Patung lembu tunggangan Dewa Siwa ditawar Rp 60 miliar
Merdeka.com - Selain nilai historis yang cukup tinggi, meski berukuran kecil, benda purbakala juga memiliki nilai jual 'selangit.' Contohnya, arca peninggalan Dinasti Syailendra dan wangsa Sanjaya, patung Maha Nandi.
Di Singapura, patung berbentuk sapi ini, pernah ditawar Rp 60 miliar. Wow, harga yang cukup fantastis!
Dan kali ini, hari Sabtu-Minggu, masyarakat Kota Pahlawan, berkesempatan untuk melihat arca berusia 1.400 tahun itu di Hotel Meritus Jalan Basuki Rahmad, Surabaya, Jawa Timur.
-
Mengapa artefak ini penting? Dalam sebuah pernyataan pers, Universitas Innsbruck mengatakan relik ini memiliki makna luar biasa karena kelangkaannya di antara artefak Kristen awal.
-
Mengapa artefak penting? Situs arkeologi Sinauli telah menjadi target penggalian arkeologi sejak 2005 dan salah satunya ditemukan pemakaman berisi 120 kuburan, yang sebagian besar milik orang dengan status tinggi, kemungkinan pejuang atau pemimpin.
-
Mengapa artefak tersebut penting? 'Artefak ini adalah karya unik Bogazkoy. Untuk pertama kalinya, kita dihadapkan pada sebuah karya yang dihias dengan pemandangan yang dibuat dengan begitu rumit dan indah.
-
Kenapa Langgar Merdeka jadi cagar budaya? Tahun 2012 Langgar Merdeka ditetapkan menjadi cagar budaya. Penetapan ini dilakukan untuk melindungi bangunan asli.
Bagi, kolektor benda-benda bersejarah, bisa coba-coba menawar, tapi jangan kecewa kalau uang Anda ditolak. Sebab, patung terbuat dari perunggu itu tidak diperjualbelikan.
"Arca Maha Nandi ini pernah ditawar Rp 60 miliar. Berdasarkan taksiran balai lelang di Singapura, kisaran harganya antara USD 2 juta dolar USD 6 juta. Kalau kurs-nya 1 dolar sama dengan Rp 10 ribu, kan mencapai Rp 60 miliar nilainya," terang pemilik arca Maha Nandi, Johan Jan, Sabtu (29/9).
Dalam gelar pameran barang purbakala ini, Johan yang sekaligus penyelenggara pameran, juga menyebut patung ukuran panjang 15 cm, lebar 10 cm dan tinggi sekitar 7 cm dengan berat 1,4 kilogram itu, menjadi masterpiece di antara semua patung purbakala yang dipamerkan, yaitu puluhan candi dan patung.
"Maha Nandi ini, sekarang sudah masuk kategori benda cagar budaya yang harus dilestarikan, bukan untuk diperjualbelikan," terang Johan yang juga dari Lembaga Motivator Total Quality Indonesia (MTQI) itu.
Untuk itu, pemerintah Indonesia memberi hak kepada MTQI untuk menyimpan dan merawat benda bersejarah tersebut.
Sekadar informasi, Arca Maha Nandi ini ditemukan sekitar tahun 1998 oleh almarhum Poen Tjie Djang, seorang warga kampung di sekitar daerah Candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.
Penemuan patung sapi ini bisa dikatakan kebetulan. "Saat menemukan patung tersebut, Poen sedang menggali tanah untuk pondasi bangunan rumah. Kemudian oleh Poen, patung tersebut disimpan begitu saja," kenang Johan.
Medio 2008, arca berbentuk sapi atau lembu hitam dengan ekor dan kepala menengadah itu, diberikan ke keluarga Yan Tek Hao, selanjutnya diwarisi oleh Johan.
"Selanjutnya, patung ini saya laporkan ke Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, yang diteruskan dan diteliti oleh ahli arkeolog," lanjut dia menerangkan.
Selama tiga tahun lebih arca Mega Nandi diteliti. Diketahui, kalau arca itu terbuat dari perunggu dan satu di antara barang purbakala yang dibuat pada masa Kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia.
Nandi berarti lembu. Dalam kasusastraan Hindu, Lembu dikenal sebagai kendaraan Dewa Siwa. Hal ini bisa dilihat dari bekas tanah yang menempel pada tubuh arca tersebut dan tidak bisa diperbaiki.
Selain itu, arca sapi itu juga terdapat ukiran emas di bagian punggung yang letaknya tidak beraturan. Begitu juga pada bagian leher dan tempat tumpuan arca. Ukiran itu menunjukkan sebagai baju atau aksesoris pada 'Nandi' untuk menyatakan bila dia adalah hewan suci.
Saat di x-radiograph, di dalam arca terdapat titik yang tidak tertembus sinar. Titik itu berbentuk bulat, dan diyakini sebagai relice, yaitu sisa pembakaran dari jenasah orang suci atau darma dalam kepercayaan Budha.
"Orang yang di abu jenasahnya ada relice, ukurannya besar, berarti dia adalah orang yang sudah reinkarnasi sebanyak lima hingga enam kali dan selalu menjadi orang yang banyak berdarma," lanjut Johan.
Kini arca Mega Nandi diakui sebagai barang cagar budaya yang harus dilindungi dan telah ditetapkan dalam Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010.
"Sesuai undang-undang itu, kami mendapat hak itu menyimpan dan merawatnya. Saat ini kami sudah sediakan tempat khusus, dan suhu khusus untuk menyimpannya," pungkas dia. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arca ini mengingatkan pada sosok Parwati atau Uma, istri Siwa
Baca SelengkapnyaPeninggalan yang menarik adalah situs batu yang dipercaya merupakan kendaraan Dewa Siwa dalam kebudayaan Hindu di India.
Baca SelengkapnyaKonon, arca yang berasal dari era Jawa Kuno ini tak tertandingi keindahannya.
Baca SelengkapnyaBedug ini dibuat dari kayu meranti merah gelondongan berusia 300 tahun.
Baca SelengkapnyaArtefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan memberikan kemudahan bagi izin pameran lukisan impor. Antara lain lukisan impor yang berhasil dilelang dapat langsung diproses.
Baca SelengkapnyaHarga Monumen Nasional (Monas) jika dijual ternyata nilainya fantastis.
Baca SelengkapnyaDiduga pada abad ke 8-9 Masehi peradaban di tempat itu sudah sangat maju.
Baca SelengkapnyaPeninggalan batu megalitik setinggi 4,5 meter ini merupakan bukti sejarah dari keberadaan Suku Napu, Besoa, dan Bada yang sudah menempati Lembah ini sejak lama.
Baca SelengkapnyaSitus ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.
Baca SelengkapnyaArca Manjusri merupakan salah satu peninggalan leluhur yang mengagumkan
Baca SelengkapnyaMisteri Batu-Batu Besar Berwajah Mirip Manusia di Sulawesi Berusia Lebih dari 2.000 Tahun
Baca Selengkapnya