Pelajar-pelajar inspiratif dengan temuan yang memukau

Merdeka.com - Kualitas pendidikan di Indonesia kalah jauh dengan pendidikan di Negara-negara tetangga. Hal itu karena pendidikan di negeri ini masih memiliki banyak kekurangan, seperti sarana dan pra sarana yang memadai.
Meski demikian, bukan berarti bangsa ini tidak memiliki generasi penerus yang membanggakan. Dari sekian banyak anak di Indonesia, sebagian besar memiliki prestasi yang tak kalah hebat dengan para pelajar negara lain.
Seperti pelajar-pelajar ini, mereka menginspirasi karena berhasil menemukan alat-alat berguna yang mengundang decak kagum banyak orang. Seperti murid SMA Muhammadiyah Lamongan yang menciptakan baterai dari kotoran kambing. Menurut para pelajar tersebut, di dalam kotoran kambing terdapat elektrolit atau penghantar arus listrik yang bisa dimanfaatkan.
Berikut pelajar inspiratif dengan temuan yang memukau:
Murid SMA Muhammadiyah di Lamongan buat baterai dari kotoran kambing
Murid SMA Muhammadiyah 1 Babat Lamongan, Jawa Timur, Annisa Tiara Madani bersama dua temannya berhasil membuat baterai dari serat kotoran kambing. Ide pembuatan energi alternatif tersebut berawal dari banyaknya baterai bekas yang terbuang."Baterai banyak yang udah kepakai dibuang, itu kan mengandung logam berat. Kalau dibiarkan menumpuk bahaya. Makanya kami cari solusi energi alternatif selain baterai yang dijual di pasaran," kata Tiara mengawali pembicaraan dengan merdeka.com, Selasa (10/11).Tiara menjelaskan, secara teori bahan kimia pembuatan baterai bisa digantikan dengan segala sesuatu yang mengandung serat, termasuk dari rumput yang jadi makanan kambing.Menurutnya, dalam setiap kotoran kambing menyisakan serat yang memang tak hancur selama proses pencernaan. Serat-serat inilah mengandung berbagai unsur yang bisa membentuk zat elektrolit."Kambing itu makannya enggak bersih, kadang ada unsur tanah, ada unsur hara, kandungan NPK ikut kemakan. Itu masuk elektrolit," lanjutnya.Untuk penelitian, Tiara bersama dua temannya mengambil kotoran dari kambing yang digembala warga sekitar sekolahan. Dari situ, kotoran lantas dibersihkan, diambil seratnya dan dikeringkan selama dua sampai tiga hari.Setelah itu, serat dicampur dengan rangkaian katoda dan anoda berupa lempeng seng dan tembaga. Sedangkan untuk pembungkus, Tiara menggunakan pipa paralon yang bersifat bukan penghantar listrik baik.Dari hasil penelitiannya, satu rangkaian baterai ukuran jumbo mampu menyimpan listrik 0,9 volt. Listrik mampu tersimpan dengan baik hingga 2 sampai 3 hari. Nilai ini otomatis akan terakumulasi jika rangkaian baterai ditambah."Kalau menggunakan dua rangkaian baterai, bisa untuk menghidupkan jam digital," terangnya.Sedangkan tiga rangkaian seri baterai bisa untuk menghidupkan kalkulator. Empat baterai mampu untuk menyalakan lampu LED.Ketika habis dipakai, baterai alternatif ini bisa kembali diisi ulang dengan menggunakan material lama dan baru. Namun memang diakui Tiara bahwa daya baterai akan konstan jika menggunakan serat kotoran kambing yang baru.Berkat penelitian selama tiga bulan ini, Tiara bersama dua temannya diganjar juara 1 di lomba karya ilmiah remaja Pekan Ilmiah Biologi Terpadu XXI, yang digelar di Universitas Negeri Semarang medio Oktober kemarin."Tim kami dapat piala juara satu dan piala bergilir," pungkas Tiara.
Siswa SMA Bogor sukses ciptakan penjernih air di kawasan banjir
Tiga siswa SMA Negeri Bogor berhasil menciptakan instalasi penjernih air untuk solusi masyarakat di lokasi banjir."Alat sederhana kami harapkan bisa menginspirasi pemegang kebijakan dan teknokrat yang kompeten supaya bisa membantu korban banjir untuk memperoleh air bersih," kata salah satu siswa pembuat alat tersebut, Fuad di Bandung, Senin (26/1).Instalasi penjernih air itu dibuat siswa kelas XII SMAN Bogor, Fuad, Robbi dan Indah itu terdiri dari satu tangki, dua pipa filtrasi dan tangki pengaduk.Menurut Indah, alat ini terjadi empat tahap proses penjernihan air, pertama coagulasi atau pengentalan air. Kemudian flokulasi yaitu satu proses kimia yang digunakan untuk menghilangkan bahan cemaran.Sedangkan proses ketiga sedimentasi yaitu pengendapan material dalam air serta keempat filtrasi yaitu proses pemisahan melalui dua saluran pipa untuk memisahkan endapan dan air bersih."Instalasi ini menampung 50 liter air dan bisa menghasilkan 40 liter air bersih yang telah diproses dalam waktu 15 hingga 20 menit," kata Indah.Alat ciptaan tim dari SMAN Bogor itu menjadi juara ketiga pada Lomba Teknologi Tepat Guna untuk tingkat SMA se-Indonesia dalam Sanitasi dan penyediaan air berkelanjutan yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (24/1).
