Patung 'Survival' peringati 8 tahun Lumpur Lapindo Sidoarjo
Merdeka.com - Mimpi seniman kontemporer asal Tegal, Jawa Tengah, Dadang Kristanto menjadi kenyataan. Selama enam tahun memendam hasrat menggelar pameran instalasi patung di atas tanggul Lumpur Lapindo Sidoarjo, terlaksana di peringatan delapan tahun tragedi luapan lumpur di Kota Udang, sebutan Sidoarjo.
Seniman yang kerap bolak-balik Indonesia-Australia ini mengungkap, butuh satu bulan untuk mempersiapkan dan membuat 110 patung berbahan semen yang akan dipasangnya di atas tanggul Lumpur Lapindo.
"Karena cetakannya hanya ada empat untuk dua pasangan, maka saya butuh satu bulan untuk membuat 110 patung ini," kata Dadang di area tanggul Lumpur Lapindo, Desa Siring, Porong, Sidoarjo, Selasa (28/5).
-
Apa tema pameran visual? Tujuh belas karya visual hadir dalam sebuah presentasi kolektif pada 15-17 November 2023 di Café Sirkel de Koffie Yogyakarta.
-
Apa yang dipamerkan seniman? Kedua belas seniman bergiliran menampilkan karya mereka di empat studio seni langsung per bulan selama tiga bulan ke depan.
-
Dimana karya seni ini akan dipamerkan? Sotheby's berencana untuk memamerkan karya 'Comedian' sebelum lelang yang dijadwalkan berlangsung di markas besar mereka di New York pada tanggal 20 November mendatang.
-
Dimana pameran visual diselenggarakan? Tujuh belas karya visual hadir dalam sebuah presentasi kolektif pada 15-17 November 2023 di Café Sirkel de Koffie Yogyakarta.
-
Apa gambar dekoratif itu? Gambar dekoratif adalah kreasi gambar yang ditambahkan untuk memberikan nilai estetika.
-
Kapan proyek ini dimulai? Proses penghidupan kembali quagga ini dilakukan melalui The Quagga Project, yang dimulai pada 1987.
Dia juga mengatakan, pameran yang digelarnya ini adalah berkaitan dengan tragedi Lumpur Lapindo pada 29 Mei 2006 silam.
"Karya ini saya beri judul: Survival. Sudah enam tahun saya merencanakan pameran instalasi ini. Karya ini seperti kenyataan bagi saya, karena ide dari karya ini ada di Lapindo," katanya.
Terkait anatomi patung berbahan semen yang berdiri dengan kedua tangan tengadah, serta beberapa di antaranya membawa boneka dan perabotan rumah tangga, Dadang mengatakan, kalau seseorang ingin menggali lumpur yang ada di Sidoarjo ini, maka mereka akan menemukan semua barang-barang berharga milik warga yang menjadi korban.
"Saya membuat ini berdasarkan anatomi orang Indonesia. Dulu saya pernah membuat patung yang sama tapi berdasarkan anatomi orang barat, yaitu dada dan punggungnya lebar atau besar. Tapi saya ingin anatomi orang Indonesia, karena idenya dari Lapindo ini."
"Inspirasi bentuk patung ini, berasal dari patung Budha yang saya lihat di Borobudur. Kemudian tangan menengadah, saya ingin menggambarkan, kalau orang berdemonstrasi, tangannya berada di depan saat membawa spanduk, kemudian saat berduka cita, atau ketika seorang bapak membawa jenazah anaknya ke area pemakaman, tangannya selalu begini, ada di depan menggendong jenazah anaknya, jadi ini adalah kondisi real," beber dia.
Dadang tidak menampik, kalau karyanya ini bernuansa politik. Karena menurutnya, setiap perbuatan berkaitan dengan politik. "Itu (politik) tidak bisa dihindari. Saya di sini juga untuk memperingati delapan tahun Lumpur Lapindo. Kalau dikatakan ada muatan politik atau tidak, semuanya selalu bernuansa politis, saya tidak bisa mengatakan kalau saya apolitis, itu omong kosong," tegasnya.
Lalu, Dengan berharap, pemerintah segera menyelesaikan masalah Lapindo ini hingga tuntas. Pemerintah tidak perlu lagi menggantung harapan warga dalam peta terdampak, yang belum mendapatkan ganti rugi secara utuh.
"Harapannya adalah hubungannya dalam kemanusiaan, kalau kita ngomong Lapindo, kita akan ngomong masalah kemanusiaan. Secara otomatis ini (instalasi patung) akan mewakili korban Lapindo. Pemerintah, seharusnya segera menyelesaikan masalah ini sampai tuntas," tandas dia. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Patung ini juga menggambarkan semangat melalui sikap tangan yang menunjuk ke depan, mengarah ke utara, tepatnya ke Bandar Udara Internasional Kemayoran.
Baca SelengkapnyaPembersihan ini menjadi upaya konservasi atau penyelamatan objek cagar budaya yang memiliki nilai sejarah terhadap perkembangan Jakarta.
Baca SelengkapnyaPrabowo berjanji akan memajang lukisan tersebut di Istana Kepresidenan.
Baca SelengkapnyaMuseum ini dibangun untuk mengenang seluruh jasa para pejuang Palembang yang diinisasi dari berdirinya monumen perang lima hari melawan tentara Belanda.
Baca Selengkapnyasitus ini ditemukan secara tidak sengaja oleh kelompok transmigran pada 1957.
Baca SelengkapnyaRumah persegi empat ini memiliki ciri khas berbentuk panggung dengan tinggi kurang lebih 1 hingga 2 meter yang terletak di Desa Kenali.
Baca SelengkapnyaPameran yang berjudul "Patung dan Aktivisme" ini menceritakan sejarah kelam bangsa yang terjadi di masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi.
Baca SelengkapnyaUpacara tersebut merupakan rangkaian kegiatan Festival Merdekarst Klapanunggal sekaligus mempromosikan semangat peduli terhadap kelestarian ekosistem karst.
Baca SelengkapnyaEkspresi Megawati Lihat Patung 'Banteng Dipanah' di Arena Rakernas V PDIP
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaMegawati langsung berjalan ke arah Monumen Penghilangan Paksa 1995-66, yang berada di halaman depan Museum Nasional.
Baca SelengkapnyaSeniman asal Palu lakukan aksi teatrikal sebagai bentuk empati terhadap para korban tragedi Kanjuruhan. Potretnya curi perhatian
Baca Selengkapnya