Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pekerja kecewa dengan Komite Pengawas Pelindo terkait kisruh JICT

Pekerja kecewa dengan Komite Pengawas Pelindo terkait kisruh JICT karyawan JICT mogok kerja. ©2015 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) heran dan prihatin pernyataan Komite Pengawas Pelindo Erry Riyana, Lin Che Wei dan Natalie Subagio yang terkesan pasang badan untuk melindungi Direktur Utama Pelindo II RJ Lino. Perlindungan itu yakni dalam kasus perpanjangan JICT ke Hutchison Port Holding (HPH) Hongkong yang jelas-jelas melanggar UU dan merugikan Negara.

Pekerja JICT prihatin karena digambarkan perpanjangan konsesi JICT pada HPH berlangsung dengan cara yang benar dan taat hukum. Padahal perpanjangan konsesi yang diputuskan Lino itu memiliki cacat mendasar yaitu perpanjangan konsesi dilakukan tanpa meminta izin pada Menteri Perhubungan sebagaimana diwajibkan dalam UU Pelayaran 2008.

Pekerja heran bahwa Erry dan kawan-kawan yang selama ini dikenal sebagai tokoh antikorupsi mengabaikan begitu saja ketentuan hukum tersebut. Bahwa Erry dan kawan-kawan adalah Komite Pengawas seharusnya tidak membuat mereka kehilangan objektivitas dan integritas.

Orang lain juga bertanya?

"Pekerja heran dengan pernyataan Erry dan kawan-kawan yang menyatakan proses perpanjangan konsesi JICT ke HPH berlangsung tran pekerjaan dan melalui tender. Menurut Pekerja, nampaknya Erry dan kawan-kawan sudah dibohongi atau memperoleh informasi salah," kata Ketua Serikat Pekerja JICT Nova Sofyan di Jakarta, Selasa (11/8).

Nova menjelaskan, Lino menandatangani perjanjian amandemen untuk memperpanjang konsesi JICT pada HPH pada 5 Agustus 2014. Kemudian Lino atau Pelindo II memasang iklan satu halaman di salah satu media massa yang menyatakan bahwa perpanjangan konsesi tersebut dilakukan 'Tanpa melalui tender'.

Pekerja juga merasa heran dengan pernyataan Natalie Subagjo yang menyatakan HPH membayar uang muka sebesar USD 215 juta (yang sebenarnya hanya setara dengan keuntungan JICT selama dua tahun) dan uang sewa USD 85 juta fix per tahun. Dengan mengatakan itu, Natalie nampaknya ingin menunjukkan bahwa perpanjangan konsesi itu sebenarnya menguntungkan Indonesia.

Pekerja heran dengan penjelasan Natalie karena faktanya HPH hanya membayar uang muka sedangkan uang sewa per tahun itu akan dibayar oleh JICT atau perusahaan. Tentu saja menjadi pertanyaan besar bahwa asset nasional sebesar JICT yang menangani volume barang 70 persen di Jakarta hanya dihargai USD 215 juta oleh HPH dan disepakati Pelindo II.

Selain itu, Pekerja tidak sepaham dengan pernyataan Lin Che Wei yang menyatakan HPH layak mengoperasikan JICT karena sudah mengenal medan internasional. Pernyataan Lin bahwa perlu masa uji coba dan pendapatan perusahaan bisa berkurang jika operator JICT berganti merupakan kesalahan besar.

"Lin meremehkan kemampuan anak bangsa sendiri tanpa mempelajari kondisi sesungguhnya. Pekerja merasa mentalitas semacam ini yang menyebabkan Indonesia selalu dieksplolitasi dan dipandang sebelah mata di dunia," tegasnya.

Nova menegaskan pekerja JICT tidak pernah melakukan sabotase. Yang dilakukan Pekerja JICT adalah aksi solidaritas terhadap dua pegawai JICT yang dipecat secara semena-mena tanpa tunduk pada prosedur hukum yang benar. Begitu kedua pegawai itu dipekerjakan kembali, aksi solidaritas pun dihentikan.

"Pekerja khawatir bahwa bila Komite Pengawas sampai menggunakan data yang salah dan tidak akurat secara mendasar seperti ini, Komite Pengawas memang tidak menjalankan kewajibannya dengan baik," tambah Nova.

Namun lebih dari itu, pekerja melihat ada upaya sengaja untuk menyebarkan kebohongan secara terencana dalam rangka mensukseskan perpanjangan konsesi JICT ke HPH.

