Pembelajaran Tatap Muka Kurangi Risiko Dampak Sosial Negatif untuk Anak
Merdeka.com - Pemerintah mendorong penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk mengurangi risiko dampak sosial negatif berkepanjangan. Dampak sosial tidak hanya meliputi kualitas pendidikan, melainkan juga terkait tumbuh kembang dan hak anak.
“Situasi penanganan pandemi terus menunjukkan tren perbaikan, khususnya di Jawa dan Bali. Karena itu, pemerintah tidak ingin menunda lagi untuk mempercepat pembukaan proses PTM terbatas di wilayah yang sudah menerapkan PPKM Level 1, 2, dan 3 secara bertahap, tentunya dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan ketat,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Sabtu (4/9).
Dia mengatakan, PTM terbatas perlu dipercepat karena pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang berkepanjangan berisiko memberi dampak negatif pada anak. Setidaknya terdapat tiga alasan utama yang menjadi dasar pelaksanaan PTM terbatas.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Kenapa pneumonia berbahaya untuk anak dengan PJB? Anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) memiliki risiko kesehatan yang lebih besar dibandingkan anak-anak normal. Salah satu risiko yang sering dihadapi adalah infeksi paru-paru yang berulang, termasuk pneumonia. Oleh karena itu, imunisasi menjadi langkah penting yang harus dilakukan untuk melindungi anak-anak dengan PJB dari infeksi yang lebih berat.
-
Kenapa belajar online perlu jeda? “Soal ideal ini perlu adanya riset yang lebih mendalam ya. Tetapi begini, belajar online itu kan berhadapan dengan layar kan ya, itu harus misalnya sekitar 15 menit sekali berhenti. Jadi jangan sampai anak-anak ini terlalu terekspose terhadap layar ya. Itu tidak baik,“
-
Kenapa anak terlambat bicara bisa berdampak buruk? Ketika kondisi speech delay tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan dampak jangka panjang yang signifikan pada perkembangan anak.
-
Kenapa siswa SMK perlu PKL? Bukan tanpa alasan, PKL adalah kegiatan implementasi yang diberikan kepada siswa SMK agar bisa mendapatkan berbagai manfaat.
-
Mengapa anak terlambat bicara bisa jadi masalah di masa depan? Dalam keadaan seperti ini, orang tua atau pengasuh anak diharapkan dapat memberi perhatian lebih karena keterlambatan berbicara dapat memengaruhi kehidupan anak di masa mendatang.
Pertama, untuk menghindari ancaman putus sekolah. PJJ yang tidak optimal membuat anak terpa ksa bekerja dan tidak belajar, terutama untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi. Selain itu, apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, banyak orang tua tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar.
Kedua, untuk menghindari penurunan capaian belajar anak. Pembelajaran di kelas menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik saat dibandingkan dengan PJJ. Perbedaan akses, kualitas materi yang didapatkan peserta didik, juga sarana yang dimiliki, dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak yang memiliki keterbatasan secara sosio-ekonomi.
Ketiga, terdapat risiko psikososial atau kondisi individu mencakup aspek psikis dan sosial pada anak. Risiko ini meliputi peningkatan kekerasan pada anak di rumah, risiko pernikahan dini, eksploitasi anak terutama perempuan, serta kehamilan remaja. Anak juga bisa mengalami perasaan tertekan, karena tidak bermain dan bertemu dengan kawan-kawannya dalam waktu lama.
Meski demikian, pemerintah tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan bagi semua pihak yang terlibat di PTM terbatas, baik bagi peserta didik, tenaga pengajar, pengurus sekolah dan pihak yang lain yang terlibat.
Proses pembelajaran harus mengikuti peraturan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah pusat, sesuai penerapan PPKM berdasarkan Asesmen Situasi Covid-19 (Level 4,3,2,1). Lebih lanjut, pemerintah telah menerbitkan SKB 4 Menteri pada bulan Maret 2021 untuk mengatur akselerasi PTM terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Setelah pendidik dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan divaksinasi Covid -19 secara lengkap, pemerintah pusat, pemerintah daerah, kanwil, atau kantor Kemenag mewajibkan satuan pendidikan untuk menyediakan 2 macam layanan pendidikan. Yakni pembelajaran tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan pembelajaran jarak jauh.
“Dengan demikian, orang tua/wali dapat memilih bagi anaknya untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas atau tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh,” ungkap Johnny.
Dia menjelaskan, vaksinasi peserta didik tidak menjadi persyaratan pembelajaran tatap muka terbatas. Sekolah di wilayah dengan PPKM Level 1, 2, 3 dan memiliki peserta didik yang belum mendapatkan giliran vaksinasi tetap dapat menyelenggarakan PTM terbatas. Namun, tentunya pelaksanaan PTM Terbatas harus selalu mengikuti protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, serta aturan-aturan lain sesuai daftar periksa yang ada dalam SKB 4 Menteri.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggunaan layar yang berlebihan pada anak bisa menjadi cerminan penggunan smartphone berlebihan pada anak.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaTak bagus jika anak-anak terus menerus terpapar layar. Ada ideal durasi untuk belajar online.
Baca SelengkapnyaScreen time memiliki manfaat sekaligus dampak buruk bagi anak.
Baca SelengkapnyaPaparan yang terus-menerus terhadap layar ponsel dapat memengaruhi perkembangan kognitif, kesehatan fisik, serta kesejahteraan emosional dan sosial anak.
Baca SelengkapnyaTerjadinya speech delay pada anak bisa muncul akibat sejumlah faktor.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaTelevisi, sebagai salah satu sumber hiburan, memiliki dampak yang signifikan pada tumbuh kembang anak-anak.
Baca SelengkapnyaWHO menyarankan batasan waktu yang jelas, namun seringkali pola pengasuhan terpengaruh oleh perkembangan teknologi
Baca SelengkapnyaScreentime pada anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya dihindari karena sejumlah alasan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan gadget atau gawai pada anak di bawah dua tahun bisa memicu munculnya sejumlah masalah kesehatan yang tidak bisa dikesampingkan.
Baca SelengkapnyaMenitipkan anak merupakan praktik yang umum dilakukan pada orangtua pekerja terutama di saat ini.
Baca Selengkapnya