PDIP minta Kapitra Ampera laporkan pelemparan molotov ke polisi
Merdeka.com - PDI Perjuangan mengutuk keras aksi teror yang ditujukan kepada bakal calon legislatifnya Kapitra Ampera. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku telah meminta Kapitra untuk melaporkan teror tersebut kepada polisi. Aparat kepolisian diminta mengusut tuntas aksi teror terhadap Kapitra.
"Kami mengutuk keras tindakan-tindakan yang sembunyi tangan, tindakan yang tidak bertanggungjawab," kata Hasto di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta, Selasa (7/8).
"Dan tidak bisa dibiarkan, maka kami juga meminta Pak Kapitra segera melaporkan kami juga akan menjadi benteng bagi siapapun yang menerima tindakan teror," sambung dia.
-
Siapa yang ditugaskan PDIP untuk melobi PKB? Pada tanggal 8 Juni 2024 itu, saya ditugaskan oleh DPP PDIP untuk menjalin komunikasi dengan PKB. Saya lalu bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. PDIP dan PKB lalu bersepakat menjalin kerja sama di Pilkada Jakarta. PKB akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, kami meminta posisi wakil gubernur,' kata Basarah dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu (17/11).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Mengapa PDIP siap menjadi oposisi? Sebab, dia menyebut PDIP sudah terbiasa bertahan dalam berbagai iklim dan dinamika politik Tanah Air.
-
Siapa saja yang dilindungi Paspampres? Tugas Paspampres ini tidak hanya dilakukan untuk perlindungan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarga, namun juga kepada Tamu Negara setingkat Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan beserta keluarganya.
-
Apa keputusan politik yang akan diambil oleh PDIP? Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengatakan, partainya siap berada di dalam pemerintahan ataupun mengambil jarak dengan pemerintah sebagai oposisi.
PDIP akan pasang badan membela dan melindungi Kapitra. Menurutnya, mantan kuasa hukum Rizieq Syihab itu juga menyatakan tidak gentar mendapatkan aksi teror tersebut.
"Kapitra sendiri mengatakan tetap mengatakan kebenaran harus ditegakkan di atas kebenaran itu sendiri. Beliau tidak akan mundur sedikitpun terhadap berbagai tekanan-tekanan. Dia telah memutuskan bersama PDI perjuangan," ujarnya.
Diketahui, rumah Kapitra Ampera di Jalan Tebet Timur Dalam VIII, Jakarta Selatan, mendapatkan serangan teror bom molotov, Senin (6/8) malam. Mantan kuasa hukum pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Syihab, diperiksa tak lama setelah terjadi serangan teror.
"Iya sudah, saya sudah di BAP usai itu (pelemparan bom molotov)," kata Kapitra saat dihubungi, Selasa (7/8).
Kapitra menduga teror molotov ini terkait pencalegannya dari PDIP. Dugaan itu setelah dia merasa selama ini tak pernah mempunyai masalah dengan orang lain.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembakaran bendera itu terjadi saat demonstrasi yang digelar HMI.
Baca SelengkapnyaPDIP mencium ada upaya membegal partainya melalui Kongres PDIP yang bakal digelar dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaGerindra menyatakan akan menindak anggotanya yang melakukan perbuatan tercela.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan mengingatkan supaya jangan mengedepankan emosi dalam menerapkan demokrasi.
Baca SelengkapnyaBuntut pemukulan yang dilakukan, ketua DPC Gerindra Semarang dicopot dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaPDIP kembali memprotes keras tindak penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Mereka mendesak kasus tersebut diproses secara transparan.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Deddy Sitorus mendesak kepolisian untuk turun tangan menangkap para pelaku.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, jika Hasto ditangkap pihak kepolisian maka dirinya akan langsung datangi Listyo Sigit.
Baca SelengkapnyaKetua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani menanggapi soal rencana pelaporan Anggota DPR Terpilih Tia Rahmania ke Bareskrim
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan, aparat penegak hukum saat ini dipakai untuk mengintimidasi lawan politik.
Baca SelengkapnyaViral aksi pemukulan di jalan oleh pria yang ngaku-ngaku sebagai anggota Kopassus.
Baca SelengkapnyaRonny tidak mengungkapkan nama pihak yang diduga sebagai otak penyebaran spanduk tersebut, tetapi pelaku merasa terganggu ketegasan Megawati.
Baca Selengkapnya