Pelaku & Istri Korban Rencanakan Pembunuhan Pengusaha Emas di Jayapura 3 Bulan Lalu
Merdeka.com - Deretan fakta menarik terungkap, di balik viralnya video seorang perempuan menangis meraung-raung lantaran menemukan suaminya tewas bersimbah darah. Video yang berlokasi di Jayapura, Papua itu menyebut kedunya dalam perjalanan ditodong pelaku perampokan.
Polisi bergerak cepat. Mengusut video yang sudah tersebar di media sosial tersebut. Didapati, si perempuan yang merupakan istri korban atas nama Nasaruddin alias Acik teribat dalam sandiwara itu.
Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Gustav R. Urbinas mengungkap VLH, istri korban mengakuinya secara terbuka rencana pembunuhan terhadap suaminya di hadapan penyidik.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Bagaimana pelaku membunuh korban? 'Bahwa modus operandi pelaku melakukan tindak pidana yaitu pelaku mencekik dan menjerat leher korban dengan menggunakan tali sehingga (korban) meninggal dunia dan membuang mayat dalam kardus dan dilempar ke sungai.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
Pelaku MM, seorang warga negara asal Afganistan merupakan selingkuhan istri korban.
"VLH sudah mengakui, kalau dirinya mengetahui aksi pembunuhan itu," ucap Kapolresta, seperti dikutip situs polresjayapurakota.net, Selasa (6/7).
Kata Kombes Gustav, sebelum menghabisi nyawa Nasruddin alias Acik, VLH dan MM telah berkomunikasi terlebih dahulu, kedua tersangka sempat bertemu di Mall, sebelum VLH pulang bersama suaminya Acik," ucapnya.
"Dari pengakuan istri korban, pembunuhan sudah direncanakan keduanya sejak tiga bulan lalu, rencana pembunuhan sejak Febuari 2021 lalu. Aksi ketiga inilah baru berhasil menghabisi nyawa korban," bebernya.
Kapolresta menjelaskan skenario pembunuhan seakan-akan perampokan sudah diatur keduanya.
"VLH sudah mengarang sejak awal, dimana akting seakan perampokan sudah diatur, mulai dari perampasan tas yang ditentukan oleh pelaku dan istri korban," ucapnya.
Selain itu, kata Kapolresta, modus pelaku mengadang korban dengan cara mengaku sebagai polisi dan diduga mobil membawa narkotika jenis ganja sehingga korban turun dan selanjutnya pelaku langsung menghabisi nyawa korban dengan beberapa tusukan.
Kapolresta pun menambahkan, VLH akan menjalani pemeriksaan dan akan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana yang mana nantinya VLH akan disangkakan pasal 340 KUHP junto pasal 55 dan 56 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih memburu satu terduga pelaku pembunuhan DDY.
Baca SelengkapnyaMereka tak ingin warga sekitar mencium bau yang nantinya memicu kecurigaan.
Baca SelengkapnyaDua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka yakni istri dan adik pelaku.
Baca SelengkapnyaTersangka GN (22) mengakui perbuatannya. Dia gelap mata karena kesal istrinya dijadikan bahan candaan oleh korban.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku pembunuhan di Musi Banyuasin akhirnya terungkap.
Baca SelengkapnyaPelaku untuk yang ketiga kalinya minta upah Rp500 ribu.
Baca Selengkapnyapihak keluarga korban mendatangi Polres Pegunungan Bintang dan meminta pertanggungjawaban dari pelaku.
Baca SelengkapnyaMayat korban ditemukan mengenaskan terbungkus plastik di tempat pemakaman umum
Baca SelengkapnyaPT diamankan di tempat pelariannya di Empat Lawang, Sumatera Selatan. S
Baca SelengkapnyaSeorang pria meracuni sopir taksi online hingga tewas. Dia melakukan kejahatan itu untuk menguasai mobil korban demi mendapatkan biaya kuliah anaknya.
Baca SelengkapnyaSaat itu korban yang sedang sarapan pagi di rumah kontrakan bersama Sumarni (34) didatangi pelaku.
Baca SelengkapnyaFakta baru kasus meninggalnya pasutri di ruang karaoke keluarga mereka di Tulungagung.
Baca Selengkapnya