Pembelaan Haris Azhar saat dipolisikan & dianggap cederai BNN-Polri
Merdeka.com - Sesaat setelah eksekusi mati gembong narkoba Fredi Budiman, nama Koordinator KontraS Haris Azhar langsung jadi sorotan. Testimoninya yang disebar melalui media sosial tersebar ke publik dan membuat aparat penegak hukum kebakaran jenggot.
Dia menulis testimoni berjudul 'Cerita busuk dari seorang Bandit'. Dalam testimoni itu, Fredi menyebut ada keterlibatan sejumlah pejabat negara termasuk petinggi di Institusi Polri, TNI dan BNN menyangkut pengamanan transaksi narkoba dalam segala besar.
Haris mengaku Fredi tidak menyebut nama pejabat BNN, Polri dan TNI yang terlibat dalam bisnis barang haram tersebut. Haris menyebut Fredi mengaku telah menuliskan di pleidoinya. Polisi, BNN menuding Haris menyebarluaskan informasi tidak valid.
-
Bagaimana Fredy Pratama menyelundupkan narkoba ke Indonesia? Modus operansi mereka adalah dengan menyamarkan narkotika dalam kemasan teh.
-
Dimana Fredy Pratama diduga bersembunyi? Polri mengungkap bahwa Fredy Pratama diduga tengah berada di Thailand.
-
Di mana Fredy Pratama bersembunyi? 'Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan,' kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
-
Bagaimana Hadi Tjahjanto membantah klaim Mahfud? “Redistribusi tanah sudah dilaksanakan sejak 1961, setelah Undang-Undang Pokok Agraria keluar. Dari 1961 sampai 2014, kita (pemerintah) sudah mensertifikatkan sebanyak 2,79 juta bidang tanah,“ kata Hadi usai mendampingi Presiden Jokowi membagikan 3 ribu sertifikat tanah di Wonosobo, Jawa Tengah pada Senin (22/1/2024). “Kemudian, dilanjutkan oleh Pak Jokowi dari 2015 sampai 2023, itu sudah sertifikatkan 2,96 juta bidang dalam waktu 8 tahun. Sehingga, setiap tahun kita keluarkan 424 ribu bidang sertifikat. Ini artinya lebih baik dibandingkan selama 52 tahun dari 1961 sampai 2014, karena sistemnya juga lebih bagus,“ Dengan demikian, Hadi menyatakan bahwa data Mahfud MD tidak relevan. “Saya menyampaikan sesuai data dan masyarakat yang sudah menerima,“ ujar dia.
-
Siapa yang melindungi Fredy Pratama? 'Fredy Pratama keberadaannya masih terindikasi di Thailand. Kami masih mendapatkan kesulitan untuk melakukan penangkapan, karena saya bilang tadi, dari kemarin dia dilindungi oleh gangster, katakanlah 'orang tuanya' adalah bagian dari sindikasi narkoba di daerah Thailand,' Mukti, Jumat (29/12/2023).
BNN, TNI dan Polri melaporkan Haris ke polisi dengan tuduhan pelanggaran Pasal 27 Undang-undang ITE. Haris membela diri. Berikut pembelaannya.
Kesaksian Fredi sedang dikembangkan
Koordinator KontraS Haris Azhar berjanji bakal mengungkap nama-nama pejabat Polri, TNI dan Badan Narkotika Nasional (BNN) yang ada dalam testimoni milik terpidana mati Fredi Budiman. Namun, sebelum diungkap ke publik, Haris masih menunggu ketegasan pemerintah terkait testimoni tersebut."Bahan wawancara kesaksian Fredi sedang kita kembangkan, nanti bisa kita ekspose. Kami butuh ketegasan dari negara meresponnya gimana setelah kita ekspose nama terus nguap," kata Haris di Kantor KontraS, Jakarta, Jumat (5/8).
Ada saksi pernyataan Fredi
Koordinator KontraS Haris Azhar mengaku punya saksi untuk membuktikan semua pernyataan Fredi. Bahkan, dia menantang negara segera merespon tulisannya dengan cara konstruktif."Saya punya saksi soal pernyataan Fredi. Saya tantang negara respon tulisan saya dengan cara konstruktif," tandas Haris.
Tidak bermaksud cemarkan nama BNN, Polri dan TNI
Polri menganggap testimoni terpidana mati Fredi Budiman yang diungkap Koordinator KontraS Haris Azhar berjudul 'Cerita busuk seorang Bandit' telah mencederai citra institusi penegak hukum. Apa lagi dalam testimoni itu disebut adanya keterlibatan pejabat Polri, TNI dan BNN dalam bisnis narkoba skala besar.Koordinator KontraS Haris Azhar menegaskan, testimoni itu diungkap ke publik agar Polri mendapat informasi awal untuk membongkar keterlibatan pejabat institusi penegak dalam kasus peredaran narkoba di Indonesia."Testimoni tidak ditujukan dan dimaksudkan untuk mencemarkan nama baik institusi negara dalam hal ini, Polri, TNI dan BNN. Cerita itu adalah upaya kami memberikan informasi awal," kata Haris di kantor KontraS, Jakarta, Jumat (5/8).
