Pejabat yang tidak paham insiden Tolikara lebih baik diam
Merdeka.com - Insiden bentrokan saat Salat Idul Fitri di Kabupaten Tolikara, Papua, memicu komentar dari beragam pihak. Pejabat negara, politisi, LSM, ramai-ramai angkat suara.
Pihak-pihak yang tak memahami persoalan diminta tidak memberikan pernyataan. Dikhawatirkan justru memperkeruh keadaan dan membuat konflik meluas.
Hal itu disampaikan mantan Ketua MK yang kini menjabat Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie. Menurutnya, percayakan pada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden Tolikara.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Kenapa pondok dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Dimana pondok dibakar? 'Kita melakukan upaya penertiban dengan membongkar dan membakar sejumlah pondok yang didirikan perambah TNTN,' ujar Heru, Rabu (30/8). 'Balai TNTN akan terus melakukan upaya maksimal untuk menghentikan segala aktivitas yang merusak kawasan taman Nasional Tesso Nilo. Ini merupakan aset daerah, nasional dan internasional.'
-
Kenapa TPA Putri Cempo terbakar? Dugaan awal, kebakaran terjadi akibat suhu panas akibat kemarau dan tingginya gas metana yang menumpuk di bawah sampah.
-
Kenapa patung itu dibakar? Tanda terbakar atau gosong pada patung itu kemungkinan pertanda bahwa patung ini merupakan salah satu dari ribuan persembahan untuk Dewa Zeus, dewa Yunani kuno.
Jimly memahami, beberapa pernyataan mungkin berniat meredam, namun justru bisa disalahartikan.
"Jadi kalau tidak paham pejabat-pejabat itu sebaiknya diam biarkan petugas di bidang itu yang membuat statement," kata Jimly di kediamannya, Jakarta, Minggu (19/7).
Jimly mendorong kepolisian mengusut tuntas insiden tersebut. Sebab, insiden ini bisa dikategorikan pelanggaran HAM.
"Ini pelanggaran HAM berat. Harus diusut, ini terorisme dan pelanggaran berat," tegas dia.
Namun, Jimly mengingatkan, dalam pengusutan insiden ini harus sesuai fakta-fakta di lapangan. Sehingga tidak ada lagi yang mengaitkan insiden tersebut dengan persoalan lain.
"Itu lah pokoknya fakta-fakta harus dihimpun, jangan sampai kasus ini melebar ke masalah-masalah yang lain," ucapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat jangan sampai terjebak kepentingan tertentu di balik isu konflik geopolitik
Baca SelengkapnyaDia enggan menanggapi lebih lanjut polemik yang disampaikan oleh Agus. Terlebih, pada 2017 dirinya tidak mengetahui persoalan tersebut.
Baca SelengkapnyaSejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Lintas Iman mengingatkan para elite politik agar memberi narasi menyejukkan jelang pembacaan putusan MK.
Baca Selengkapnya