Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pedagang starling raup untung jutaan per bulan

Pedagang starling raup untung jutaan per bulan kopi keliling. ©blogspot.com

Merdeka.com - Minum kopi memang bukan hanya sekadar dijadikan kebiasaan para masyarakat di Indonesia. Banyak juga yang dijadikan ajang nongkrong sambil melewatkan waktu malam bersama teman ataupun keluarga.

Bukan hanya kafe kopi ternama yang mempunyai pasar di Indonesia, tetapi juga warung kopi yang biasanya berjejer di pinggir jalan juga telah mempunyai pangsa pasar penikmat kopi.

Bahkan, saat ini muncul istilah starling paduan kata salah satu warung kopi ternama dan kata keliling yang menjajakan berbagai kopi sachet di jalan-jalan. Mereka lebih mengistimewakan pelanggan.

Pasalnya, mereka tidak hanya menetap di satu tempat seperti warung kopi atau starbuck, mereka berkeliling menawarkan dagangan kepada para penikmat kopi di jalan-jalan.

Walaupun mendapatkan untung yang kecil, pedagang starling saat ini berjumlah mencapai ribuan pedagang. Ribuan pedagang tersebut ternyata mempunyai pemasok kopi tetap setiap harinya.

Adalah Haji Usman, yang menjadi pemasok kopi dari ribuan pedagang tersebut. Haji Usman yang mempunyai markas di Kwitang, mempunyai omzet hampir puluhan juta rupiah per bulan dari hasil memasok kopi untuk ribuan pedagang starling.

Bukan hanya Haji Usman, para pedagang starling pun juga mempunyai omzet dari hasil penjualan kopi miliknya. Bahkan, per bulan satu pedagang tersebut mempunyai omzet hampir mencapai Rp 1,5-2 juta. Modalnya sekitar 100-300 ribu per orang.

Starling biasanya sering dijumpai di pusat keramaian kota seperti Taman Soerapati, Taman Menteng, Pasar Baru, sampai Kanal Banjir Timur (KBT). Banyaknya pedagang straling di tempat-tempat tersebut dikarenakan, banyak anak-anak muda keluarga, bahkan pelajar yang suka menghabiskan waktu untuk bermain atau nongkrong bersama.

Dalam satu tempat, wisata kota yang disebut diatas biasanya ada sekitar 30 pedagang starling yang bolak-balik menjajakan sajian kopi instan buatanya. Namun meskipun jumlah mereka cukup banyak para pedagang ini mengaku tidak ada persaingan di antara penjual satu dan penjual lainya.

"Tidak ada persaingan, paling yah siapa aja yang duluan dapet pembeli," ujar Anto salah satu pedagang Starling yang biasa mangkal di kawasan Taman Soerapati kepada merdeka.com, Sabtu (30/3).

Anto mengatakan, pepatah 'Rejeki gak kemana' adalah sebagai pedoman dagan para starling ini, pasalnya meskipun jumlah pedagang yang ramai di satu tempat, tetapi mereka yakin jika banyak juga yang akan membeli kopi buatan mereka.

"Memang yang dagang ramai di sini, tapi kan pengunjung juga ramai, buat saya mah rejeki gak kemana," jelasnya.

Anto mengatakan, meskipun dari satu bos yang sama dalam sistem dagang yang dilakukan para starling ini tidak ada pemetaan atau pembagian daerah jualan dalam satu tempat.

"Bebas aja, bebas kemana aja. Kadang kalau saya stok gak ada saya panggil teman saya. Bagi-bagi rejekilah," terangnya.

Mengenai keuntungan berjualan kopi dan minuman lainnya ini, Anto mengaku memiliki pendapatan yang cukup untuk menhidupi keluarga. Ditambahkan laki-laki yang pernah jadi petugas parkir jalanan ini mengaku dari kopi serenceng yang isinya 10, ia bisa mendapatkan keuntungan sebesar 100 persen.

"Modalnya serenceng bisa Rp 6.500. Dijual segelasnya Rp 2 ribu-Rp 3 ribu," tandasnya. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP