PDIP bela Mega diserang soal pidato 'Islam jangan jadi Arab'
Merdeka.com - Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Habil Marati mengecam pidato Ketum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menyebut kalau mau jadi orang Islam, jangan jadi orang Arab' pada peringatan HUT PDIP ke-44. Megawati dinilai tidak paham posisi agama dalam perspektif penciptaan manusia.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Perreira memberikan pembelaan terhadap Megawati. Andreas menegaskan pernyataan Mega tidak hanya bicara soal agama Islam, tapi juga agama lain. Apalagi pidato Mega itu, kata dia, merupakan kutipan dari ayahnya yang juga Presiden RI pertama, Soekarno.
"Bu Mega enggak mengatakan tentang Islam atau hanya Islam. Bu Mega juga bicara tentang Hindu dan India, Kristen dan Yahudi, yang beliau kutip dari Bung Karno," kata Andreas saat dihubungi merdeka.com, Jumat (13/1).
-
Apa agama Jenderal Andika Perkasa? Sebelum menikah, Andika Perkasa merupakan seorang yang beragama Katolik. Namun ia memutuskan untuk memeluk Islam seperti Istrinya.
-
Kenapa Soeharto menentang perselisihan agama? “Saya menentang keras perselisihan agama. Pancasila telah menetapkan dalam sila pertamanya: Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu tidak khusus untuk satu kepercayaan agama.”
-
Bagaimana Islam menyebar di Indonesia? Penyebaran Islam di Indonesia pun cukup luas mulai dari Jawa hingga Sumatera, Sulawesi hingga Papua, dan dari pulau-pulau kecil di timur hingga pulau-pulau besar di barat, Islam telah meresap dalam kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
-
Apa yang Gus Baha tegaskan tentang Islam di Jawa? 'Wali Songo memang memulai penyebaran Islam yang meluas, tetapi secara keseluruhan, Islam sudah ada sebelumnya,' jelasnya.
-
Siapa tokoh utama penyebar Islam di Jawa? Maulana Malik Ibrahim: Dikenal sebagai penyebar Islam pertama di Pulau Jawa, Maulana Malik Ibrahim juga dikenal dengan nama Kakek Bantal.
-
Kenapa Nella Kharisma diisukan mualaf? Namun, setelah menikah dengan Dory Harsa, Nella beberapa kali menjadi perbincangan terkait kemungkinan penerimaan agama Islam (mualaf). Isu tersebut muncul karena beberapa unggahan media sosialnya yang tampak memberikan petunjuk tentang agamanya.
Andreas menduga Habil tidak memahami konteks pidato Megawati yang berbicara tentang banyak aspek. Mulai dari sejarah peradaban manusia, keberagamaan agama dan budaya serta masalah kebangsaan.
"Saya duga beliau tidak paham konteks pidato Ibu Mega yang bicara tentang sejarah peradaban manusia, agama, budaya dan kebangsaan," tegasnya.
Anggota Komisi I DPR ini membantah sindiran Habil bahwa Megawati telah melecehkan agama dan Pancasila. Dia mengklaim Presiden ke-5 RI itu justru sangat memahami seluk beluk dan nilai luhur dalam Pancasila.
"Bu Mega sangat paham tentang Pancasila; sejarah lahirnya, nilai-nilai etik - moral nya, dan spiritnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Pidato politik Ketum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada peringatan HUT PDIP ke-44 menuai kecaman. Salah satunya berasal dari Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Habil Marati.
Politikus asal Sulawesi Tenggara ini menyindir pidato Megawati yang menyebut 'kalau mau jadi orang Islam, jangan jadi orang Arab'.
Menurutnya, Megawati tidak paham posisi agama dalam perspektif penciptaan manusia, bahwa agama Islam bukan budaya Arab. Atas hal itu, Megawati dinilai tidak paham agama.
"Megawati tidak paham Agama, dan tidak tau beragama. Islam turun di tanah Arab dan pada orang Arab, tapi Allah mengutus Nabi Muhammad bukan untuk mewakili orang Arab dan tanah Arab dalam kenabiannya. Nabi Muhammad mewakili seluruh umat manusia sepanjang zaman," ujar Habil Marati di Jakarta, Kamis (12/1).
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaMenag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.
Baca Selengkapnya"Jadi nggak boleh merasa kecil, sama-sama punya saham kok, yang beda kan devidennya saja, nah pembagiannya itu dibuat harus proporsional," kata Menag Yaqut.
Baca SelengkapnyaSelama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaMahfud MD menekankan keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaDjarot menyebut PDIP tidak pernah mengajarkan bahwa Bung Karno adalah milik salah satu partai saja.
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.
Baca SelengkapnyaMegawati bahkan tertarik untuk berkenalan dengan raja jawa yang dimaksud oleh Bahlil.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menegaskan kepada Airin Rachmi Diany agar bersuara keras jika bergabung dengan PDIP dan menemukan kecurangan TSM.
Baca SelengkapnyaBasarah menilai, hal tersebut tidak menjadi tolak ukur untuk maju di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaKetua DPR Puan Maharani menegaskan bahwa Indonesia bukanlah negara untuk satu orang atau satu kelompok golongan
Baca Selengkapnya