Pelaku Perundungan Teman Sekelas di Kota Malang Diperiksa Polisi
Merdeka.com - Para pelaku tindak perundungan atau bullying terhadap teman sekolah di Kota Malang diperiksa polisi. Penyidik memeriksa para saksi dari pelapor atau keluarga korban, dan tujuh anak diduga pelaku perundungan.
Kapolresta Malang Kota, Komjen Pol Leonardus Simamarta mengatakan, telah meminta keterangan tiga orang saksi dari pelapor, tante dan paman korban. Penyidik juga secara khusus meminta keterangan saksi pelaku perundungan dari murid-murid sekolah yang sama.
"Tiga sudah diperiksa dari saksi pelapor, tante korban dan paman korban. Hari ini, kita periksa murid-murid yang diduga pelaku penganiayaan. Pelaku tujuh orang," kata Komjen Pol Leonardus Simamarta di Mapolsek Lowokwaru, Senin (3/2).
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Bagaimana anak melakukan bullying? Mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami dampak emosional dari tindakan mereka terhadap orang lain.
-
Kenapa anak terlibat dalam bullying? Anak-anak dapat terlibat dalam tindakan bullying karena berbagai alasan, seperti rasa cemburu, kurangnya kepercayaan diri, atau merasa lebih unggul dibandingkan teman-temannya. Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa mereka melakukan bullying sebagai bentuk balas dendam terhadap pengalaman buruk yang mereka alami.
-
Kenapa anak menjadi pelaku bullying? Mereka yang sering terlibat dalam perilaku ini mungkin memiliki masalah emosional atau sosial yang mendasari tindakan mereka.
-
Dimana aksi bullying itu terjadi? Sebuah video aksi perundungan terhadap seorang remaja berinisial R (18) oleh tiga pemuda di Pasar Borong Rappoa, Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan viral.
-
Kapan anak rentan jadi korban bullying? Di Indonesia, kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat, dan banyak di antaranya terjadi di lingkungan sekolah.
Khusus pemeriksaan saksi pelaku yang masih berusia di bawah umur, berlangsung dengan metode tertentu sebagaimana ketentuan yang berlaku. Penyidik juga menjadwalkan meminta keterangan saksi dari pihak sekolah.
"Untuk korban, sampai saat ini biar trauma healing sampai sehat. Yang pasti korban kita lindungi, ada pendampingan dari psikolog untuk trauma healing," tegas Leo.
MS (13) menjalani perawatan di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang setelah menjadi korban bullying kelewat batas oleh teman-teman sekolahnya. Korban yang duduk di kelas 7 mengalami luka lebam dan memar di jari, lengan, punggung dan kaki. Korban juga trauma akibat kejadian tersebut.
"Ini hasil visum akan kita sandingkan dengan hasil pemeriksaan, ada luka di tangan, telapak kaki, punggung tangan dan punggung, lengan, luka memar semua," terangnya.
Kasus perundungan itu terjadi 15 Januari dan menjadi perbincangan setelah video korban viral di media sosial. Video itu menunjukkan korban tengah menggeram kesakitan di ranjang rumah sakit akibat luka yang dialaminya.
Hingga saat ini polisi melakukan pendalaman kasusnya dengan memeriksa saksi-saksi yang diduga mengetahui kejadian tersebut. Jika memenuhi unsur, bukan tidak mungkin dilakukan penetapan tersangka terhadap para pelakunya.
"Bahwa ini sudah ada peristiwa pidana terjadi, berkaitan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Walaupun ada perdamaian dan lain-lain, kami dari penyidik, konsentrasi penuh pada pemulihan kondisi korban, baik secara fisik maupun psikologis. Kedua, kami juga secara konsisten ingin ini diproses dulu, kita dudukan proses hukumnya seperti apa. Siapa berbuat apa, dari keterangan saksi dan hasil visum, kita tahu peristiwa pidananya," jalas Leo.
Pihak sekolah sendiri mengaku tidak mengetahui terjadinya perundungan tersebut, sebelum mengumpulkan para muridnya lantaran videonya ramai menjadi perbincangan. Sekolah kemudian memfasilitasi pertemuan orang tua kedua belah pihak dengan menempuh jalan perdamaian.
Dinas Pendidikan Kota Malang saat dikonfirmasi juga menyebutkan bahwa kasus tersebut akibat bercandaan yang berlebihan. Korban disebutkan salah satunya terkena gesper ikat pinggang pelaku saat di musala sekolah.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, kepolisian sudah berkoordinasi ke Bapas, Dinas Sosial, juga Perlindungan Perempuan dan Anak dan ke psikolog untuk tahu latar belakang pelaku.
Baca SelengkapnyaMulanya, korban ribut dalam majelis lalu diberitahu terduga pelaku. Tetapi tak juga didengar hingga terjadilah peristiwa itu.
Baca Selengkapnyadalam video itu, seorang siswi SMA diduga dipaksa beraksi di luar norma oleh rekan-rekannya
Baca SelengkapnyaMeski kasus ini sudah naik ke penyidikan, polisi belum menetapkan pelaku yang harus bertanggung jawab.
Baca SelengkapnyaTermasuk penyelidikan terhadap pelaku yang diduga anak seorang selebriti.
Baca SelengkapnyaWendi, enggan membeberkan materi pemeriksaan penyidik terhadap pihak sekolah.
Baca SelengkapnyaDari informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa perundungan itu terjadi pada awal Februari 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaPara terlapor ditemani pihak KPAI, P2TP2A Kota Tangsel dan Kanit PPA Polres Tangsel.
Baca SelengkapnyaPolisi memeriksa wali kelas dan kepala sekolah hingga orang tua para terduga pelaku perundungan terhadap siswa difabel di SMPN 4 Makassar.
Baca SelengkapnyaKelima tersangka pelaku perundungan itu merupakan anak-anak.
Baca SelengkapnyaKonfrontir tersebut dilakukan karena terdapat perbedaan keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaPelaku diduga melakukan pelecehan seksual terhadap putri tirinya selama 4 tahun.
Baca Selengkapnya