Pelaku penipuan haji di Malang seorang mahasiswa S-3
Merdeka.com - Ternyata pelaku penipuan calon jemaah haji di Kabupaten Malang berstatus mahasiswa strata-3 (S-3). Ahmad Sufandi (32) berstatus sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Malang.
Kendati belum lulus menyelesaikan kuliah Strata-3, Sufandi mencantumkan nama berikut gelar doktornya. Ayah satu anak ini mencantumkan nama lengkap 'Dr Ahmad Sufandi SE. S.PdI., M.HI' di Buku Panduan Manasik Haji dan Pelaksanaan Haji yang disusunnya.
"Saya masih mahasiswa S-3, belum selesai," kata Sufandi menyebut nama sebuah kampus PTS, di Mapolsek Dau, Kabupaten Malang, Selasa (30/8).
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
Sufandi mengaku sebagai PNS Kementerian Agama (Kemenag) dan menjanjikan bisa memberangkatkan haji lebih cepat, asalnya membayar sejumlah uang. Enam orang calon jemaah haji telah menyetorkan uang sebanyak Rp 30 juta, masing-masing menyetorkan Rp 3 juta sampai Rp 7,5 juta.
Para korbannya pun semakin yakin dengan gelar yang dicantumkan itu. Buku Panduan Manasik Haji dan Pelaksanaan Haji merupakan karyanya yang juga dilengkapi nomor induk pegawai (NIP) palsu, 19720517 199711 1 001.
Sufandi juga mengenakan seragam baju dan celana khaki warna cokelat dengan nametag namanya di dada kiri. Selain itu juga melengkapi diri dengan ID Card yang menggantung di saku depan, surat tugas palsu dan tidak lupa peci warna hitam.
Pelaku juga memalsukan empat buah stempel untuk memudahkan aksinya. Pelaku juga membeli sebuah kain batik seragam haji untuk diserahkan kepada korban yang sudah menyetorkan uangnya.
Penipuan haji di Malang ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko"Sebagian untuk makan, sisanya untuk bayar utang. Saya kepepet bayar utang," katanya.
Sufandi sendiri mengaku sebagai seorang guru bantu di sebuah MI di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Dia seminggu sekali mendapat jadwal mengajar.
Pelaku menawarkan jasa bisa mengurus pendaftaran haji, selain mempercepat urutan daftar tunggu. Ia mengaku kenal dengan orang Kemenag, yang namanya kerap dimanfaatkan.
"Saya kenal suaminya (orang Kemenag), suaminya itu teman saya," akunya.
Penipuan haji di Malang ©2016 merdeka.com/darmadi sasongkoKapolsek Dau, Kompol HM Supari mengungkapkan, pihaknya masih melakukan pendalaman tentang keterlibatan orang lain. Pelaku mengaku selalu melakukan aksinya sendirian.
"Masih dipelajari kemungkinan keterlibatan orang lain," katanya.
Sufandi yang tercatat sebagai warga Jalan Diponegoro 7 Desa Kemantren, Kecamatan Jabung dilaporkan korbannya, SP warga Desa Tegalweru, Kecamatan Dau. Korban sudah menyetorkan sejumlah uang kepada pelaku, tetapi tetap tidak berangkat haji. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaAparat Keamanan Arab Saudi menangkap WNI yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial
Baca SelengkapnyaKeluarga besar korban pun ikut tertipu dengan aksi pelaku
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaTersangka dan barang bukti kasus QRIS palsu di masjid diserahkan Selasa kemarin.
Baca SelengkapnyaPolisi gadungan bawa kabur motor, ponsel hingga uang mahasiswi Palembang
Baca SelengkapnyaKeduanya berkenalan melalui aplikasi perjodohan sekitar awal Mei 2024.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan bahwa pengungkapan perkara itu berawal dari penemuan seorang lelaki dalam kondisi terikat lakban pada Sabtu.
Baca SelengkapnyaArsad mengaku kejadian ini pernah dialami salah satu jemaah haji Indonesia.
Baca SelengkapnyaIklan itu berisikan program S3 di Philippines Women's University (PWU), Filipina.
Baca SelengkapnyaJika korban setor Rp1 juta dijanjikan mendapat pengembalian sebesar Rp1,2 juta.
Baca SelengkapnyaSeorang dosen wanita CA (25) harus kehilangan uang Rp50 juta setelah ditipu seorang petani asal Lampung. Penipuan itu bermodus polisi gadungan.
Baca Selengkapnya