Pelajar di Karawang Tewas Dikeroyok 7 Orang Bertopeng
Merdeka.com - Jahidin Saputra (14) warga Dawuan, Cikampek, berstatus pelajar kelas 1 SMK Muhammadiyah, Kecamatan Kotabaru, Karawang, meninggal dunia di RSUD Karawang. Dia tewas akibat mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian tangan dan tubuhnya setelah dikeroyok 7 orang.
Paman Jahidin, Asep Saepudin (35) mengatakan, korban meninggal dunia akibat pendarahan di bagian tangan dan tubuh.
"Luka bacoknya banyak mengeluarkan darah hingga akhirnya menghembuskan nafas," katanya di ruang Forensik RSUD Karawang, Kamis (18/12).
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Apa yang dilakukan gerombolan motor? Mereka juga menggeber-geber knalpot sepeda motornya sebelum meneror warga.
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Dimana gerombolan motor itu masuk? Gerombolan bermotor itu datang ke Kampung Al-Furqon, Desa Cisolok ini dengan menggunakan lima sepeda motor.
-
Siapa yang terlibat dalam perkelahian antar pelajar? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Kenapa gerombolan motor itu masuk? Mereka saya usir, tetapi tidak mau pergi. Setelah pemilik kontrakan datang, orang tidak dikenal itu pun baru mau pergi,“ kata Nining.
Dia menceritakan, awalnya korban bersama 4 teman satu sekolah jalan bersama menggunakan motor ke arah Tirtamulya. Di tengah jalan, tepatnya di Pasirmalang, Tirtamulya, mereka dihadang sekelompok pelajar menggunakan penutup muka dengan menggunakan motor dan langsung mengeroyok korban.
"Korban langsung dibacok dengan senjata tajam oleh tujuh orang tidak dikenal dengan menggunakan penutup muka, sementara 4 temannya lari menyelamatkan diri," jelasnya.
Korban mengalami luka bacokan di bagian tangan dan tubuhnya. Sementara pelaku kabur, warga sekitar lokasi langsung memberi pertolongan mengevakuasi ke rumah sakit terdekat.
"Dari keterangan dokter yang menangani ada 7 bacokan yang membuat korban tidak selamat," tandasnya.
Kasus pengeroyokan pelajar hingga tewas, masih dalam penanganan pihak Polres Karawang, Polisi belum memberikan keterangan resmi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-detik penyiraman air keras terekam kamera CCTV dan videonya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAtas laporan tersebut pihaknya pun melakukan olah tempat kejadian perkara.
Baca SelengkapnyaAksi ini dilakukan oleh dua siswa SMK inisial AP (17) dan PAF (17) kepada korban MR saat ketiganya hendak terlibat tawuran.
Baca SelengkapnyaDua pelajar SMA di Kota Bogor dibacok oleh pelajar dari sekolahan lain.
Baca SelengkapnyaDiduga, Tirza tewas usai dibacok segerombolan orang tak dikenal.
Baca SelengkapnyaPelaku berasal dari geng remaja bernama Geng Bhirues atau Biang Rusuh dan Kampung Sumur Bersatu
Baca SelengkapnyaSeorang mahasiswa Muhammad Tirza Nugroho Hermawan (21) warga Jepara ditemukan tewas bersimbah darah di Jalan Kelud Raya Semarang, Selasa (17/9) pukul 03.00 wib.
Baca SelengkapnyaKejadian tersebut telah dilaporkan Ke Polsek Pulogadung.
Baca SelengkapnyaSetelah lima kali klakson, dia diberi ruang untuk melintas.
Baca SelengkapnyaDua orang pelaku ditangkap, satu pelaku lagi buron.
Baca SelengkapnyaPelaku penyiraman air keras ke empat siswa SMP berkendara secara berboncengan.
Baca SelengkapnyaHasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan awal Polsek Serpong, didapati enam orang terduga pelaku yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan tersebut.
Baca Selengkapnya