PDIP Duga Kericuhan di Manokwari Ulah Tokoh Papua Merdeka Benny Wenda
Merdeka.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Komarudin Watubun, menyoroti masalah pengepungan mahasiswa Papua di Surabaya yang berujung kericuhan di Manokwari, Papua. Dia curiga, aksi itu ditengarai kelompok Benny Wenda, tokoh perjuangan Papua merdeka.
"Kan contoh begini, sekarang ada kelompok Benny Wenda cs lagi bergerak pertemuan di negara-negara pasifik. Nah waktu yang sama di dalam negeri juga bergejolak. Waktu yang sama, pertanyaan besar?" kata Komarudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8).
Komarudin merasa tak wajar melihat pengepungan mahasiswa Papua di asrama Surabaya yang dianggap begitu heboh. Menurutnya, itu menjadi pemicu warga Papua marah.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Kenapa honorer Jayapura protes? Mereka melakukan aksi pemalangan atau blokade jalan umum. Fakhiri, menegaskan akan menindak tegas oknum-oknum yang bertindak curang dalam proses seleksi penerimaan pegawai PPPK dan CPNS di Papua, sebagaimana yang menjadi polemik di Pemerintahan Kota Jayapura.
-
Kenapa Pemberontakan Batipuh terjadi? Pemberontakan ini sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap sistem tanam paksa oleh Belanda.
"Mengapa sampai berapa gawat, sampai asrama itu harus diserbu dengan aparat dengan alat lengkap seperti begitu, itu kan cuma berapa orang. Tetapi kenapa itu dibuat, didramatisir seolah-olah ini dunia sudah mau kiamat. Itu penyebab juga orang terbakar emosi," tuturnya.
"Lalu, apakah benar bendera yang jatuh ke selokan itu benar orang Papua yang buang? Saya tidak terlalu percaya, karena kita di sana kan sering-sering yang begitu-begitu, sudah biasa dengan lagu-lagu itu. Ini kan lagu-lagu lama yang biasa diganti penyanyi saja," sambungnya.
Komarudin menilai, tak mungkin terjadi kericuhan bila tak ada konsolidasi yang besar. Menurutnya, peristiwa itu adalah satu gerakan yang harus ditelisik. Dia ingin masalah di usut dari akar supaya api padam.
"Masa orang bicara monyet di Surabaya langsung di beberapa kota terjadi kebakaran. Jadi jangan kita sibuk untuk mengurus permukaan ya, asap, sibuk siram asap, tapi apinya tidak diurus," ujarnya.
Ia kemudian berkesimpulan bahwa pemerintah memang tidak serius mengurus Papua. Menurutnya, pemerintah belum punya formula ampuh menangani masalah Papua dengan baik. Komarudin harap, penanganan Papua dilakukan oleh orang tulus, tidak dimanfaatkan untuk isu-isu cari jabatan dan pangkat.
"Dulu sampai ada demo besar-besaran. Waktu saya langsung turun ke lapangan jadi saya tahu. Di depan Universitas Cenderawasih yang ada bunuh brimob, bunuh AU, yang beringas demonstrasinya. Tetapi ditangani juga secara sporadis. Begini sudah, ini paling satu minggu juga sudah lupa lagi," tutupnya.
Benny Wenda merupakan sosok pria Papua yang menjadi sorotan karena menginginkan kemerdekaan Papua. Benny diketahui tinggal di Inggris dan kerap kali melakukan tindakan nekat. Salah satunya menyerahkan petisi kemerdekaan Papua Barat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2017 lalu.
Petisi kemerdekaan itu langsung diserahkan oleh pemimpin gerakan Organisasi Papua Merdeka, Benny Wenda, kepada Komite Dekolonisasi PBB dijuluki 'C24', bertanggung jawab buat mengawasi perkembangan daerah bekas jajahan menuju kemerdekaan.
Benny yang selama ini tinggal dalam pengasingan di Inggris menyatakan kalau petisi itu ditandatangani oleh 70 persen warga Papua Barat, dan dibawa diam-diam ke markas PBB di New York, Amerika Serikat.
Kini Benny Wenda mendapat penghargaan Oxford Freedom of the City Award pada 17 Juli 2019. Tentu saja penghargaan itu dikecam oleh pemerintah Indonesia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAwalnya demo peringatan 1 Desember dilakukan mahasiswa Papua berjalan aman dan damai.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita tiga bendera Bintang Kejora yang memantik terjadinya pengepungan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaPenuh emosional, Megawati menegaskan saat ini dirinya menjadi provokator.
Baca SelengkapnyaKapolda NTT menyayangkan perbuatan oknum ormas tersebut terhadap mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMenurut Moeldoko, kericuhan tersebut merupakan emosi spontanitas dari massa.
Baca SelengkapnyaMegawati curiga, telah terjadi mobilisasi kekuasaan sehingga warga Jateng bungkam
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menggelar Rakernas V pada Jumat 24 Mei 202
Baca SelengkapnyaKNPB dan ULMWP merupakan organisasi yang berjuang untuk memisahkan Papua dari NKRI.
Baca SelengkapnyaVideo itu beredar di media sosial salah satunya diunggah akun instagram @dian_nusantara58.
Baca SelengkapnyaKepala kampugn di Kabupaten Intan Jaya dianiaya oleh anggota OPM.
Baca Selengkapnya