"Agar persoalan ini tidak berlarut-larut dan mengorbankan banyak pihak, Pekerja meminta Pemerintah turun tangan dengan menghentikan perpanjangan konsesi JICT, meninjau kembali pilihan-pilihan yang ada secara seksama dan segera mengambil keputusan sesuai hukum dan kepentingan rakyat seluas-luasnya sesuai prinsip Nawacita," pungkasnya. (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Amir Syamsuddin Buka Suara soal Penutupan Akses JCC
Amir Syamsuddin Buka Suara soal Penutupan Akses JCC

Penutupan akses JCC dinilai merugikan masyarakat dan industri MICE yang dibangun dengan susah payah selama puluhan tahun.

Baca Selengkapnya
Cerita Hakim di Palembang, Pimpin 46 Sidang Sehari Meski 12 Tahun Tak Naik Gaji
Cerita Hakim di Palembang, Pimpin 46 Sidang Sehari Meski 12 Tahun Tak Naik Gaji

Para hakim memasang pita merah putih di lengan sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah terkait gaji.

Baca Selengkapnya
Upaya Transisi Energi Ramah Lingkungan Pemerintah Dianggap Setengah Hati, Ini Buktinya
Upaya Transisi Energi Ramah Lingkungan Pemerintah Dianggap Setengah Hati, Ini Buktinya

Minimnya target pensiun dini PLTU dalam draf rencana ini, berpotensi memperlambat langkah reformasi sistem energi Indonesia

Baca Selengkapnya
KSPI Sebut PHK Massal Buruh Pabrik di Jateng Dampak UU Cipta Kerja, Pj Gubernur Minta Tak Dibesar-besarkan
KSPI Sebut PHK Massal Buruh Pabrik di Jateng Dampak UU Cipta Kerja, Pj Gubernur Minta Tak Dibesar-besarkan

Pemprov Jawa Tengah mengklaim mengantisipasi agar tak lagi ada PHK massal ke depannya.

Baca Selengkapnya
Hasto Jawab Isu Menteri PDIP Siap Mundur dari Kabinet Jokowi: Ada Batin yang Kurang Pas
Hasto Jawab Isu Menteri PDIP Siap Mundur dari Kabinet Jokowi: Ada Batin yang Kurang Pas

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, menteri-menteri PDIP merasa ada kondisi batin yang kurang pas saat bekerja di kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya
Membaca Ekspresi Kekesalan PDIP kepada Jokowi
Membaca Ekspresi Kekesalan PDIP kepada Jokowi

Pihak Istana mewacanakan pertemuan antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya
Inspektorat DKI Rampung Usut Atasan Paksa PPSU Utang ke Pinjol, Sanksi Diumumkan Pekan Depan
Inspektorat DKI Rampung Usut Atasan Paksa PPSU Utang ke Pinjol, Sanksi Diumumkan Pekan Depan

Pekan depan akan diumumkan sanksi untuk atasan yang paksa PSSU utang ke Pinjol.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Keberatan Pengesahan Undang-Undang Ibu dan Anak
Pengusaha Keberatan Pengesahan Undang-Undang Ibu dan Anak

Durasi cuti sebaiknya mengutamakan dialog sosial yang efektif antara pekerja dan pengusaha.

Baca Selengkapnya
Pegawai Indofarma Nangis Curhat ke DPR: Sepotong Kue Barang Mewah Buat Kami, Capek Kerja Tak Dikasih Makan
Pegawai Indofarma Nangis Curhat ke DPR: Sepotong Kue Barang Mewah Buat Kami, Capek Kerja Tak Dikasih Makan

Sambil menahan air mata, seorang pegawai Indofarma mengungkapkan sepotong kue yang menjadi suguhan menjadi barang mewah bagi mereka.

Baca Selengkapnya
Heru Budi Copot Kepala Seksi Paksa PPSU Kelapa Gading Barat Utang ke Pinjol
Heru Budi Copot Kepala Seksi Paksa PPSU Kelapa Gading Barat Utang ke Pinjol

Kasie Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Kelapa Gading Barat dinonaktifkan usai menjalani pemeriksaan pelanggaran di Inspektorat DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Karyawan PT DI Sempat Mogok Kerja Tuntut Pembayaran Gaji dan THR, Kementerian BUMN Beri Tanggapan Begini
Karyawan PT DI Sempat Mogok Kerja Tuntut Pembayaran Gaji dan THR, Kementerian BUMN Beri Tanggapan Begini

Pihak perusahaan juga telah melakukan pertemuan bersama dengan para karyawan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.

Baca Selengkapnya
Cerita Serikat Pekerja Sritex Tetap Fokus Bekerja di Tengah Badai Pailit
Cerita Serikat Pekerja Sritex Tetap Fokus Bekerja di Tengah Badai Pailit

Bayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan kini menghantui puluhan ribu pekerja pabrik tekstil terbesar tanah air.

Baca Selengkapnya