Peluh keringat juru pembuat kapal di galangan Cilacap
Merdeka.com - Di areal Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, terlihat dari kejauhan 2 kapal besar tengah dibuat oleh puluhan tukang di galangan. Papan-papan kayu sudah tersambung, haluan sudah nampak meruncing, susunan kerangka kapal menunjukkan teknik pembuatan yang amat kompleks.
"Ini baru 30 persen. Tiga sampai empat bulan lagi," kata orang-orang di atas kapal yang tengah berpeluh keringat menyambung satu papan dengan papan yang lain.
Lama pembuatan kapal itu, paling cepat lima sampai tujuh bulan. Pengerjaan satu kapal melibatkan 10-15 tukang. Papan-papan kayu yang digunakan bervariasi. Namun setidaknya 3 jenis yakni Damar Laut, Mahoni dan Laban.
-
Bagaimana Kapak Lonjong dibuat? Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.
-
Bagaimana kebakaran kapal di Cilacap terjadi? Akan tetapi berdasarkan informasi dari sejumlah saksi mata, tiba-tiba saja terlihat kobaran api di Kapal Mulia 16 GT 50 dan selanjutnya merambat ke kapal-kapal lainnya.
-
Kenapa kapal terbakar di Cilacap? Ia mengatakan bahwa penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.
-
Kapal apa yang terbakar di Cilacap? Berdasarkan hasil identifikasi sementara, kebakaran tersebut menimpa empat kapal yang tengah bersandar di Dermaga 3 PPS Cilacap,' kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Bayu Prahara pada ANTARA.
-
Kapan galangan kapal ini digunakan? Galangan kapal ini berasal dari Zaman Perunggu, ditemukan pada 2015 di distrik Silifke, Mersin, di lepas pantai Pulau Dana, Turki selatan.
-
Siapa korban kebakaran kapal di Cilacap? Ia mengatakan, mayat nakhoda itu ditemukan pada Jumat (26/4). Menurut Sarjono, korban meninggal dunia yang merupakan nakhoda salah satu kapal yang terbakar itu langsung dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Cilacap.
Kepala tukang, Sumiarto (58) bercerita, penutup lambung kapal membutuhkan jenis kayu bersifat ulet dan lentur, tulangan kapal mesti menggunakan kayu keras. Maka, kayu laban dipilih sebagai bahan tulangan.
Tapi uniknya, pembuatan yang amat kompleks alih-alih dirancang berdasarkan sketsa yang rinci, para tukang justru mengabaikan itu. Mereka membuat kapal hanya berdasarkan pada pengalaman. Kebiasaan yang telah mereka kerjakan selama puluhan tahun.
"Saya sendiri sudah kerja di galangan 20 tahunan," kata Sumiarto yang berasal dari Kampung Laut Kabupaten Cilacap pada merdeka.com, Jumat (13/1) sore.
Teknik perkapalan, di Nusantara memang memiliki rentang sejarah panjang. Dalam buku 'Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-16 dan 17' yang ditulis Andrian B Lapian, perkembangan teknik perkapalan berusia puluhan abad. Relief di Borobudur misalnya, ia sebut melukiskan perahu atau kapal yang dapat digolongkan tiga jenis yakni perahu lesung, kapal besar tidak bercadik dan kapal besar bercadik.
Sedang di galangan Cilacap, para tukang tengah membuat kapal kursin atau bagan. Kapal ini juga memiliki kaitan sejarah panjang ketika Bagansiapiapi, ibu kota Rokan Hilir Riau, masih menjadi pusat perdagangan internasional. Abad ke-19, Bagan menjadi kota pelabuhan nomor dua penghasil ikan terbesar dunia setelah Kota Bergen, Norwegia. Kota ini dikenal dengan galangan-galangan kapalnya, konstruksi kapal Bagan pun lantas populer sebagai bagian pelayaran dan perniagaan di Nusantara.
"Kalau sudah berlayar kapal ini akan bermesin 30 gross ton (GT). Digunakan untuk menangkap dan mengangkut ikan tuna," ujar Sumiarto.
pembuatan kapal di galangan cilacap ©2018 Merdeka.com/abdul azizMemimpin pengerjaan kapal itu, Sumiarto dibantu oleh Sumino (35) yang berposisi sebagai mandor. Sama-sama berasal dari Kampung Laut Kabupaten Cilacap, Sumino telah bekerja di galangan kapal selama 10 tahun. Ia bertugas mengontrol serta membantu puluhan tukang-tukang lain saat mengerjakan pembuatan kapal mulai dari pemilihan batang kayu, penghalusan, pemasangan, pelapisan viber dan sampai pengecatan khusus anti air.
