Pembangunan Infrastruktur Taman Nasional Komodo Harus Sesuai Ekosistem & Budaya Lokal
Merdeka.com - Guru Besar Ilmu Pengelolaan Satwa Liar Fakultas Kehutanan UGM, Prof Satyawan Pudyamotko, menegaskan arsitektur sarana dan prasarana di taman nasional komodo harus cocok dengan ekosistem komodo. Dia tak ingin arsitektur di taman tersebut hanya enak dipandang, tapi tak punya nilai.
Hal itu dia katakan saat RDPU bersama Komisi IV DPR, Senin (23/11) terkait pembangunan sarana dan prasarana wisata alam di Taman Nasional Komodo Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur.
"Arsitekturnya ini harus mengerti betul tentang ekosistem komodo, jangan hanya sedap dipandang mata tapi nilai yang disampaikan apa, walaupun juga tidak bisa mengesampingkan fungsi dari infrastruktur tersebut," ujarnya dalam ruang rapat komisi IV, gedung DPR, Jakarta, Senin (23/11).
-
Apa Pesona dari Taman Nasional Komodo? Saking menakjubkan, tempat wisata ini begitu mendunia. Terletak di Nusa Tenggara Timur, Taman Nasional Komodo ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia dan Cagar Manusia oleh UNESCO pada tahun 1986 silam.
-
Kenapa komodo dilestarikan? Maka dari itu, sampai sekarang hewan ini masih dilestarikan dengan perlindungan yang sangat ekstra. Hal itu dilakukan untuk mencegah komodo punah.
-
Apa ciri khas komodo? Komodo dikenal sebagai hewan yang cukup agresif. Mereka tidak segan-segan menyerang jika merasa terancam atau lapar.
-
Dimana komodo hidup? Komodo, kadal terbesar, hidup di alam liar Indonesia.
-
Siapa yang mengakui Taman Nasional Komodo? Dilansir dari bigkomodo.com, Taman Nasional Komodo yang berlokasi di Labuan Bajo diakui sebagai salah satu warisan UNESCO.
-
Bagaimana kolam ikan bantu ekosistem? Kolam ikan dapat menyediakan habitat bagi berbagai satwa liar seperti burung, katak, dan serangga, membantu mendukung ekosistem lokal dan menjaga keseimbangan alam di lingkungan sekitar.
Kemudian, infrastruktur yang dibangun harus meningkatkan pemahaman tentang tema taman nasional komodo. Menurutnya, ekosistem taman nasional komodo unik lantaran di dominasi oleh lahan kering. Sehingga harus disesuaikan dengan ekosistem maupun budaya lokal.
"Terkait dengan ekosistemnya, terkait dengan budaya lokal yang ada di situ, sehingga kita tidak menghadirkan sesuatu yang asing di taman nasional, yang orang lokal aja tidak mampu menafsirkan ini jangan jangan ngapain,"ucapnya.
Kemudian, lanjut Satyawan, infrastruktur yang dibangun harus mampu menumbuhkan rasa penghargaan pengunjung terhadap taman nasional. Jangan sampai saat masuk bangunan yang sangat megah, manusia merasa mendominasi alam.
"Justru kita ketika memanfaatkan infrastruktur yang di taman nasional itu justru kita harus merasa bagian dari alam, sehingga infrastruktur tidak boleh terlalu menyala dibanding lingkungan sekitarnya," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, apapun yang dikerjakan pemerintah di taman nasional komodo sebagai warisan dunia harus dilaporkan ke UNESCO. Tujuannya, agar pemerintah bisa patuh mengenai regulasi yang diatur UNESCO.
"Walaupun bukan berarti dengan demikian Indonesia akan kehilangan kedaulatannya di dalam mengatur negaranya sendiri," ucapnya.
"Akan tetapi karena Indonesia telaah mendaftarkan taman nasional komodo sebagai warisan dunia maka Indonesia juga harus mematuhi asas asas atau regulasi yang di atur UNESCO," jelas Satyawan.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu dampak signifikan dari pembangunan infrastruktur adalah peningkatan konektivitas nasional.
Baca SelengkapnyaKeberadaan tumbuhan yang hidup di pesisir laut ini merupakan objek vital bagi ekosistem khususnya dalam mengurangi erosi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat sekitar kawasan ekosistem mangrove yang menjadi lokasi kerja sama mesti dilibatkan dan menjadi bagian dalam kegiatan kerja sama ini.
Baca SelengkapnyaSalah satunya upayanya yakni mengembangkan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaKilang Pertamina Plaju berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Sumsel.
Baca SelengkapnyaPT Semen Tonasa menetapkan kawasan Bulu Sipong seluas 31,64 hektare atau 11,3 persen dari total lahan tambang seluas 280 hektare sebagai kawasan konservasi.
Baca SelengkapnyaKabupaten Kutai Timur membuka peluang seluas-luasnya kepada para pengusaha untuk berinvestasi di sektor pariwisata.
Baca SelengkapnyaPengukuhan Ijen Geopark sebagai bagian UGG di Maroko dimanfaatkan Ipuk untuk promosi dan menjalin kerja sama global dengan berbagai negara.
Baca SelengkapnyaDulu, habitat terumbu karang di Taman Laut Pandanan sempat mengalami kerusakan akibat eksploitasi karang dan pencarian ikan.
Baca SelengkapnyaPertamina NRE dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) meneken perjanjian studi bersama.
Baca SelengkapnyaDalam kongres tersebut, salah satu pembahasan yang diangkat yakni soal Ibu Kota Negara (IKN),
Baca SelengkapnyaSaat ini yang tersisa di wilayah IKN itu adalah hutan-hutan sekunder yang berasal dari area bekas terbakar.
Baca Selengkapnya