Pemalsu uang di Medan dihubungi anggota tim sukses menjelang pilkada
Merdeka.com - Peredaran uang palsu menjelang pilkada serentak 9 Desember mendatang harus diwaspadai. Hal ini perlu menjadi perhatian, setelah pelaku pemalsu uang mengaku sempat dihubungi salah seorang anggota tim sukses pasangan calon.
Pengakuan itu disampaikan Teshar Rianda (32), tersangka pemalsu uang ditangkap petugas Polsek Helvetia di Medan, Kamis (3/12) sore.
"Seseorang menelepon saya untuk dicetakkan uang palsu senilai Rp 500 juta. Dia berani ngasih Rp 200 juta. Enggak sampai separuh lah," kata Teshar.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang edarkan uang palsu di Garut? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Di mana SR membeli uang palsu? Kepada polisi, tersangka mengaku membeli uang palsu dengan total Rp110 juta dengan uang asli sebesar Rp9 juta dari kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
Penelepon itu mengaku dari tim salah satu calon yang ingin ikut pilkada. Tapi Teshar mengaku tidak tahu calon kepala daerah mana, karena mereka sama sekali belum bertemu.
Menurut Teshar, si penelepon mendapatkan bahan contoh dari seseorang yang mengenalnya. "Saya kan ngasih sampel pada kawan-kawan," ucap Teshar.
Uang palsu dibikin Teshar tergolong rapi. Sepintas tampak seperti uang asli. Hanya jika ditetesi air, tintanya akan meluber.
Teshar diringkus petugas Polsek Helvetia di tempat kosnya di Jalan Kertas, Medan, Kamis (3/12), sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam penangkapan itu, polisi menyita 125 lembar uang palsu pecahan Rp 50 ribu, sebuah printer, sebuah komputer jinjing beserta charger dan tetikus, satu rim kertas, dua bilah pisau, penggaris, sebotol alkohol, enam jarum suntik, dua botol tinta printer, satu keping penyimpan data, serta sebuah tas hitam. Dari interogasi dilakukan, Teshar ternyata bukan orang baru di bidang uang palsu.
"Dia mulai membuat uang palsu pada 2006 di Jakarta. Setelah temannya tertangkap, dia melarikan diri dari tempat tinggalnya di Tebet Timur Dalam IV ke Medan," kata Kapolsek Helvetia, Kompol Ronni Bonic.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebar ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaModus operandi yang dilakukan para tersangka menggunakan uang itu sebagai alat transaksi membeli keperluan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan, rupanya uang palsu diproduksi sesuai permintaan dari seorang berinisial P.
Baca SelengkapnyaCaleg DPRD SUmsel MM melapor ke polisi. Dia mengaku sebagai korban penipuan dan penggelapan terkait transaksi suara pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaSaat ini, pihaknya masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebarkan ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan terungkap fakta bahwa kawanan sindikat peredaran uang palsu beroperasi sejak April 2024.
Baca SelengkapnyaKorban dan pelaku mulanya berkenalan melalui aplikasi online dan sepakat kencan.
Baca SelengkapnyaI berperan sebagai operator mesin cetak GTO yang menjalankan mesin cetak uang palsu.
Baca SelengkapnyaKeluarga besar korban pun ikut tertipu dengan aksi pelaku
Baca Selengkapnya