapi orang lain enggak bisa," imbuhnya.
"Saya juga memandang Islam dengan nilai-nilai keadilan, pemerintah demokratis, orang miskin diurus, sampah ditata, itu syariat Islam. Orang lain menanggap itu bukan syariat Islam," sambung Dedi.
"Institusi negara dikalahkan kelompok. Masa polisi dikalahkan oleh laskar," ucap dia.
Menurutnya, di Indonesia keimanan seseorang hanya diukur dari cara berpakaian dan tata bahasa saja. Tidak melihat seberapa jauh aplikasi nilai-nilai agama diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
"Karena keimanan kita simbolistik, keimanan kita diukur oleh pakaian, keimanan kita diukur oleh bahasa, keimanan kita diukur oleh ormas. Mungkin karena saya tidak ikut ormas dianggap bukan bagian dari mereka. Saya kalau keluar kota masih dikejar-kejar ormas islam," kata Dedi.
Dedi juga mengungkapkan di balik keputusannya yang sering mengeluarkan Perbup yang terbilang unik. Di antaranya, peraturan bagi para pelajar di Purwakarta yang harus tidur siang di kelas, siswa tidak boleh jajan di sekolah dan tidak boleh membawa kendaraan sepeda motor ke sekolah.
"Kalau aturan siswa wajib tidur siang dan nggak boleh naik motor itu lahir dari ide original saya. Saya mengalami kontemplasi kehidupan yang lama, saya mengalami hidup seperti itu. Saya melihat ketika siswa masuk jam 7 pagi malah kesiangan. Ketika siswa jajan jajanan di sekolah banyak yang sakit. Ketika siswa bawa sepeda motor ke sekolah malah menjadi bandel," kata Dedi saat ditemui merdeka.com di rumah dinasnya di Purwakarta, Kamis (17/3).
Menurut Dedi, siswa yang bangun lebih awal bisa menyerap pelajaran secara maksimal dan bisa menyempatkan untuk berolah raga.
"Sebab itu saya wajibkan masuk jam 6 pagi. Jadi siswa tidurnya lebih awal dan bangunnya lebih pagi, subuh sudah bangun, habis solat subuh otak fresh buat belajar. Maka saya geser masuk lebih awal siswa di sini," ujarnya.
"Alhasil sekarang sekarang badan para siswa segar, jarang yang sakit, bugar," imbuhnya.
Begitupun jajanan di sekolah, sambung Dedi, bayak siswa masuk ke rumah sakit. Pedagang pakai minyak jelantah, mereka dapat untung banyak sedangkan siswa pada sakit akibat jajanan yang tidak bersih.
"Kalau bawa bekal dari rumah kan hubungan anak dan ibu menjadi akrab, siswa jadi sayang kepada ibunya, nanti dikenang masakan ibunya yang enak kalau dia menjadi orang sukses," tuturnya.
Dedi menambahkan, Ibunya juga bisa bangun pagi buat bikin sarapan anaknya. Anaknya kembali menyukai makanan ibu, pola hidup sehat, jalan kaki. Naik sepeda atau jalan kaki ke sekolah.
Soal larangan siswa bawa sepeda motor, Dedi mengatakan ironis melihat para siswa yang tidak taat pada aturan lalu lintas. Baginya itu hal yang sangat membahayakan jiwa.
"Ini negeri enggak pakai standar. Umur 9 tahun berempat mengendarai sepeda motor. Enggak pakai helm, kebut-kebutan. Ini harus segera dibenahi, apa negeri ini mau terus-terusan dengan orang berperilaku seperti itu. Makanya siswa di sini nggak boleh bawa sepeda motor ke sekolah," tegasnya.
"Kita jadi anak dulu sewaktu kecil, bapak kita ngajarin dengan tegas, karena itu kepemimpinan yang saya miliki berkat pendidikan orang tua," ucapnya.
Semisal, sambung Dedi, untung bapak gebukin saya dulu saya bandel, kalau enggak didik secara tegas dan benar, bisa jadi gembel sekarang.
"Pemimpin harus tegas enggak harus dari militer, masih banyak orang sipil konsisten yang tegas kok," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah suasana panas yang terjadi antara PBNU dan PKB ini, keponakan Gus Dur justru membagikan potret lawas Ketum PBNU Gus Yahya bareng Ketum PKB Cak Imin.
Baca SelengkapnyaUstaz Syafiq Riza Basalamah buka suara terkait penolakan kedatangan dalam pengajian di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya.
Baca SelengkapnyaBahkan perusahaan pengelola tambang pun disebut Bahlil awalnya tidak mampu mengelola tambang.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang yang tiba-tiba melakukan perusakan dan membakar posko ormas lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat massa 02 hendak masuk ke area Patung Kuda yang berada Jalan Medan Merdeka Barat, terjadi pelemparan dari arah pendukung 01
Baca SelengkapnyaBPIP Yudian Wahyudi Kembali menjadi sorotan publik usai membuat aturan bagi Paskibraka putri yang beragama Islam melepas jilbab saat pengukuhan di IKN.
Baca SelengkapnyaKemenag Surabaya akan berkoordinasi dengan Kepolisian saat di singgung apakah akan mengeluarkan larangan resmi terhadap Ustaz Syafiq berceramah di Surabaya.
Baca SelengkapnyaWanita berinisial MS di dalam video tersebut diduga melarang sekelompok orang melakukan aktivitas ibadah karena tidak memiliki izin.
Baca SelengkapnyaHubungan antara PKB dengan PBNU menjadi panas karena ada yang membuat kisruh.
Baca SelengkapnyaSebelum keduanya berkonflik, ternyata masa muda Cak Imin dan Gus Yahya pernah saling akrab
Baca SelengkapnyaPotret lawas Ketum PBNU Gus Yahya bareng Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin diunggah Gus Ipang di tengah suasana panas antara PBNU dan PKB.
Baca Selengkapnya