Sumino bercerita, ia mulai bekerja di galangan dengan menjadi buruh pembantu. Tugasnya mulai dari emanggul kayu, memindah papan, menyiapkan paku atau menggeser tulangan. Di dunia tukang pembuat kapal, tukang harus memiliki fisik yang kuat sebelum belajar keahlian-keahlian khusus. Ketekunan bekerja dan pengalaman bertahun-tahun sangat menentukan keahlian.
"Alat-alat yang kita gunakan tergolong sederhana. Seperti pemotong kayu, perekat kayu. Makanya pengalaman bekerja sangat penting di sini," ujarnya.
Ia bercerita untuk kapal yang saat ini tengah dibuat memiliki panjang 30 meter dan 32 meter. Sementara, lebar bukaan lambung atas kurang lebih 7 meter dan 8 meter. Kapal dibuat dengan menentukan panjang lunas bawah, memperhitungkan panjang kapal. Lantas, tulang bawah, dan tulang atas. Selanjutnya, tulangan yang sudah terangkai itu ditentukan tarikan lebar atas dimulai dari lambung. Tulang samping kiri dan kanan ditimbang menggunakan waterpas agar seimbang.
"Perhitungan ukuran ngikutin aja. Misal bawah tujuh meter, atas delapan meter. Berarti tinggal atas ditarik 1 meter," kata Sumino.
Menurut Sumino, tiap kapal membutuhkan biaya minimal Rp 5 miliar. Namun ada pula yang habis biaya Rp 7 miliar hingga Rp 9 miliar. Biaya ini ia prediksi dari kayu-kayu yang digunakan. Ia mempunyai catatan tersendiri tentang kayu dan detail ukuran yang digunakan sebagai pertanggungjawaban pada pemesan kapal.
"Saya tidak tahu pasti. Hanya perkiraan saja," ucap Sumino.
catatan untuk mengontrol penggunaan kaya dalam pembuatan kapal ©2018 Merdeka.com/abdul azizSisi yang lain, Kasim (39), buruh kasar asal Purbalingga di pembuatan kapal punya tugas tahap finishing yakni melakukan penghalusan papan kayu, pelapisan viber dan pengecatan. Ia dan kurang lebih 13 kawannya, mulai bekerja dari pukul 8.00 sampai 17.00. Pengakuannya ia dapat upah Rp 100 ribu perhari sedang mandor Rp 150 ribu.
Kasim sendiri telah bekerja di galangan kapal persis 10 tahun. Ia bercerita di tempat asalnya, Kabupaten Purbalingga kebanyakan masyarakat memang bekerja sebagai petani atau buruh pabrik karena memang jauh dari laut. Tapi sejak remaja, ia memiliki ketertarikan tersendiri dengan nelayan. Latar belakang ini yang membuat ia menjadi pekerja pembuat kapal.
"Saya menikmati jadi pembuat kapal. Memang pekerjaan ini keras. Sudah biasa dibakar matahari," kata Kasim.
Galangan kapal di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, menunjukkan betapa kaya kebudayaan maritime di Indonesia. Laut bukan sekadar produksi garam, uasaha-usaha tangkap ikan, tapi juga representasi teknik perkapalan yang berusia tua menunjukkan kemandirian budaya.
Di antara peluh keringat para pekerja di galangan kapal itulah, mozaik sejarah kemaritiman bertahan dengan cara-cara mengagumkan. Jiwa kebudayaan maritim ini setidaknya tergambarkan dalam puisi 'Perjalanan Laut' karya D Zawawi Imron ini:
"Lampu-lampu memainkan laut, malam memainkan api, jiwaku yang berpencalang bulan sabit kadang mengambang atas pasang dan tenggelam dalam surut". (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Galangan kapal Muara Angke menjadi salah satu ujung tombak industri kemaritiman di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPerahu buatan nelayan Indramayu dikenal tangguh dan kokoh
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, pembuatan kapal pinisi berada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaKerajinan tempat gamelan tak banyak disorot, padahal hanya orang-orang tertentu yang bisa membuatnya
Baca SelengkapnyaHingga saat ini penyebab kebakaran masih dalam tahap penyelidikan.
Baca SelengkapnyaMeski terbuat dari kayu, kapal ini sangat kuat dan tangguh untuk mengarungi ganasnya ombak di lautan.
Baca SelengkapnyaDua pria yang sudah tak muda ini harus mengangkat kayu puluhan kilo setiap hari hanya untuk mendapatkan bayaran Rp50 ribu.
Baca SelengkapnyaKebakaran kemungkinan besar bermula dari dek kendaraan di dalam kapal.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan beberapa pria yang rela bekerja di bawah tanah membuat pawon demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca SelengkapnyaMenurut tutur pitutur sejarah, kapal-kapal buatan Dasun terkenal akan kualitasnya. Bahkan, kemampuan berlayar bisa hingga lintas benua di Brazil.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaAda ratusan galangan kapal kuno yang telah ditemukan para arkeolog.
Baca Selengkapnya