Siswa SD Muhammadiyah berhasil ciptakan robot pendeteksi jalur
Dua siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Pucang Surabaya meraih peringkat dua dan tiga pada kompetisi robotika tingkat nasional yang digelar SMA Negeri 1, Sidoarjo, Jawa Timur. Dua siswa itu adalah Emirty Sulaiman dan Nabil Hadjoe.Emirty Sulaiman menduduki peringkat kedua setelah berhasil menyisihkan 89 peserta lainnya. Sementara, rekan satu kelasnya, Nabil Hadjoe berada di peringkat tiga dengan kategori yang sama, yaitu Maze Solving atau program lintasan."Untuk juaranya direbut oleh siswa dari Solo, sedangkan Emirty dan Nabil hanya berhasil merebut peringkat dua dan tiga pada lomba robotika tingkat nasional yang digelar SMA Negeri I Sidoarjo untuk kategori Maze Solving," terang guru pembimbing Emirty dan Nabil, Endik Setiawan, Selasa (9/4).Menurutnya, lomba robotika itu diikuti oleh 47 tim, yang terdiri dari 90 peserta. Dia menceritakan, robot yang diciptakan dua siswanya itu memiliki kemampuan berjalan dan mendeteksi jalur berkelok, meski hanya berupa garis dengan belokan tak beraturan."Sebelum mesin robot itu dijalankan, mereka (Emirty dan Nabil) mengisi program melalui komputer. Setelah diisi program, baru robot tersebut bisa diperagakan. Hanya saja, karena mereka masih bingung dalam hal menentukan belokan kiri atau kanan, kadang mereka masih salah mengisi program belokan," ungkap Endik.Keduanya akan kembali bersaing pada lomba robotika tingkat nasional yang akan digelar di Bandung, Jawa Barat pada bulan Juni mendatang. "Kategori yang akan kami ikuti adalah kategori transforter," tandas Endik.Sementara itu, Emirty menjelaskan beberapa kemampuan robot yang diciptakannya untuk mendeteksi jalur dengan belokan tajam. "Asal robotnya diisi dengan program berupa jalur yang akan dilalui. Caranya memasang kabel USB dari data laptop ke program yang terpasang pada bagian robot," jelas Emirty.Dia juga mengatakan, robot ciptaannya itu juga memiliki kecepatan seperti mesin motor mini. "Meski dengan jalur berbelok-belok, kecepatannya tetap stabil asal baterainya tetap penuh," katanya sambil memperagakan robotnya.
Siswa SMK pamerkan motor berbahan bakar gas
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Pamekasan, Jawa Timur, memamerkan sepeda motor berbahan bakar gas (BBG). Sepeda itu hasil modifikasi mereka pada pameran pembangunan Pemkab Pamekasan.Sepeda berbahan bakar gas ini dipamerkan di stand pameran Dinas Pendidikan (Disdik) Pemkab Pamekasan, Madura Senin (3/11).Idham Holid Siswa SMK Negeri 2 Pamekasan mengatakan, rancangan adanya sepeda motor berbahan gas ini sudah lama, dan baru diberitahukan kepada publik dengan mengikuti pameran yang digelar Pemkab Pamekasan."Kalau di sekolah, kami menggunakan sepeda motor biasa. Karena di Pameran saja, maka bentuknya seperti ini," katanya.Sepeda motor BBG rancangan siswa SMK Negeri 2 Pamekasan ini, layaknya sepeda motor pada umumnya. Hanya saja bahan bakar yang digunakan adalah gas, yakni elpiji.Sedang bahan bakar yang digunakan untuk tangki bahan bakar minyak diganti ke elpiji ukuran 3 kilogram.Menurut Idham Holid, kecepatan kendaraan sepeda motor berbahan bakar gas ini sama dengan kecepatan sepada motor yang menggunakan BBM. Tarikan gasnya bahkan lebih longgar, dan lebih irit."Kalau menggunakan BBM dalam satu liter bisa hingga 15 kilometer, kalau gas ini bisa hingga 20 kilometer," katanya.Pada BBG tidak ada alat yang diubah, hanya pada karburator saja, yakni diganti dengan alat khusus. "Yang lain tidak ada yang diubah," tutur Idham.Gagasan siswa jurusan mesin SMK Negeri 2 Pamekasan untuk memodifikasi sepeda motor berbahan gas, saat terjadi kelangkaan BBM belum lama ini.Idham bersama teman-teman sekelasnya lalu melakukan uji coba dengan dipandu kepala bengkel di sekolah itu, Rusdi. "Akhirnya kami menemukan seperti ini," katanya.Pameran sepeda motor berbahan gas ini, banyak menarik minat para pengunjung pameran yang datang ke Monumen Arek Lancor Pamekasan.Beberapa orang pengunjung menanyakan cara mengganti bahan bakar dari bensin ke gas itu, sebagai antisipasi, apabila nantinya terjadi kelangkaan BBM."Kalau bulan depan bensin jadi naik, kan akan lebih murah menggunakan gas seperti ini, karena hanya cukup Rp 15 ribu sudah dapat elpiji tabung ukuran 3 kilogram," kata salah seorang pengunjung asal Palengaan, Mustafa.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya