Pembelaan BPJS Disebut Sandi Tak Layani Bu Lis, Pengidap Kanker Payudara
Merdeka.com - Nama Bu Lis atau Niswatin Naimah (44), warga Dukuh Babadan RT 08 RW 02, Desa Bentak, Sidoharjo, Sragen mendadak terkenal karena disebut-sebut Sandiaga Uno saat debat cawapres, Minggu (18/3) malam. Dikatakan Sandiaga, Bu Lis penderita kanker payudara asal Sragen terpaksa menghentikan pengobatannya lantaran tidak dicover oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS.
Niswatin sendiri juga sempat memberikan penjelasan kepada wartawan terkait permasalahan yang dialaminya. Niswatin mengaku apa yang disampaikan Sandiaga dalam debat cawapres tersebut benar adanya. Ia juga menunjukkan bukti-bukti terkait sakit yang dia derita.
Menanggapi hal itu Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Bimantoro mengaku telah melakukan evaluasi. Menurutnya, Niswatin telah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
-
Siapa yang mengetahui KDRT Nisya? Ketika ditanya apakah Raffi dan Amy Qonita mengetahui hal tersebut, Nisya mengiyakan.
-
Apa ciri benjolan kanker payudara? Benjolan tersebut bisa dirasakan namun tidak bisa lihat secara langsung. Namun ada ciri-ciri spesifik benjolan yang wajib dicurigai sebagai benjolan kanker payudara yaitu:- Tekstur permukaan benjolan tidak rata dan cenderung lunak namun sedikit agak keras.- Benjolan melekat erat pada payudara dan tidak dapat bergeser-geser.- Jumlah benjolan yang muncul biasanya hanya satu.
-
Siapa yang menderita kanker nasofaring? Minat masyarakat terhadap kanker nasofaring tiba-tiba meningkat setelah aktor asal Korea Selatan, Kim Woo Bin, membagikan pengalamannya yang penuh perjuangan melawan penyakit mematikan ini.
-
Bagaimana Nisya menunjukkan KDRT? Roy bahkan menyebutkan bahwa ada bagian tubuh Nisya yang mengalami memar.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena kanker payudara? LCIS adalah suatu penyakit payudara yang melibatkan pertumbuhan sel yang berlebihan di dalam saluran atau kelenjar susu (lobulus) dalam payudara. Biasanya, kondisi ini tidak menyebabkan benjolan, tetapi seringkali didiagnosis ketika seorang wanita mengalami masalah kesehatan lain yang terkait dengan payudara. Wanita dengan LCIS memiliki risiko 7 hingga 12 kali lebih tinggi untuk mengembangkan kanker payudara invasif di kedua payudara mereka. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan diri dan mengikuti prosedur medis yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
-
Bagaimana cara mengetahui kanker payudara? Perempuan perlu mengenali kondisi payudara mereka melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) agar bisa segera menyadari jika ada perubahan.
"Kami sudah melakukan pengecekan data dan berkoordinasi dengan peserta maupun pihak rumah sakit. Hasilnya Ibu Niswatin telah mendapatkan hak-nya sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)," ujar Bimantoro, Senin (18/3) malam.
Menurut Bimantoro, Niswatin, terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak 2015. Namun pada Maret 2018, dia didiagnosa oleh dokter berdasarkan pemeriksaan menderita penyakit kanker payudara grade 2 non-metastasis. Sejak itu, ia menjalani pengobatan kemoterapi rutin. Niswatin juga telah menjalani kemoterapi gelombang pertama sebanyak 7 kali hingga bulan Oktober 2018.
"Sesuai indikasi medis dan restriksi Formularium Nasional, pasien belum dapat diresepkan obat Herceptin karena obat ini untuk penderita kanker payudara metastasis dengan pemeriksaan HER2 positif. Sementara ibu Niswatin masih belum ke arah itu," katanya.
Bimantoro menerangkan, berdasarkan konfirmasi dengan pihak Rumah Sakit dr. Soehadi Pridjonegoro Sragen, Niswatin saat ini sudah selesai menjalani pemeriksaan kemoterapi. Namun pasien harus tetap menjalani pengobatan rutin dan dalam pemantauan dokter.
"Kami sudah bertemu dengan pasien dan persoalan ini sudah diselesaikan dengan baik. Karena itu kami juga berterima kasih kepada pihak yang memberikan masukan untuk penyelenggaraan Program JKN-KIS lebih baik," kata Bimantoro.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benjolan yang muncul pada payudara wanita tidak melulu disebabkan oleh kanker payudara.
Baca SelengkapnyaKehadiran JKN-KIS dinilai sangat membantu masyarakat yang mengalami kendala finansial dalam mendapatkan layanan kesehatan.
Baca SelengkapnyaDr Kemala menyatakan, bahwa sebagian besar pasien penderita kanker datang ke rumah sakit sudah stadium lanjut dan itu tentu menjadi masalah.
Baca SelengkapnyaTangan Bengkak & Bernanah Usai Disuntik, Pasien Kanker Payudara Somasi RS di NTB Atas Dugaan Malapraktik
Baca SelengkapnyaKualitasnya diklaim setara dan bahkan melampaui fasilitas serupa yang tersedia di berbagai rumah sakit di Amerika Serikat atau Eropa Barat.
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan tak hanya digunakan oleh masyarakat umum, tetapi juga oleh beberapa selebriti Indonesia. Ini kisah mereka:
Baca SelengkapnyaGhufron Mukti mengaku heran kerap disalahkan karena kekurangan obat dan dokter. Padahal, masalah tersebut bukan tanggung jawabnya.
Baca SelengkapnyaRSUP NTB akan tetap bertanggung jawab terhadap reaksi tangan kiri pasien yang mengalami pembengkakan dan bernanah usai mendapat suntikan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, syarat tersebut masih dalam tahap uji coba yang dilakukan di 6 wilayah Polisi Daerah (Polda)
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan tak lagi menanggung biaya pengobatan korban penyiraman air keras, Agus Salim.
Baca SelengkapnyaKemajuan kesehatan masyarakat adalah salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia, yang terwujud dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Baca SelengkapnyaProgram JKN dinilai mampu memberikan perlindungan yang adil dan memadai kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Baca Selengkapnya