Pelaku pembuang bayi di Padang ternyata ketua BEM kampus negeri
Merdeka.com - Misteri pembuang bayi di jalan perbatasan Kota Padang- Kabupaten Padang Pariaman yang sempat gegerkan warga sekitar terungkap. Rupanya, pelaku merupakan DP (25), seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) salah satu universitas negeri di Padang.
Dia adalah warga Pasir Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat. Ironisnya, DP juga merupakan ketua BEM di kampus negeri kota tersebut.
Kasus ini sempat mangkrak satu bulan, karena polisi tak berhasil melacak pembuang bayi malang yang diketahui hasil hubungan gelap itu.
-
Siapa yang menemukan bayi tersebut? Bayi mungil yang diberi nama Bella oleh ART Nana Mirdad, yang pertama kali menemukannya, akhirnya bisa tenang dan tertidur setelah merasa hangat dan kenyang setelah minum susu.
-
Siapa yang menemukan kerangka bayi? Selama penggalian pada 2024, telah ditemukan kerangka anak di lapisan yang diperkirakan berusia 7.600 tahun dan cincin perak yang diduga digunakan untuk bayi.
-
Dimana mahasiswi itu ditemukan? Diberitakan sebelumnya, Nindi ditemukan tewas di Apartemen Bogor Icon Bukit Cimanggu City (BCC), Kelurahan Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (11/12).
-
Di mana kerangka bayi itu ditemukan? Penggalian berakhir tahun ini Tekin, mengatakan dua kerangka itu adalah milik seorang bayi dan seorang anak yang berusia sekitar 6-7 tahun yang ditemukan 2 pekan lalu di area yang sama selama proses penggalian berlangsung.
-
Mengapa arkeolog menemukan kerangka bayi di dekat perapian? 'Sebenarnya kami sudah menduga-duga adanya kuburan ini karena kami menemukan sisa-sisa perapian di sisi timur. Itu sudah menjadi aturan dalam arkeologi. Dari Zaman Batu hingga akhir zaman, jika menemukan perapian dugaan akan adanya kuburan bayi atau anak di dalam atau di luar rumah semakin meningkat. Saat kami sudah menduga-duga, kami menemukan kuburan itu,' Katanya.
-
Siapa yang menemukan janin membatu di Wonogiri? Namun setelah pembedahan pada April 1955, didapati janin yang mengeras.
Bayi itu ditemuan di dalam tumpukan kardus mie instan oleh warga sekitar. Tepatnya ditemukan di didekat sebuah klinik kesehatan di jalan lintas Padang-Bukittinggi, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
"Pelaku kita amankan terkait kasus pembuangan bayi beberapa waktu lalu," ungkap polisi saat penangkapan, Selasa (10/7) malam.
Saat berusaha membawa pelaku di kediamannya, DP sempat mengelak telah membuang bayi di dekat klinik kesehatan. Namun hasil penyelidikan polisi dan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket), pelaku dari kasus tersebut mengarah kepada Dani.
"Sempat terjadi perdebatan alot antara petugas dengan pelaku hingga akhirnya dirinya mengakui telah meletakkan bayi tersebut dalam kardus," sambungnya.
Polisi telah menetapkan DP sebagai tersangka. Sementara perempuan yang mengandung hasil hubungan gelap dengan pelaku bernama ND (23) tidak ditahan.
"Pasalnya korban perempuan ini tidak mengetahui bahwa bayi yang diserahkannya kepada pelaku akan dibuang di pinggir jalan lintas tersebut, saat ini DP sudah kita amankan di Mapolres Padang Pariaman," tambahnya.
Sementara itu, DP mengakui bahwa dirinya tidak bisa mengasuh anak hasil hubungan gelapnya dengan kekasih. Akibat kejadian tersebut, dirinya sering ditanyakan oleh temannya terkait kasus tersebut.
"Saya bahkan harus sampai menghilang karena teman satu kampus saya mengetahui kejadian ini dan mematikan semua akses komunikasi saya selama satu bulan ini," ucap pria berkacamata yang juga merupakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas ini di lokasi penangkapan.
Sebelumnya diberitakan, warga di perbatasan Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman digemparkan dengan penemuan bayi berjenis kelamin laki-laki yang diletakkan persis di sebelah klinik bersalin.
Bayi laki-laki tersebut masih merah, terbukti masih ada tali pusar yang melilit pusatnya. Mengingat di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) gelap dan banyak binatang buas, maka bayi tersebut dititipkan di klinik yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
Salah seorang saksi mata, Yuli (25) menyebut dirinya sempat melihat ada tumpukan kardus mie instan yang bergerak-gerak dan bersuara.
"Awalnya saya pikir di dalam tempat tersebut ular, setelah saya lihat ternyata bayi," ungkap mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Kota Padang tersebut.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaKondisi korban anak saat ini ketakutan dan merasa trauma. Apalagi setelah mengetahui kasus ini viral.
Baca SelengkapnyaRasa malu membuatnya gelap mata dan membuang anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaPenemuan bayi bersama surat wasiatnya ini terjadi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPelaku diserahkan ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaSaat tersangka beraksi kedua kali, korban merekamnya untuk dijadikan barang bukti.
Baca SelengkapnyaKondisi bayi lahir prematur dengan panjang 47 centimeter dan berat badan 2,8 kilogram.
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang berangkat kuliah dengan jalan kaki tiba-tiba diadang oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaHingga kini, dua kasus penemuan mayat bayi masih didalami. Kepolisian akan mencari siapa orang tua yang tega membuang buah hatinya tak berdosa.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Rudapaksa Staf Kelurahan di Tangsel Heran Laporan Tak Ada Kelanjutan, KPAI Desak Polisi Bekerja Serius
Baca SelengkapnyaPelaku terjerat undang-undang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Baca SelengkapnyaBEM berharap kampus memfasilitasi aduan korban sehingga tuntutan korban dapat terakomodir dengan baik.
Baca Selengkapnya