Pembuat surat hoax Jokowi buat email dan WhatsApp palsu
Merdeka.com - Tiga pelaku pembuat surat palsu atau HOAX yang mencatut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) diringkus jajaran Cyber Crime Polda Metro Jaya. Pelaku merupakan warga negara Guinea juga Liberia, satu pelaku lagi merupakan warga negara Indonesia.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, untuk meyakinkan para korban pelaku selain mencatut nama Jokowi juga membuat email dan nomor WhatsApp palsu atas nama Jokowi.
"Di dalam surat akan mencantumkan WA dan nomor telepon dan email. Emailnya pun sama Jokowiiriana@gmail.com," katanya di Polda Metro Jaya, Rabu, (19/7) malam.
-
Siapa yang Prabowo sebut pernah menyebarkan hoaks tentang dirinya? Prabowo mengaku pernah mendapati dirinya disebut memaki-maki, padahal dia merasa tidak pernah melakukan hal tersebut.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Bagaimana Jokowi meminta awak media untuk informasi lebih lanjut? 'Tanyakan langsung ke Kapolri. Kapolri ada. Kapolri? Kapolri ada. Tanyakan ke kapolri langsung,' ujar dia.
-
Kenapa Jokowi memanggil Prabowo 'Mas Bowo'? 'Kemarin-kemarin saya masih dipanggil Menhan kan sekarang sudah lebih akrab Mas Bowo,' kata Prabowo, saat halal bi halal di PBNU, Jakarta, Minggu (28/4).
-
Siapa yang mengklaim telah menyatu dengan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
Dia menjelaskan, penelusuran selama satu minggu berhasil menangkap pelaku di Hotel Aston Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, (18/7) kemarin. Pelaku berinisial SK, DDD, dan RS.
"Mereka semuanya ini perannya adalah mendistribusikan surat kemudian menerima panggilan masuk dan mendistribusikan rekening untuk menerima uang yang dikirim dari korban. Jadi awalnya Daniel ini diminta Kaba untuk datang ke Indonesia, ternyata dari perbuatannya dia membuat surat palsu kemudian membuat logo-logo yang tidak semestinya digunakan," beber Argo.
"Logonya itu dari internet," sambungnya.
Lanjut Argo, penangkapan bermula dari laporan seorang korban komisaris utama PT Pembangunan Perumahan yang curiga mendapat surat tersebut. Untuk memastikan kebenarannya korban melakukan kroscek rekannya yang bekerja di Istana Negara.
"Korban ini mempunyai teman di Istana, akhirnya yang bersangkutan mengkroscek bener tidak surat ini yang dikirim dengan logo Garuda sama Setneg, kemudian juga ada tanda tangan presiden RI. Ternyata dari pihak Setneg (Sekretariat Negara) dari Kepresidenan menyampaikan tidak pernah membuat surat seperti itu, hingga akhirnya melaporkan ke polisi," pungkasnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi ini disampaikan sebagai antisipasi kepada masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaBeberapa modus operandi dari pelaku yaitu antara lain mencari calon korban laki-laki maupun perempuan dan mengajak berteman melalui akun medsos.
Baca SelengkapnyaBeredar video dengan klaim Jokowi dipolisikan Anies Baswedan dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh
Baca SelengkapnyaAkun WhatsApp catut nama Pj Gubernur Bali saat dilantik di Jakarta kemarin itu adalah nomor palsu.
Baca SelengkapnyaHashim Djojohadikusumo sebelumnya dilaporkan ke polisi setelah menyebut deklarasi Golkar mendukung Prabowo Subianto atas seizin Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaAkun WA tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil
Baca SelengkapnyaMomen Jokowi diduga mengacungkan dua jari dari mobil kepresidenan terjadi saat kunjungan kerja ke Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (23/1).
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut HH alias H menggunakan foto hingga video public figure yang telah diedit dengan konten seolah membagi-bagikan uang.
Baca SelengkapnyaKorban yang mengadu kerap dimintai sejumlah uang ketika mengadu ke hotline tersebut.
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaDalam narasinya, dikatakan Prabowo memberikan bantuan senilai Rp5 juta selama bulan ramadan
Baca SelengkapnyaMenurut Faisal, apa yang disampaikan oleh Agus Rahardjo tidak disertai dengan bukti-bukti otentik dan berdasarkan fakta-fakta hukum.
Baca Selengkapnya