Pembuat vaksin palsu sempat berdalih bakal berbisnis pakaian dalam
Merdeka.com - Rita Agustina, salah satu tersangka kasus vaksin palsu merupakan mantan perawat di Rumah Sakit Hermina, Bekasi. Selepas hengkang, dia beralasan bakal membuka bisnis pakaian dalam.
Perempuan belakangan diketahui memiliki dua anak itu sudah berhenti sebagai perawat sejak 2007.
"Dia bekerja selama sembilan tahun sejak Januari 1998 lalu. Ditugaskan sebagai perawat bagi pasien rawat jalan atau rawat inap," kata Wakil Direktur Umum RS Hermina Bekasi Selatan, Syarifudin, Senin (27/6).
-
Apa yang dilakukan gadis itu di rumah sakit? 'Istri saya mengatakan selama masa rawat inapnya, perempuan muda itu sering membantu perawat mendistribusikan makanan dan membantu dengan tugas-tugas lain di rumah sakit. Dia mengatakan kepada istri saya bahwa dokter mengatakan dia tidak lagi membutuhkan obat dan pada dasarnya seperti orang biasa,' kata pria tersebut.
-
Apa yang terjadi pada dokter Aulia Risma? Kasus kematian mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) dokter Aulia Risma Lestari menjadi perbincangan hangat masyarakat luas.
-
Apa yang dilakukan pada PKL di RS Hasan Sadikin? Pemerintah Kota Bandung dan Rumah Sakit Hasan Sadikin bersama Danone-AQUA bekerja sama dalam program revitalisasi area kuliner RSUP Hasan Sadikin dan juga menyediakan lokasi usaha baru bagi 23 pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di sepanjang jalan Prof. Dr Eyckman, Cipaganti, Bandung.
-
Kenapa Dokter Terawan jadi sasaran hoaks? Nama mantan Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto kerap kali menjadi sasaran berita bohong atau hoaks.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
Menurut Syarifudin, Rita berhenti bekerja di rumah sakit tersebut setelah mengundurkan diri. Ketika itu, Rita beralasan ingin fokus mengembangkan usahanya di pusat perbelanjaan Bekasi Square, Kecamatan Bekasi Selatan, yaitu membuka toko pakaian dalam.
Syarifudin mengatakan, selama bekerja di rumah sakit, Rita tak menunjukkan gelagat mencurigakan. Menurut dia, Rita bekerja secara profesional sesuai dengan peraturan, sama seperti perawat lain.
"Orangnya biasa saja, tidak ada tanda-tanda yang aneh," ujar Syarifudin.
Berdasarkan keterangan polisi, vaksin palsu diproduksi sejak 2003 lalu. Artinya, saat itu Rita masih bekerja sebagai perawat. Namun, pihak rumah sakit memastikan vaksin mereka gunakan asli, karena didatangkan dari produsen besar dan resmi.
"Kami tidak pernah melakukan pengadaan obat atau vaksin lewat perorangan atau CV. Semuanya sudah diatur oleh departemen perusahaan di pusat, jadi kami tinggal mengambil dan memakai," kata Wakil Direktur Medis RS Hermina Bekasi Selatan, Dian Eka Wati.
Bareskrim Mabes Polri menangkap Rita bersama dengan suaminya, Hidayat Taufiqurahman, di rumahnya Perumahan Kemang Pratama Regency, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, pada Rabu (22/6) malam. Mereka terlibat kasus vaksin palsu.
Dari rumah mewah dihuni mereka, polisi menemukan barang bukti berupa ribuan botol vaksin palsu dari sejumlah tempat. Seperti musala di lantai dua, kamar tidur, kulkas, dan lainnya. Rita dan suaminya merupakan bagian dari belasan orang yang ditangkap Mabes Polri. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Susanto didakwa melakukan penipuan karena mengaku-ngaku sebagai dokter dan bekerja di PT Pelindo Husada Citra (PHC) selama dua tahun lebih.
Baca SelengkapnyaBukan tanpa modal, modus Suyanto mengelabuhi rumah sakit ternyata bermodalkan identitas palsu seorang dokter asli.
Baca SelengkapnyaDokter yang identitasnya dicuri Susanto kini bertugas di Pangalengan.
Baca SelengkapnyaSusanto beralasan harus menafkahi mantan istri, anak-anak dan orang tuanya yang sudah uzur.
Baca SelengkapnyaSusanto mengklaim mendapatkan upah hingga Rp7,5 juta per bulan, termasuk tunjangan lain dari PT PHC Surabaya.
Baca SelengkapnyaAksi dokter gadungan bernama Susanto ini diketahui telah terjadi selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaDavid juga menyebut klinik yang dijalankan oleh H sudah tidak memiliki izin.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini terkuak kasus pelatihan salon abal-abal di Banten.
Baca SelengkapnyaHeboh pria lulusan SMA menjadi dokter gadungan selama dua tahun di rumah sakit Surabaya.
Baca SelengkapnyaMengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati
Baca SelengkapnyaDokter gadungan bernama Ingwy Tirto Banyu alias Sunaryanto (39) sudah cukup banyak menangani pasien sejak buka praktik lima tahun silam .
Baca SelengkapnyaSusanto ternyata cukup percaya diri menjadi seorang dokter meski hanya lulusan pendidikan SMA.
Baca Selengkapnya