Pecah piring, hancurkan dulu baru susun kembali
Merdeka.com - Permainan ini boleh jadi ada di seluruh daerah di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Anak-anak di Medan menyebutnya dengan "pecah piring".
Meski namanya pecah piring, bukan berarti para pemainnya memecahkan pinggan. Memang ada yang dihancurkan, yaitu susunan benda kecil tipis, semisal pecahan tempurung kelapa, keramik lantai, asbes, tutup botol, atau yang lainnya. Itu yang akan kita sebut sebagai "piring".
Jumlah kepingan "piring" yang digunakan dalam permainan ini bergantung kesepakatan. Banyaknya menentukan ketinggian susunan.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi piring terbang? Mempertimbangkan Waktu Meski terlihat sederhana, namun tradisi ini dilakukan dengan mempertimbangkan penghitungan waktu. Seluruh hidangan tidak diberikan pada tamu secara sekaligus. Namun, memiliki urutan tertentu. Beberapa daerah membaginya dengan hidangan pembuka dan makanan berat. Tujuannya adalah agar para tamu bisa menikmati hidangan satu per satu.
-
Apa tujuan tradisi piring terbang? Dikutip dari Surakarta.go.id, tata cara piring terbang ini memiliki beberapa keuntungan. Di antara keuntungan itu adalah para tamu tak perlu berdesak-desakan dan berebut saat saat mengambil hidangan. Dengan begitu pula para tamu tidak perlu berdiri saat menyantap makanan. Dengan cara ini seluruh tamu juga bisa mendapat sajian secara lengkap dan komplit.
-
Mengapa tradisi piring terbang muncul? Pada mulanya, tradisi ini lahir karena dulu banyak tamu yang berdiri saat menyantap hidangan. Oleh karena itu, untuk menghormati tamu, munculah tradisi ini.
-
Dimana tradisi piring terbang berasal? Pada faktanya, tradisi piring terbang muncul dari kawasan pinggiran, bukan di pusat pemerintahan Kerajaan Mataram.
-
Bagaimana cara membuat Putu Piring? Setelah menjadi adonan, kukus dengan penyaring kain putih dan menggunakan piring kecil dari aluminium berbentuk kerucut.
-
Bagaimana teka-teki silang dimainkan? Nantinya, orang diminta mengisi kotak kosong tersebut dengan kata yang memiliki kesinambungan dengan huruf dari kata sebelumnya sehingga akan membentuk frasa baru.
Umumnya benda-benda yang menjadi "piring" ini gampang didapat. Namun harus ada satu benda lainnya, yaitu bola. Jika tidak bola kasti atau bola tenis, boleh juga memakai bahan lebih mudah didapat, seperti kantong plastik yang digumpalkan dan diikat karet gelang hingga membentuk bola.
"Waktu kami kecil, bola dari plastik itu lebih disukai karena tidak sakit jika menghantam badan. Lagipula mudah didapat," ucap Emma (40), warga Medan.
Peserta dari permainan sederhana ini dibagi dalam dua bagian. Setelah diundi, akan ada kelompok pemecah susunan "piring". Lainnya akan menjadi kelompok yang berjaga.
Anggota kelompok pemecah bergantian melemparkan "bola" ke arah susunan "piring" dari garis batas yang ditentukan. Bila tak ada yang berhasil memecahnya, giliran kelompok lain yang menjadi pemecah.
Jika susunan berhasil dipecahkan, kelompok pemecah akan berusaha menyusunnya kembali untuk memenangkan permainan. Tapi itu bukan hal yang mudah, karena setelah "piring" berantakan, bola menjadi hak kelompok bertahan. Mereka akan berusaha melempar anggota kelompok lawan yang tengah berusaha menyusun kembali "piring".
Jika anggota kelompok pemecah terkena bola, posisi berganti. Tim bertahan menjadi kelompok yang berhak menyusun "piring", meskipun hanya tersisa 1 kepingan yang belum tersusun. "Yang berhasil menyusun kembali semua pecahan itu kembali seperti semula akan memenangkan permainan," jelas Emma.
Untuk permainan ini diperlukan kecepatan dan kegesitan guna menghindari bola, kerja sama tim, juga kejujuran. "Kadang ada yang curang juga, dia menyembunyikan kepingan supaya tidak lengkap waktu disusun kembali," cerita Emma.
Pecah piring hanya satu dari sekian banyak permainan tradisional yang semakin ditinggalkan. Seiring perkembangan teknologi, banyak anak zaman sekarang lebih memilih bermain game di gadget canggih.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permainan ini sudah jarang dimainkan, padahal seru.
Baca SelengkapnyaBiasanya permainan ini dimainkan saat berkumpul dengan teman-teman.
Baca SelengkapnyaPermainan congklak merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang menggunakan papan kayu dengan lubang bulat yang berjumlah 14 hingga 16 lubang.
Baca SelengkapnyaPermainan congklak adalah permainan tradisional yang menggunakan papan kayu atau plastik yang didesain sedemikian rupa dan dimainkan dengan biji congklak.
Baca SelengkapnyaDengan sejarahnya yang kaya dan penyebarannya yang luas, congklak dianggap sebagai permainan kuno yang masih bertahan hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSalah satu permainan anak dari Sumatra Barat ini dibuat menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Dulunya permainan ini sempat populer dan diminati masy
Baca Selengkapnya