Pelajaran Penting dari Gempa Cianjur: Perlunya Peta Rawan Bencana dan Penataan Ruang
Merdeka.com - Gempa magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin (21/11) kemarin. Meskipun kekuatan gempa tidak terlalu besar, tetapi kerusakan dan korban jiwa ditimbulkan sangat banyak.
Secara geografis wilayah Indonesia berada di kawasan Ring of Fire atau Cincin Api sepanjang 40.000 km dan situs aktif seismik yang membentang di Samudra Pasifik. Artinya, diperlukan aturan hunian tahan bencana alam.
Berkaca dari gempa Ciajur, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengatakan hal paling utama yang perlu pemerintah lakukan adalah melakukan identifikasi tingkat kerawanan kebencanaan yang ada di masing-masing daerah sesuai jenis bencananya, terutama gempa bumi.
-
Bagaimana Rumah Tuo Rantau Panjang bertahan dari gempa? Itulah mengapa, rumah ini bisa fleksibel mengikuti getaran bumi saat terjadi gempa sehingga baik dinding sampai atapnya tidak akan runtuh.
-
Bagaimana Rumah Sunda tahan gempa? Kunci utama dari antisipasi tersebut adalah terdapat pada bahan utama rumah, yakni kayu dan bambu. Menurut Pemerhati Budaya Sunda dari Lembaga Adat Karatuan Padjadjaran, Rd., Ir. Roza Rahmadjasa Mintaredja, M.Ars, fungsi kayu dan bambu yang elastis mampu meredam goncangan dan mengkonversikannya menjadi getaran tetap yang tidak hancur.
-
Kenapa rumah di Bantul harus tahan gempa? Karena potensi bencana yang begitu besar, rumah di Bantul dan juga di Daerah Istimewa Yogyakarta harus tahan gempa.
-
Kenapa Rumah Baghi tahan gempa? Dihimpun dari beberapa sumber, rumah baghi ini memiliki pondasi yang kuat dan kokoh. Hal ini dikarenakan dalam proses pembangunannya menggunakan kayu-kayu berkualitas yang diambil dari hutan-hutan di sekitarnya. Kayu-kayu tersebut bukan hanya digunakan sebagai pondasi, tetapi jug untuk dinding, lantai, dan kayu ukiran. Maka dari itu, rumah baghi ini cukup tahan gempa. Kuncinya adalah pada tiang-tiang yang ditempel batu sehingga apabila ada guncangan, kayu-kayu tadi akan bergerak dinamis.
-
Apa saja bahan rumah Sunda tahan gempa? Mereka bisa merasakan goncangan dengan intensitas yang sering, sehingga berpikir untuk tidak membuat bangunan tempat tinggal berbahan keras seperti batu dan tanah liat yang disatukan. Karena wilayah permukiman dekat dengan hutan, mereka lantas memanfaatkan hayati yang ada di sekelilingnya seperti batang pohon, bambu hingga dedaunan dan jerami sebagai pelindung dari cuaca luar.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
Suatu bangunan dikatakan tahan gempa jika bagian utama bangunan tersebut, terutama tiang penyangga beban, tidak patah dan dindingnya tidak runtuh. Sehingga bangunan tetap tegak.
"Tentu setiap daerah yang memiliki jenis bencananya, treatmentnya juga berbeda. Bagi daerah yang potensi bencananya gempa, rumah huniannya harus tahan gempa. Bila daerah tersebut potensi longsor, maka tidak boleh didirikan kawasan hunian di daerah berpotensi longsornya tinggi. Bila daerah pinggiran aliran sungai maka tidak boleh didirikan bangunan-bangunan yang berpotensi menimbulkan banjir," kata Ace saat dihubungi merdeka.com, Kamis (24/11).
Ace mengungkapkan, pemerintah perlu merumuskan tata ruang wilayah sesuai aspek kebencanaan berdasarkan peta rawan bencana. Menurutnya, aspek kebencanaan hingga saat ini belum dijadikan pertimbangan kebijakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam menanggulangi bencana alam.
"Yang kedua, dengan adanya peta rawan bencana yang jelas, maka pemerintah bisa merumuskan atau membuat tata ruang wilayah yang memperhatikan aspek kebencanaan. Nah, selama ini kan aspek tata ruang kebencanaan belum menjadi policy recognition," ungkapnya.
"Sehingga, dari situ akan mempengaruhi terhadap bagaimana arsitektur dari tata ruangnya," lanjutnya.
Sejalan dengan Ace, Peneliti Geoteknologi BRIN Adrin Tohari juga menilai, pembangunan hunian dan gedung-gedung pemerintahan hampir di seluruh wilayah Indonesia belum memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) untuk bangunan tahan gempa.
"Bisa dikatakan hunian dan bahkan gedung pemerintahan di daerah hampir di seluruh wilayah Indonesia masih belum tahan gempa, karena pembangunannya belum mengikuti kaidah yang benar dan standar yang berlaku," kata Adrin.
Ace meminta, lembaga seperti BNPB dan BPBD agar menggalakkan mitigasi bencana. Karenanya, korban jiwa gempa Cianjur terus bertambah dan banyak yang belum ditemukan. Sosialisasi soal mitigasi bencana perlu diterapkan di sekolah-sekolah dalam upaya mencegah resiko bencana alam.
Selain itu, diperlukan pelatihan untuk membangun hunian yang tahan gempa dengan biaya yang murah perlu diberikan kepada masyarakat di daerah-daerah.
"Upaya mitigasi bencana masih harus terus digalakkan karena masih banyak korban jiwa saat bencana terjadi. Pendidikan pengurangan risiko bencana melalui pendidikan dan pelatihan masyarakat dan pembelajaran di sekolah dasar hingga menengah atas harus menjadi bagian dari program pemerintah pusat dan daerah," jelas dia.
Reporter Magang: Syifa Annisa Yaniar
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Itu sebabnya, masyarakat yang membangun rumah apalagi di sekitar sesar gempa harus dengan struktur kuat.
Baca Selengkapnyasemua bangunan bangunan yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan uji tahan gempa
Baca SelengkapnyaTidak berpotensi mengakibatkan terjadinya sesar permukaan dan bahaya ikutan yang berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi
Baca SelengkapnyaGempa di Sumedang berdampak pada terowongan kembar yang berada di Tol Cisumdawu.
Baca Selengkapnyagetaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng menjadi retak-retak
Baca SelengkapnyaMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan terowongan Tol Cisumdawu masih aman untuk dilalui.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR mengatakan tidak lengah dengan adanya berita tersebut dan akan menyelidikinya.
Baca SelengkapnyaBupati Bantul mengatakan bahwa hingga saat ini warganya belum perlu bantuan dari luar
Baca SelengkapnyaGempa tersebut merusak 49 rumah, sekolah, hingga masjid.
Baca SelengkapnyaMengenal Sesar Cileunyi-Tanjungsari Pemicu Gempa Sumedang
Baca Selengkapnya