Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pembajakan bikin metal bersemi di bumi pertiwi

Pembajakan bikin metal bersemi di bumi pertiwi metallica. ©REUTERS/Stringer

Merdeka.com - Mohamad Soesilo merancang Blok M, kawasan pertokoan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sebagai wilayah untuk aktivitas niaga murni. Murid pakar tata kota kesohor Thomas Karsten itu, barangkali tak membayangkan empat dekade kemudian, bukan cuma uang yang berputar di komplek tersebut, melainkan juga kebudayaan. Lebih tepatnya, peradaban musik curian.

Irfan Sembiring, gitaris dan pendiri grup musik trash metal legendaris, Rotor, ingat betul pada periode 1980-an Blok M jadi tujuan muda-mudi seantero Ibu Kota yang ingin mengetahui perkembangan musik dunia mutakhir.

Termasuk, musik-musik barat yang level kebisingannya tak lagi sekadar "ngak-ngik-ngok" bernama metal. Jauh lebih keras dari rock n roll yang disemai pertama kali di bumi pertiwi oleh God Bless atau AKA pada era 1970-an. Namun, patut dicatat, mayoritas kaset di Blok M ilegal lantaran hasil pembajakan.

Dari koleksi rock and roll kanon Barat seperti Rolling Stone dan Led Zeppelin yang dia lahap semasa SMP, hingga mulai naik kelas, menjadi tambah bising dan ekstrem, semua kasetnya didapatkan Irfan di Blok M.

Pria yang kini menekuni jalan hidup dakwah itu tidak paham bagaimana cara para pemilik toko di Blok M cepat sekali mengikuti perkembangan musik di Barat. Contohnya untuk kasus Iron Maiden, grup cadas asal Inggris, yang pada 1986 sedang panas-panasnya di blantika musik dunia, berkat album didapuk jadi puncak artistik gelombang musik metal dari Inggris.

"Album Iron Maiden yang "Somewhere in Time", enggak sampai sebulan keluar di Amerika Serikat, sudah dibajak, selang berapa minggu sudah ada yang mainin, udah ada yang meng-cover di panggung Pid Pub, Pondok Indah," ujar Irfan sambil tergelak saat menjelaskan masa awal perkembangan subkultur metal Indonesia kepada merdeka.com, Jumat (23/8).

Irfan menilai berkat Blok M, wawasan musik anak muda Indonesia tak ketinggalan dari pendengar asli di Amerika atau Eropa, walaupun media massa masa itu sama sekali tak memberi ruang bagi penggemar musik cadas.

"Jadi anak metal seharusnya berterima kasih pada para pembajak," sambungnya lagi, masih sambil terbahak.

Dari peredaran kaset-kaset musik cadas ilegal tersebut, publik Indonesia, termasuk Irfan, mengenal nama yang lebih gahar. Mulai dari Kreator, Sepultura, dan tentu saja, band terbesar dari subgenre trash, Metallica.

Rilisan fisik, khususnya kaset, yang masih jaya pada masa itu, turut membangun loyalitas pendengar musik pada figur-figur metal luar negeri. Karena harganya cukup mahal bahkan untuk kelas menengah sekalipun, banyak anak muda harus menabung sebelum mendengarkan musik yang mereka suka.

Hal ini dituturkan Samack, pendiri situs musik Apokalip sekaligus pengamat skena metal Tanah Air ini. "Format kaset itu otomatis lebih menyempitkan opsi. Dulu satu kaset bisa kita dengerin satu bulan sampai hafal."

Amal jariyah lebih kecil dalam persemaian metal, disumbangkan oleh segelintir media massa yang berani mengulas musik tak populer itu. Pada masa 80-an, Majalah Hai, terbitan Gramedia, dan Majalah Vista, bertindak nyeleneh, lantaran mewartakan perkembangan metal bagi pembaca Indonesia, meski tak dominan.

Baru pada 1990-an, nama besar Metallica yang mengobrak-abrik tangga lagu Billboard, membuat lebih banyak media lain melirik genre musik eksklusif ini.

