Pembuat uang palsu asal Banyuwangi mencetak pakai printer komputer
Merdeka.com - Polisi terus mengembangkan kasus peredaran uang palsu yang dicetak oleh seorang buruh bangunan asal Banyuwangi, Bambang (34) yang diamankan di Polres Jembrana. Dari pemeriksaan sementara, tersangka mengaku hanya menggunakan alat sederhana berupa mesin printer komputer namun kertasnya menggunakan yang khusus dibeli di daerah jawa.
Modus yang digunakan tersangka untuk menipu para korbannya adalah dengan cara ritual penggandaan uang. Nantinya uang yang disetorkan oleh korban separuhnya dicampur dengan uang hasil cetakan dari tersangka.
Untuk saat ini di hadapan polisi di Polres Jembrana, Bambang mengaku baru 1 calon korbannya yang menyetor uang Rp 800 ribu untuk digandakan. Uang itu di luar dari dana untuk biaya kelengkapan ritual. Namun baru akan melaksanakan sudah keburu ketangkap.
-
Bagaimana pelaku membuat uang palsu di Makassar? Berdasarkan hasil penelitian BI, uang palsu tersebut diproduksi dengan teknik yang sederhana, seperti menggunakan printer inkjet dan sablon biasa.
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Kenapa uang palsu di Garut diedarkan? Polisi menangkap dua pelaku atas dugaan membuat dan mengedarkan uang palsu,“ katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (14/8).
-
Bagaimana ibu dan anak edarkan uang palsu? Modus yang digunakan para pelaku adalah menggunakannya saat berbelanja di warung.
-
Siapa yang edarkan uang palsu di Garut? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak Agustinus Sooai, mengingatkan kepada masyarakat agar bila menemukan adanya peredaran uang palsu untuk segera melaporkan. Terlebih saat ini menjelang bulan Ramdhan yang disinyalir banyak beredar uang palsu.
"Kita memang sangat mewaspadai adanya peredaran uang palsu karena kemungkinan pelaku yang kita tangkap tidak sendiri atau kemungkinan ada pelaku lain," terangnya Rabu (24/5).
Dia juga mengungkapkan, uang palsu yang dibuat tersangka Bambang dari hasil penyelidikan memang belum beredar, namun pihaknya tetap akan menyelidiki lagi. "Kami wajib mengantisipasi jika kemungkinan ada peredaran upal di wilayah hukum Polres Jembrana," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polisi mengamankan upal senilai Rp 39 juta dari tersangka Bambang. Dari tangannya Polisi mengamankan 399 lembar uang palsu pecahan Rp 100 ribu terdiri dari empat seri yang sama.
Polisi juga berhasil menyita puluhan lembar kertas yang sudah tercetak bentuk uang rupiah pecahan dan belum terpotong masing-masing dengan nominal 100 ribu, 20 ribu dan 10 ribu.
"Dia mencetak uang palsu tersebut sendiri di Banyuwangi, dengan dengan menggunakan alat printer," singkatnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polri menggerebek tempat percetakan uang bertempat di Kota Bekasi, Jawa Barat Jumat (6/9) lalu. Sebanyak 10 orang diamankan
Baca SelengkapnyaTak hanya pecahan besar, ibu dan anak juga edarkan pecaan kecil. Waspada.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaDPO tersangka inisial I berperan sebagai operator mesin cetak GTO atau yang menjalankan mesin cetak uang palsu.
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebar ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pihaknya masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebarkan ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca SelengkapnyaMesin itu juga dipakai untuk mem-fotokopi sertifikat deposit Bank Indonesia senilai Rp45 triliun.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap penyebab produksi uang palsu yang dilakukan tersangka AI dan M di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar tidak diketahui oleh rektorat.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaKepolisian Sektor Pakuhaji menangkap pelaku pengedar dan pembuat uang palsu yang menjalankan aksinya di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaSang Dukun meminta agar korban melarung uang ke laut sebagai ritual buang sial
Baca Selengkapnya