Pejabat dan Pengusaha jadi pelanggan mucikari ayam kampus Pekanbaru

merdeka.com Sekitar 9 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Papi DN, mucikari prostitusi online yang memiliki anak asuh lebih dari 100 mahasiswi di Pekanbaru,‎ diduga memiliki pelanggan tetap dari kalangan pejabat publik seperti anggota DPRD dan pejabat pemerintahan. Dugaan ini sedang didalami penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru.

"Dugaan kesana (pelanggan pejabat publik) memang ada, tapi itu masih didalami. Belum bisa dipastikan. Untuk itulah kita terus mengumpulkan keterangan DN dan saksi lainnya (para mahasiswi)," ujar Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Bimo Aryanto, Selasa (06/10).

Namun Bimo memastikan, pelanggan ayam kampus DN yang sudah 2 tahun melakoni bisnis haramnya itu berasal dari kalangan berduit. Sejumlah kalangan pejabat dan pengusaha kelas atas selalu menghubungi DN untuk bertransaksi di hotel dan tempat hiburan malam di kota Pekanbaru.

Orang lain juga bertanya?

"Biasanya ditawarkan ke pelanggan di hotel dan tempat hiburan. Ada yang khusus menemani untuk karaoke atau bernyanyi saja di sejumlah tempat hiburan. Untuk karaoke, tarifnya paling tinggi Rp 1,6 juta. Kalau untuk yang lain (berhubungan badan) bisa sampai Rp 8 juta," kata Bimo.

Dalam sehari, DN memang tak memperoleh penghasilan tertentu. Namun paling rendah Rp 2 juta per hari. Untuk penghasilan selama sebulan belum bisa dipastikan atau tergantung berapa 'anak asuh' DN yang dipakai.

"Ratusan juta setiap bulan tak sampai saya kira, kalau puluhan juta bisa saja. Yang jelas dari bisnisnya itu, DN sudah bisa membeli mobil. Kita juga menyita Honda City yang bersangkutan dalam kasus ini," jelas Bimo.

Menurut Bimo, DN dengan pengakuan memiliki ratusan 'anak asuh' bakal diperiksa penyidik. Satu per satu para mahasiswi yang belum diketahui identitasnya itu akan dimintai keterangan sebagai saksi oleh polisi untuk melengkapi berkas penyidikan DN.

"Selain 4 wanita yang turut diamankan bersama DN sewaktu penangkapan, kami juga akan memeriksa saksi lainnya. Surat panggilannya akan dikirimkan kepada saksi-saksi yang dimaksud," tegas Bimo.

Siapa saja dan mahasiswi mana saja yang dipanggil, Bimo masih merahasiakannya. Hal itu dilakukannya untuk kepentingan penyidikan.

"Kalau itu (mahasiswi) belum bisa disebutkan, masih dirahasiakan," pungkas Bimo.

(mdk/amn)