Laporkan ke polisi buang energi
Haris menyesalkan langkah Polri, TNI dan BNN yang melaporkan dirinya dengan tuduhan pencemaran nama baik. Padahal, testimoni milik terpidana mati Fredi Budiman berjudul 'Cerita busuk seorang Bandit' itu sengaja diungkap agar Polri memiliki informasi awal untuk mengungkap keterlibatan sejumlah pejabat di institusi penegak hukum dalam kasus peredaran narkoba skala besar.Selain itu, Haris juga menilai pelaporan dirinya ke Bareskrim hanya membuang energi baik dari pihak terlapor maupun pelapor. Menurut dia Polri, TNI dan BNN seharusnya membuat tim untuk mengungkap sejumlah pejabat yang diduga terlibat dalam bisnis haram tersebut."Saya bukan takut, tapi buat apa buang-buang energi. Seharusnya energi kita satukan untuk menyelesaikan kasus-kasus narkoba," ucap dia.
Bertekad testimoni didengar Jokowi
Koordinator KontraS Haris Azhar mengaku sudah berusaha mengomunikasikan data yang dimilikinya soal keterlibatan sejumlah institusi dalam kasus Fredi pada Presiden Joko Widodo lewat Jubir Kepresidenan, Johan Budi."Saya sampaikan lewat lisan, hari Senin (25/7) lalu lewat telepon pada Johan Budi, saat itu saya sedang di Palu," kata Haris saat ditemui di kantornya, Rabu (3/8).Senin itu, lanjut dia, Johan Budi tak memberikan respons. Lalu dia memutuskan menyebarluaskan testimoni Fredi pada Kamis. Namun terlebih dulu, dia juga sudah mengirimkan testimoni serupa ke Johan Budi.Haris tetap bertekad testimoni yang dimilikinya sampai ke Jokowi. Namun tak kesampaian karena eksekusi mati tinggal beberapa jam lagi, hingga akhirnya dia menyebarkan informasi yang diterimanya."Saya menyebarkan informasi itu kira-kira 3 sampai 4 jam sebelum eksekusi Fredi Budiman," ujar Haris.Satu jam berselang testimoni itu mungkin sampai ke publik, dia mengaku ditelepon Kepala Humas BNN Slamet Pribadi. Slamet menghubunginya hanya untuk memastikan broadcast yang tersebar itu."Jadi sebelumnya, 2 pejabat itu (Johan Budi dan Slamet) sudah tahu informasi itu. Mungkin saya tidak optimal, tapi bukan berarti saya tidak mau ngapain-ngapain. Saya merasa sudah bicara pada orang yang tepat, karena hanya Presiden yang bisa memberhentikan itu di detik-detik terakhir adalah Johan Budi," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Majelis hakim menilai Haris dan Fatia tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan pencemaran nama baik Luhut.
Baca SelengkapnyaSidang berlangsung panas saat kubu pengacara Haris Azhar dan Fatia mencecar Heri Wiranto soal bisnis TNI.
Baca SelengkapnyaTerdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan pada Senin
Baca SelengkapnyaHakim memvonis Haris dan Fatia tidak terbukti bersalah
Baca SelengkapnyaHaris Azhar dan Fatia Maulidiyanti divonis bebas dalam kasus dugaan pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca SelengkapnyaAmmar Zoni dengan tegas membantah tudingan yang menyebutkan bahwa dirinya memberikan modal untuk bisnis gelap narkoba.
Baca SelengkapnyaJPU menilai pernyataan Haris melalui akun YouTube telah mencemarkan nama baik Luhut.
Baca SelengkapnyaMenurut pengacara, hal itu cukup menguatkan kliennya tak terlibat ada tuduhan pemerasan.
Baca SelengkapnyaDirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengklaim tiga anggota Polri tersebut tidak berkaitan dengan teroris DE.
Baca SelengkapnyaHerry menyatakan, pengadaan BBM yang kini diusut Polda Riau telah melalui proses yang panjang sesuai aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaPolri tengah membongkar jaringan narkoba Ferdy Pratama. Salah satu yang ditangkap adalah mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, AKP Andri Gustami
Baca SelengkapnyaPengacara Syahrul Yasin Limpo, Jamaluddin Koedoeboen mengklaim bukan kliennya yang melaporkan kasus dugaan pemerasan yang menyeret pimpinan KPK Firli Bahuri itu
Baca Selengkapnya