Pembelajaran Tatap Muka Disarankan Setelah Vaksinasi untuk Siswa
Merdeka.com - Pemerintah menargetkan sekolah tatap muka bisa dimulai kembali Juli 2021. Target itu seiring dengan pelaksanaan vaksinasi untuk tenaga pengajar dan pendidik.
Namun Ketua Umum Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI), Muhammad Ramli Rahim punya pandangan lain. Menurutnya, vaksinasi guru dan tenaga kependidikan tak otomatis membuat sekolah bisa langsung dibuka. Menurutnya, pembukaan belajar secara tatap muka di sekolah bisa dilakukan jika vaksinasi terhadap anak-anak sudah dilakukan.
"Belumlah, kan siswanya belum. Menurut kita yang terpenting itu bukan gurunya tapi siswanya. Yang kita khawatirkan (tertular) sebetulnya siswanya. Jadi gurunya yang divaksin, siswanya gimana?," kata Ramli kepada Liputan6.com, Jumat (26/2).
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Gimana cara sekolah bantu anak sehat? 'Di sekolah itu gurunya harus mengajarkan kepada muridnya tentang makanan yang sehat dengan gizi seimbang. Karena anak sekarang pintar-pintar, mereka yang nanti dapat menjadi jembatan edukasi kepada orang tuanya,' jelas Inge.
-
Apa dampaknya jika anak dipaksa sekolah sebelum siap? Saat memaksakan anak untuk belajar dan menitipkan sekolah sebelum cukup umurnya, akan memiliki dampak pada psikologis anak.
Sejak masih menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Ramli mengaku kerap mengusulkan vaksinasi seharusnya didahulukan untuk para siswa. Hal ini mengingat siswalah yang cenderung mudah terinfeksi dan menularkan Covid-19 ke anggota keluarganya.
Dalam pandangannya, vaksinasi yang diberikan kepada para guru tak ubahnya vaksinasi kepada masyarakat umum. Hal itu tak mengubah situasi dunia pendidikan secara signifikan.
"Jadi buat kami vaksinasi buat guru ya sama aja vaksinasi pada umumnya, masyarakat umum. Ya sama dengan instansi pemerintah dan sebagainya, jadi tetap saja idealnya pembelajaran online tetap dijalankan. Gurunya datang ke sekolah memberikan pembelajaran ke siswanya. Siswa belum bisa ke sekolah dengan kondisi seperti itu," ucapnya.
Sebelumnya, saat meninjau pemberian vaksin Covid-19 tahap kedua bagi tenaga pendidikan yang berlokasi di SMAN 70 Jakarta, Rabu (24/2), Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap awal semester kedua atau pada Juli 2021 pembelajaran tatap muka bisa dilakukan kembali.
"Tenaga pendidik, kependidikan, guru ini kita berikan prioritas agar nanti di awal semester kedua pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan," kata Jokowi saat meninjau pemberian vaksinasi Covid-19 di SMAN 70 Jakarta, Rabu (24/2).
Jokowi juga menargetkan pemberian vaksin untuk tenaga pendidikan hingga Juni 2021 bisa capai 5 juta dosis vaksin. Sehingga kondisi bisa kembali seperti sediakala.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka bisa dimulai setelah vaksinasi Covid-19 pada guru dan dosen selesai dilaksanakan.
"Kalau kita bisa menyelesaikan vaksinasi ini sampai dengan akhir bulan Juni, maka tahun ajaran berikutnya, pada Juli, bisa melakukan pembelajaran tatap muka," katanya pada acara peluncuran program vaksinasi guru di SMAN 70 Jakarta, Jakarta, Rabu (24/2).
"Esensi dari kebijakan ini, dan kenapa tenaga pendidik itu menjadi salah satu yang prioritas adalah, sudah cukup lama anak-anak kita tidak sekolah tatap muka," katanya.
Dia menekankan bahwa pembelajaran tatap muka di sekolah harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan selama penularan Covid-19 belum terkendali.
Mendikbud mengatakan, pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat supaya pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan lagi karena pelaksanaan pembelajaran dari jarak jauh dalam jangka panjang bisa mempengaruhi perkembangan anak.
"Kita mengambil tindakan yang cepat dan gesit untuk bisa melaksanakan lagi sekolah tatap muka," katanya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum anak mulai bersekolah TK, terdapat sejumlah hal yang perlu dilakukan anak untuk mempersiapkan buah hati.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaPersiapan hari pertama masuk sekolah merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh anak dengan menjaga kesiapan mental mereka.
Baca SelengkapnyaGuru dan murid sekolah di Palembang harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh gara-gara kabut asap karhutla yang tak kunjung teratasi.
Baca SelengkapnyaDalam membiasakan anak untuk beradaptasi di sekolah baru, pola pikir positif sangat penting.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca Selengkapnya