Pelaku Bom Bunuh Diri Katedral Makassar Diyakini Terkait MIT Ali Kalora
Merdeka.com - Pakar Terorisme dari UIN Jakarta, Zaki Mubarok menilai kalau, insiden ledakan bom yang terjadi di jalan Kartini, depan gerbang masuk Gereja Katedral, Kota Makassar, Minggu (28/3) pagi, merupakan aksi teror yang sudah terencana sebelumnya.
"Ya jelas sudah (terencana) dong. Aksi secara spesifik menyasar pada gereja yang sedang ada kebaktian dengan maksud supaya menimbulkan korban jiwa yang banyak," kata Zaki ketika dihubungi merdeka.com Minggu (28/3).
Menurutnya, berdasarkan kronologi yang disampaikan polisi maupun rekaman video yang beredar di media sosial, patut diduga kalau aksi bom bunuh diri seperti ini telah disusun sebelumnya.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Kapan perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Di mana perampokan itu terjadi? Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan kejadian perampokan Jumat (19/1) dini hari, tepat di depan rumah korban di Jalan Rappocini Raya Makassar.
-
Dimana serangan bom terjadi di Kano? Tiga bom meledak di luar masjid Central Mosque di Kano, yang menewaskan sekitar 120 orang dan melukai sekitar 260 jamaah saat mereka sedang melaksanakan salat Jumat.
-
Kapan teror suara ketukan terjadi? Pada awal video, terlihat sebuah rekaman CCTV yang memperlihatkan suasana teras rumah warga. Waktu di kamera CCTV menunjukkan angka 03.08 WIB dan tak ada seorang pun di luar.
Pasalnya, dia menilai kalau kejadian bom di Makassar, kembali mengingatkan teror bom di tiga gereja di Surabaya pada 2018 silam. Termasuk yang terjadi di Gereja Katedral Filipina pada 2019 yang pelakunya sepasang suami-istri asal Indonesia.
"Saya melihat modelnya mirip di Surabaya. Info awal pelaku amaliah 2 orang bersepeda motor, yang 1 diduga perempuan. Jika dugaan awal itu benar, mungkin pelaku sepasang suami istri. Polanya sama dengan bom bunuh diri di katedral Filipina 2019 lalu yang pelakunya juga suami istri asal Indonesia," terangnya.
Oleh karena itu, Zaki menduga kalau pelaku bom bunuh diri ini patut diduga terafiliasi dengan jaringan pendukung kelompok teroris ISIS di Indonesia, kelompok pertama seperti gerakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
"Saya kira aksi bom bunuh diri itu ada hubungan dengan penyerangan tentara dan polisi yang semakin gencar ke basis kekuatan MIT. Akibat serangan itu beberapa waktu lalu, dua militan MIT tewas salah satunya menantu Santoso. Dikabarkan bahwa Ali Kalora selamat tapi terluka parah," katanya.
"Jadi mungkin saja bom bunuh diri sebagai aksi pembalasan, untuk menunjukkan bahwa kelompok jihadis itu masih mempunyai kekuatan. Masih mampu melakukan aksi amaliah. Selama ini dua daerah, Makassar dan Bima, memang menjadi basis dukungan kuat bagi eksistensi MIT," sambungnya.
Selain keterkaitan MIT, dia juga menganalisa adanya kemungkinan aksi bom yang terjadi di Makassar turut disokong kelompok teroris Jemaah Ansharud Daulah (JAD). Terlebih, bila dirunut aksi bom bunuh diri yang terjadi dalam 20 tahun kebelakang terkhusus yang berada di Indonesia hampir semuanya terkoneksi dengan organisasi jihadis.
Mulai dari Jemaah Islamiyah (JI) pada tahun 2000-2009. Kemudian, melibatkan beberapa pengikut Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) tahun 2010-2014, setelah itu banyak melibatkan para pendukung Jemaah Ansharud Daulah (JAD) sejak 2015 sampai dengan saat ini.
"Teror Thamrin 2016, pelemparan bom gereja Samarinda 2016, bom bunuh diri kampung Melayu 2017, bom bunuh diri di Surabaya 2018, bom bunuh diri di Polresta Medan 2019, dan aksi-aksi teror yg lain dalam 5 tahun terakhir selalu melibatkan anggota dan simpatisan JAD - yang dipimpin ustad Oman Abdurrahman yang mendukung ISIS," pungkasnya.
