Pembubaran diskusi Tan Malaka buah kekerasan budaya pasca 1965
Merdeka.com - Pembubaran diskusi Tan Malaka di C20 Library, Surabaya, Jawa Timur, oleh massa Front Pembela Islam (FPI) Jumat pekan lalu, adalah peristiwa kesekian kalinya untuk acara yang berbau ideologi kiri. Mereka seolah tak peduli Tan Malaka adalah seorang Pahlawan Nasional.
"Itu kan versinya PKI. Tan Malaka itu kan pahlawannya orang-orang PKI, Tan Malaka itu kan tokoh Marxist," kata Ketua Bagian Nahi Mungkar FPI Jawa Timur KH Dhofir ketika itu.
Bagaimana kebencian terhadap komunisme, sebagai salah satu ideologi, bisa sebegitu awet di benak masyarakat Indonesia, bahkan setelah hampir setengah abad pasca-peristiwa 1965?
-
Kenapa banyak orang benci politik? Salah satu alasan orang membenci politik adalah bukan kebenaran menjadi tujuan politisi, tapi pemilihan dan kekuasaan.
-
Apa yang paling dibenci orang di dunia? Di dunia ini ada tiga hal yang paling dibenci oleh orang yaitu otak kosong, omong kosong, dan juga dompet kosong.
-
Apa kata-kata untuk orang yang membenci? 30 Kata-kata untuk Orang yang Membenci Kita Tanpa Sebab, Bisa jadi Sindiran Untuk menyadarkan mereka, ada berbagai kata-kata untuk orang yang membenci kita tanpa sebab. Kata-kata untuk orang yang membenci kita tanpa sebab bisa menjadi alat yang tepat untuk mengutarakan isi hati.
-
Kenapa orang-orang di Sumatera Utara melakukan boikot? Seruan untuk memboikot produk-produk yang berafiliasi atau mendukung Israel akhir-akhir ini ramai di media sosial. Hal ini sebagai bentuk protes terhadap Israel yang terus melancarkan serangan terhadap warga Palestina.
-
Bagaimana menurut Tan Malaka, cara agar partai berhubungan erat dengan rakyat? 'Partai mesti berhubungan rapat dengan massa, terutama dalam saat yang penting, dengan segala golongan rakyat dari seluruh kepulauan di Indonesia. Dengan tidak berhubungan seperti itu, tak akan ada pemimpin yang revolusioner.' -Tan Malaka
-
Kenapa orang banyak benci Senin? Itu semua karena banyak orang baru saja menjalani masa liburan akhir pekan. Sehingga ketika ia memasuki hari Senin, seolah dipaksa kembali ke dalam fase kesibukan dan juga rutinitas.
Lewat disertasinya yang berjudul 'Exposing State Terror: Violence in Contemporary Indonesian Literature (2011)', Wijaya Herlambang menjelaskan, masih awetnya wacana anti-komunisme sampai sekarang ini karena adanya proses legitimasi kekerasan terhadap kaum komunis atau mereka yang dituduh komunis pada 1965-1966, lewat berbagai produk kebudayaan.
"Pemerintah Orde Baru dan para agen kebudayaannya, termasuk para penulis liberal pro-Barat, memperluas upaya dan sumber-sumber kekuatan mereka untuk melegitimasi pembangunan rezim fasis-kapitalistik di atas darah kaum komunis," kata Wijaya.
Dalam penelitiannya, PhD jebolan University of Queensland ini bahkan menunjukkan sejumlah bukti korespondensi antara budayawan Indonesia yang pro-Barat dengan Congress for Cultural Freedom (CCF), lembaga AS yang diduga ditunggangi CIA.
"Saya mengajukan bukti-bukti bahwa Orde Baru dan agen-agen kebudayaannya telah menerapkan legitimasi sistematis terhadap kekerasan yang dialami oleh kaum komunis," kata Wijaya.
Wijaya mengatakan, ideologi dan produksi kebudayaan, di masa sebelum maupun selama Orde Baru, telah berkontribusi besar dalam membentuk pandangan umum seluruh lapisan masyarakat Indonesia "bahwa PKI, komunisme, dan praktik kebudayaan kiri seperti yang dilakukan oleh Lekra adalah entitas iblis."
Di bawah bendera ide-ide liberalisme Barat, lanjut Wijaya, para intelektual Indonesia pro-Barat, termasuk para agen-agen kebudayaannya, memanipulasi gagasan 'kebebasan berekspresi' dan 'demokrasi' dengan cara mencitrakan komunisme sebagai gerakan politik dan kebudayaan paling berbahaya dan mengancam demokrasi.
"Dalam konteks ini, liberalisme dimanfaatkan sebagai senjata untuk meruntuhkan basis ideologis dari komunisme termasuk praktik kebudayaannya. Artinya, demokrasi hanya dapat ditegakkan ketika komunisme telah dihancurkan," ujar Wijaya yang disertasinya dicetak dalam bentuk buku dengan judul 'Kekerasan Budaya Pasca 1965', terbitan Marjin Kiri.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Suwarno Kanapi sebagai Bupati Banyuwangi yang diusung PKI membuat lawan-lawan politiknya tidak puas.
Baca SelengkapnyaBenny menegaskan, kekerasan tersebut merupakan tindakan yang menghancurkan keadaban Pancasila.
Baca SelengkapnyaAksi pembubaran diskusi kebangsaan ini menuai kritikan publik.
Baca SelengkapnyaTan Malaka adalah seorang tokoh sejarah yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaAcara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Baca SelengkapnyaSaat ini, dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait pembubaran diskusi tersebut.
Baca SelengkapnyaSejumlah pers diberedel pada masa Orde Baru karena mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaSebelum acara dimulai sejak pukul 09.00 WIB, puluhan orang sudah berorasi di depan hotel dan menuntut diskusi dibubarkan
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengungkap masih ada masalah kebebasan berekspresi di Indonesia hari ini.
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaPengamat Politik Rocky Gerung menilai kejadian itu sangat memalukan dan jelas menurunkan indeks demokrasi di Tanah Air
Baca Selengkapnya