"Metallica pas besar-besarnya udah di-publish media utama, selain Hai, radio membahas, MTV juga mulai masuk Indonesia," kata Samack.

Subkultur metal di kalangan anak muda, untuk Ibu Kota, semakin terbentuk setelah banyak anak muda nongkrong di Pid Pub, kafe kecil milik Tante Esther yang memberi ruang tampil anak-anak metal. Kebetulan, atribut fisik penggemar musik cadas mudah dikenali, sehingga ikatan solidaritas cepat terbentuk selain karena kesamaan tempat kongkow.

"Kalau elu enggak gondrong, enggak pakai long-sleeve, enggak dianggap (anak metal), ada sih yang masih cepak, tapi tetap enggak diakui," ungkap Irfan.

Pola identifikasi serupa juga muncul di wilayah lain, termasuk Kota Malang, tempat Samack tinggal sepanjang hidupnya. "Zaman-zaman itu, kita bisa nyari teman tongkrongan satu sekolah, ada anak yang pakai kaos Metallica, atau gondrong, pasti memiliki minat selera musik yang sama."

Memasuki masa 1990-an, metal semakin menjadi kultur anak muda. Di Jakarta, sedikit bergeser dari Blok M, yaitu di kawasan Bulungan, mulai muncul komunitas metal. Penggemar yang membeli rilisan fisik band-band tenar dunia, juga terdeteksi makin banyak.

Itu sebabnya, pengusaha Setiawan Djody berani mendatangkan Metallica ke Tanah Air. Sayang, represi Orde Baru, membuat superstar musik jarang datang ke Indonesia. Hal ini, disinyalir menyebabkan kedatangan James Hetfield, dan kawan-kawan pada 1993, menjadi pelampiasan pecinta musik dari aliran apapun. Bahkan, melebihi konser bintang trash metal Brasil, Sepultura, yang sebelumnya sudah mampir setahun sebelumnya.

"Gue ingat banget, pas ngebuka konser Metallica, di bagian depan ada yang goyang ala dangdut. Semua penggemar musik datang di konser itu, anak punk juga nonton. Ada satu mobil isinya 10 orang, yang punya tiket cuma satu, makanya akhirnya pada bakar-bakaran, pada saat itu haus hiburan sih," kenang Irfan soal tragedi konser Metallica di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 20 tahun lalu.

Namun, insiden itu tak membuat metal surut. Tentunya berkat keberhasilan beberapa band masuk dapur rekaman, hal yang sebelumnya tak terbayangkan bisa dialami insan musik bising.

Sang pendobrak adalah Roxx yang berhasil rekaman single karena jawara festival rock. Grup speed metal ini, kata Irfan, dikenal publik pada awal 1990 paling jago meng-cover lagu-lagu Metallica.

Kesempatan mencicipi dapur rekaman label arus utama lantas diikuti grupnya sendiri, Rotor, yang berhasil merayu Label AIRO, untuk mengedarkan "Behind the 8th Ball" (1992). Baru kemudian, mantan band Irfan, Sucker Head, pada 1995, menyusul direkrut Aquarius Musikindo.

Dari hitung-hitungan kasar, album pertama Rotor laku 400.000 keping. "Yang bajakan dua kali lipatnya," imbuh Irfan menggambarkan potensi bisnis metal di Indonesia pada 1990-an.

Miris melihat banyak teman-teman metal tak dapat kesempatan rekaman, Irfan menggandeng sobat lamanya, Krisna Sadrach, pentolan Sucker Head, membentuk Rotorcorp. Label kecil, yang dananya semua didapatkan dari Musica Studio, label terkemuka pengusung musik pop.

Dirilislah kemudian seri Metalik Klinik, hingga 9 album, yang membantu memperbesar basis fans musik metal ke seluruh nusantara. Irfan menyebut, masalah musisi metal seangkatannya adalah tak pandai memasarkan diri.

"Kuncinya ke major label itu cuma gimana pinter ngomongnya, karena seri Metalik Klinik laku, Musica mau biayain terus,".