Polisi Cari Jaringan Teroris
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan pihaknya tengah mendalami terkait adanya kaitan jaringan teroris yang terlibat dalam insiden ledakan yang terjadi di jalan Kartini, depan Gereja Katedral, Kota Makassar pada Minggu (28/3), pagi ini.
"Kemudian berkiatan dengan kegiatan ini suatu kegiatan teroris atau bukan. Tentunnya diperintah bapak Kapolri bahwa siang ini Kadensus berangkat ke Makassar berserta tim," kata Argo saat jumpa pers, di Mabes Polri, Minggu (28/3).
Menurutnya, saat ini seluruh tim baik dari Polda Sulawesi Sekatan, Polrestabes Makassar dan personil lainnya sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan menyisir seluruh temuan barang bukti yang ada di lokasi ledakan.
Pencarian beberapa barang bukti itu bertujuan untuk mengetahui rakaian ledakan yang terjadi, apakah akibat ledakan high atau low explosive, termasuk keterangan sejumlah saksi-saksi di TKP untuk dimintai keterangan.
"Apakah itu nanti berupa suatu bom yang dibuat itu high explosive atau low. Sehingga dari situ tentunya kita bisa mengetahui jaringan apa yang melakukan ini. Tentunya untuk jariangannya apa kita masih melakukan penyelidikan," kata Argo.
Sementara akibat ledakan ini, Polisi menemukan sejumlah bagian tubuh dan kendaraan yang sudah hancur di TKP ledakan halaman Gereja Katedral, Makassar, Minggu (28/3) pagi. Pelaku bom bunuh diri diketahui berjumlah dua orang berboncengan motor hendak masuk ke gereja, namun dicegah petugas sekuriti.
"Itu dari hasil informasi di lapangan ada ditemukan kendaraan sudah hancur dan potongan daripada tubuh. Ini jadi bagian penyidik untuk meyakinkan potongan tersebut adalah pelaku," jelas Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono.
Dari peristiwa tersebut setidaknya ada 14 orang yang menjadi korban. Di antaranya, sekuriti gereja dan jemaat gereja.
Argo mengatakan, tiga korban dibawa ke RS Stellamaris. Rata-rata korban mengalami luka di baigan leher, dada, muka, tangan dan kaki.
"Ada juga sekuriti luka di bagian perut dan kepala. Ada luka lecet di tangan dan kaki tiga orang itu," terang Argo.
Korban lainnya yang berjumlah 7 orang dibawa ke RS Akademis Makassar. Mereka luka karena terkena serpihan bom di kaki, betis, paha.
"Sudah kita lakukan pengobatan," jelas Argo.
Sementara empat orang lain dirawat di RS Telamonia. Mereka juga luka karena serpihan bom.
"Mengenai paha, betis, ada di kepala, mata, muka beberapa karena percikan tadi. Jadi total ada 14 korban. Sekarang masih dalam perawatan," tegas Argo lagi .
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bom meledak saat misa Katolik di Marawi, Filipina pada Minggu (3/12) pagi, menewaskan empat orang.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya melakukan aksi kejinya dengan menusuk punggung kanan korban menggunakan pisau lipat.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaTercatat sejak 19-23 Januari 2024, teror KKB menyebabkan satu anggota Polri meninggal dunia, 4 KKB meninggal dunia, dan 3 KKB luka tembak.
Baca SelengkapnyaTim Densus Antiteror Polri saat ini masih mendalami keterlibatan HOK, dengan kelompok teroris dengan memeriksa sejumlah saksi.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar rekonstruksi pembunuhan terhadap pengusaha roti Makmur (52) dan anaknya Abdillah Makmur (27) di Maros, Selasa (19/12).
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap pelajar karena diduga hendak melakukan teror bom di sejumlah rumah ibadah di Malang, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengamankan beberapa komponen elektronik dan bahan peledak
Baca Selengkapnya"Saya sering dihantui korban, kadang mimpi digerebek polisi, hidup saya tak tenang," ungkap tersangka KL
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca Selengkapnya