Pegunungan di Batu jadi tempat singgah migrasi burung elang
Merdeka.com - Pegunungan di Kota Batu, Jawa Timur, menjadi salah satu lokasi persinggahan Burung Elang saat terjadi migrasi tahunan. Ribuan burung Elang asal Tiongkok, Korea, dan Jepang pindah dari tempat mereka, tepatnya di belahan bumi utara melintasi Pulau Jawa.
I Made Astuti, pengamat burung Elang ProFauna Indonesia mengungkapkan, migrasi terjadi setiap tahun, akibat cuaca belahan bumi bagian utara sedang musim dingin. Mereka mencari tempat hangat, karena burung elang membutuhkan udara hangat.
"Selain itu, ketika cuaca dingin burung-burung tersebut kesulitan mencari makanan," ujar Astuti kepada wartawan saat pengamatan migrasi burung Elang di Gunung Banyak, Kota Batu, Kamis (5/11).
-
Bagaimana burung membantu ekosistem? 'Burung memiliki berbagai fungsi ekosistem yang sangat vital, banyak di antaranya sangat kita butuhkan, seperti penyebaran benih, pengendalian serangga, daur ulang material organik, seperti yang dilakukan burung nasar, serta peran dalam penyerbukan.
-
Dimana habitat elang jawa di Jawa Timur? Sementara di Jawa Timur, dijumpai di Gunung Bromo, Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Meru Betiri.
-
Bagaimana burung elang bermahkota berburu? Cakarnya dirancang untuk menyerang mangsanya seperti kail daging dan bisa meluncur kembali ke udara tanpa henti.
-
Siapa burung terkuat di keluarga elang? Elang emas yang tersebar luas di belahan bumi utara, mengambil peran dominan sebagai burung kuat dalam keluarga elang.
-
Bagaimana elang jawa mengincar mangsanya? Dari atas ketinggian, elang jawa mengikuti gerak-gerik mangsa. Kemudian dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun di atas tanah.
-
Mengapa kepunahan burung meningkat? Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menekankan peran penting manusia dalam krisis kepunahan burung, yang semakin memburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Migrasi itu terjadi setiap rentang antara September sampai Januari. Selama bulan itu, setiap hari bisa dilihat kumpulan Elang yang migrasi melintas berbagai negara. Salah satunya juga melintas Indonesia, termasuk Pulau Jawa.
"Tidak jarang mereka juga singgah di pegunungan yang ada di Kota Batu," kata Astuti.
Selain Pulau Jawa, mereka juga migrasi ke beberapa perbukitan di Bali, Flores, dan sejumlah daerah di Tanah Air. Jumlah mereka mencapai angka ribuan.
Pengamatan 1996, burung Elang yang migrasi lebih dari 20 ribu ekor dengan beragam jenis. Diperkirakan Elang yang melintas mencapai 1.000 sampai 3.000 ekor setiap hari.
Namun, kata Astuti, saat ini jumlah burung Elang yang migrasi semakin berkurang, hanya sekitar 10 ribu ekor. Penurunan sekitar 50 persen itu akibat lokasi yang tidak lagi nyaman untuk disinggahi.
"Beberapa tahun terakhir ini jumlahnya lebih sedikit, mungkin sekitar 10 ribuan. Salah satu faktornya karena kerusakan alam," lanjut Astuti.
Migrasi elang sendiri membawa keuntungan tersendiri bagi daerah yang disinggahi. Burung Elang yang dikenal sebagai predator itu, akan membantu mengendalikan populasi hama secara alami, seperti belalang, tikus, dan bajing.
"Secara ekologi bisa berfungsi mengendalikan hama di Indonesia. Burung elang itu membutuhkan hutan atau tempat singgah untuk bermalam mencari makan, jika hutan habis, akan sulit juga untuk singgah," ucap Astuti.
Elang termasuk burung atau satwa yang dilindungi. Secara keseluruhan, populasinya mencapai 70 jenis yang tersebar di dunia. Sementara di Indonesia memiliki sekitar 43 jenis tersebar di Sumatera, Jawa, dan Bali. Khusus di Jawa memiliki 19 jenis elang.
Selain di Gunung Banyak, kehadiran elang tersebut juga bisa dilihat di Pegunungan Biru dan Gunung Anjasmoro. Selama pengamatan di Pegunungan Banyak, Kota Batu, Astuti secara kasat mata dapat menyaksikan beberapa ekor bertengger di pohon dengan ketinggian 20 meter. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan proses pelepasan burung elang Jawa di alam.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan sebagai komitmen korporasi dalam menjaga keanekaragaman hayati di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTaman Burung Jagat Satwa setidaknya memiliki 2.000 ekor lebih burung dengan tiga ikonik yaitu Elang Jawa, Merak Hijau, dan Udan Kacamata.
Baca SelengkapnyaCagar Alam Pulau Saobi merupakan satu-satunya kawasan suaka alam terlindungi yang berada di Madura.
Baca SelengkapnyaHutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka.
Baca SelengkapnyaBerikut, adalah penampakan elang Filipina yang sedang menyantap monyet hasil buruannya .
Baca SelengkapnyaSatwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda.
Baca SelengkapnyaHewan dengan nama latin Nisaetus Floris ini memiliki ukuran fisik yang besar hingga 71-82 centimeter.
Baca SelengkapnyaKawasan konservasi itu memiliki wilayah geografis perbukitan. Di dalamnya terdapat banyak keragaman flora dan fauna.
Baca SelengkapnyaWilayahnya terdiri dari hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput.
Baca SelengkapnyaPelepasan satwa yang dilindungi ini dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali.
Baca SelengkapnyaKawasan suaka margasatwa di Kabupaten Banyuasin ini sudah ditetapkan sejak tahun 1935 oleh gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.
Baca Selengkapnya