Paruh kedua 1990-an, band-band metal semakin rajin, bahkan bisa dibilang mencapai iklim paling sehat sepanjang sejarahnya di Indonesia. Samack mencatat meski kompilasi 'Metalik Klink' cukup berperan, gairah menegakkan bendera metal memang sedang menggebu-gebu jelang reformasi.

"Akhir 90-an, metal ramai-ramainya, kira-kira antara 1997 sampai 2002, enggak tahu kenapa, pada semangat semua (bikin album)," ujarnya.

Nama besar skena metal saat ini, seperti Betrayer, Death Vomit, Purgatory, dan Burgerkill, juga bersemai di era tersebut. Musik metal di Indonesia nantinya menyambut nasib yang berbeda di abad 21. Khususnya, akibat budaya internet yang mewabah. Namun, panen metal di masa kini, mustahil muncul, jika sebelumnya tak ada pembajakan yang menyemainya di bumi pertiwi. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Trio Hijaber Metal Garut Voice of Baceprot Manggung di Amerika, Dipuji Penonton Lokal
Kisah Trio Hijaber Metal Garut Voice of Baceprot Manggung di Amerika, Dipuji Penonton Lokal

Trio hijaber pengusung heavy metal asal Garut, Jawa Barat Voice of Baceprot (VOB) berhasil mengehentak Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen God Bless Rayakan 50 Tahun Berkarya di Synchronize Festival 2023
FOTO: Momen God Bless Rayakan 50 Tahun Berkarya di Synchronize Festival 2023

Dalam penampilannya, mereka membawakan deretan lagu hitsnya, seperti Semut Hitam dan Rumah Kita.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Voice of Baceprot, Band Metal Berhijab Asal Garut Guncang Panggung Soundsfest Xperience 2024
FOTO: Aksi Voice of Baceprot, Band Metal Berhijab Asal Garut Guncang Panggung Soundsfest Xperience 2024

Voice of Baceprot (VoB) menghentak dengan lagu-lagu hits mereka di panggung Soundsfest Xperience 2024.

Baca Selengkapnya
Viral Aksi Pengamen Tirukan Gaya Rhoma Irama, Didoakan Ketemu Langsung dengan Raja Dangdut
Viral Aksi Pengamen Tirukan Gaya Rhoma Irama, Didoakan Ketemu Langsung dengan Raja Dangdut

Aksi pengamen tirukan gaya Rhoma irama viral di media sosial. Didoakan ketemu langsung raja dangdut.

Baca Selengkapnya
Kisah Rhoma Irama Mendunia Bareng Soneta, Kenalkan Musik Dangdut Tidak Kampungan
Kisah Rhoma Irama Mendunia Bareng Soneta, Kenalkan Musik Dangdut Tidak Kampungan

Rhoma Irama bersama Soneta Group mampu mengangkat musik dangdut yang dulu jadi cemoohan hingga mendunia.

Baca Selengkapnya
9 Musisi Indonesia yang Memiliki Tato Logo Band Mereka Sendiri
9 Musisi Indonesia yang Memiliki Tato Logo Band Mereka Sendiri

Sederet musisi Indonesia ini menato tubuh mereka dengan logo atau nama band mereka sendiri.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Surak Ibra, Digunakan Warga Garut untuk Menyindir Belanda
Mengenal Tradisi Surak Ibra, Digunakan Warga Garut untuk Menyindir Belanda

Kesenian ini biasanya dimainkan oleh puluhan orang untuk menyindir Belanda.

Baca Selengkapnya
Cerita eks Komandan Jenderal Kopasus Kagum pada Tokoh Batak: Fisiknya Kuat, Mereka Jagoan
Cerita eks Komandan Jenderal Kopasus Kagum pada Tokoh Batak: Fisiknya Kuat, Mereka Jagoan

Prabowo begitu mengagumi sosok putra daerah tanah Batak.

Baca Selengkapnya
Pamitan Sebagai Gubernur, Ganjar Diberi Gitar Tua oleh Pengamen Jalanan
Pamitan Sebagai Gubernur, Ganjar Diberi Gitar Tua oleh Pengamen Jalanan

Dari sisi pemerintahan, Ganjar pun terus mendorong perkembangan musisi lokal agar dapat naik kelas.

Baca Selengkapnya