Pelaku teror bom SMA 1 Makassar ditangkap polisi
Merdeka.com - Nasrul Wara (26), warga BTN Asal Mula, Kecamatan Tamalanrea, Makassar dicokok polisi dari unit Resmob Polrestabes Makassar, dipimpin oleh AKP Edy Sabhara, Selasa (1/3), pukul 06.00 WITA. Nasrul yang sehari-hari bekerja sebagai guru mengaji adalah pengirim pesan pendek teror bom di SMA 1 Makassar, Sabtu (27/3), pukul 20.42 WITA.
Teror itu ditujukan kepada tiga orang panitia kegiatan Munakasa, atau ujian untuk santri TPA se-Kota Makassar. Acara itu digelar oleh Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di SMA 1 Makassar, rencananya berlangsung, Minggu (28/2).
Adapun isi teror via pesan pendeknya itu, "Berjuanglah wahai manusia...saat anak-anak Islam berjuang agama, pesan kami berhati-hatilah di SMA 1 Makassar, pada tanggal 28 Februari 2016 pada pukul 08.30 pagi...telah memasang bom cabang teror Jakarta. Dan diledakkan pada jam 08.30 besok. Selamatkanlah anak-anak kalian sebisa mungkin, perhatian, perhatian, perhatian..."
-
Kenapa A.R. Sutan Mansur menolak beasiswa? Tetapi ia menolaknya dan memilih belajar ilmu agama.
-
Siapa yang minta bantuan dana untuk bencana Sumbar? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Bantuan apa yang ditolak Ahmad Turmudzi? Turmudzi memilih mundur dari bantuan bedah rumah oleh Pemkab Serang, setelah dirinya diminta membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Bagaimana Bhabinkamtibmas mengungkapkan kekecewaannya? 'Saya ngga mengerti apa syarat dari kriteria khusus,' lanjutnya.
-
Siapa yang merasakan kekecewaan? 'Saya hanya ingin tahu saja, bagaimana rasanya makan bersama dengan keluarga.'
-
Siapa yang ngakuin nggak ada backup data di PDN Surabaya? Akibatnya data-data yang berada di dalamnya terkunci. Terlebih pemerintah mengakui tidak ada back up data.
Pesan pendek teror bom dikirim kepada Akbar, selaku ketua panitia kegiatan, serta anggotanya, Suardi dan Ikhwan.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Polisi Rusdi Hartono, kepada wartawan mengatakan, Nasrul sudah ditetapkan sebagai tersangka. Dari hasil interogasi, pelaku mengakui tindakannya itu buat menggagalkan kegiatan itu.
"Pelaku ini adalah bagian dari kegiatan tersebut tetapi dia kecewa karena administrasi kegiatan tersebut dinilainya tidak jelas, jadwal kegiatan kerap molor," kata Rusdi.
Nasrul dicokok karena nomor ponsel buat mengirim pesan ancaman ternyata masih dipakai, sehingga mudah ditelusuri. Dia ditangkap di rumahnya di Kecamatan Tamalanrea tanpa perlawanan. Ponsel berikut nomor dipakai meneror disita dan dijadikan barang bukti.
"Tersangka Nasrul ini dijerat Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang penetapan pemerintah Nomor 1 tahun 2002 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme, pasal 6. Dengan ancaman pidana penjara minimal 4 tahun, maksimal 20 tahun," ujar Rusdi.
Nasrul mengaku sengaja mengirim pesan pendek berisi teror bom itu, karena tidak suka dan kecewa dengan sikap panitia inti kegiatan lantaran kerap mengulur-ulur waktu kegiatan. Bahkan dia sering diminta memasukkan data santri-santri, tapi tidak pernah diberi uang insentif. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaImam dianiaya hingga tewas karena tak bisa memberikan uang tebusan Rp50 juta.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku memukul dan mengancam menggunakan badik tersebut viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaOrangtua korban yang mengetahui kejadian tersebut langsung melaporkan ke pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaPelaku diamankan tanpa perlawanan dalam pelariannya di Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaPomal Lantamal VI Makassar masih menahan Koptu SB yang terjerat kasus penembakan dua remaja. Sementara keluarga korban berharap tersangka pelaku dihukum berat.
Baca Selengkapnyamotif kelima pelaku melakukan pengeroyokan di depan rumah Komisioner KPU Sulsel karena ketersinggungan.
Baca SelengkapnyaIa mengaku dijanjikan uang sebanyak Rp20 juta sebagai imbalan telah mengerjakan tes CPNS.
Baca SelengkapnyaAksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKeluarga diminta setor Rp200 juta agar anaknya lulus, padahal sudah dibunuh
Baca SelengkapnyaLegislator Partai Amanat Nasional (PAN) itu melaporkan dua orang yakni pria berinisial MMT dan wanita berinisial FA alias Syarifah.
Baca Selengkapnya