Pembubaran film Pulau Buru bukti ketakutan yang tak perlu
Merdeka.com - Berbagai intimidasi, ancaman hingga berujung pembubaran pemutaran film "Pulau Buru Tanah Air Beta" di sejumlah tempat di Indonesia masih terus terjadi hingga saat ini.
Terbaru, ormas yang mengatasnamakan Aliansi Pemuda Cinta Pancasila (APCP) membubarkan pemutaran film tersebut yang diselenggarakan dalam rangkaian program Festival Film Purbalingga (FFP) di aula Hotel Kencana, Jumat (27/5).
Isu propaganda komunis yang dituduhkan kelompok tersebut menjadi dasar penolakan pemutaran film kisah ex-tapol yang bernostalgia mengunjungi Pulau Buru. Ironisnya, ormas yang melakukan aksi tersebut mengaku belum menonton film karya Rahung Nasution itu. Bahkan ketika diajak untuk menonton bersama pihak penyelenggara, mereka berkeras menolak.
-
Kenapa kita harus mempelajari kitab-kitab sebelum Al-Qur'an? Cara beriman kepada kitab-kitab Allah SWT sebelum Al-Qur'an meliputi beberapa hal berikut: ... 4. Mempelajari Sejarah dan Ajarannya: Mempelajari sejarah kitab-kitab tersebut dan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya untuk memahami konteks dan pesan yang disampaikan oleh para nabi yang menerima wahyu tersebut.
-
Kenapa penting membaca buku? Buku-buku dapat mengembangkan kecerasan, membina watak, dan bahkan mengubah dunia. Tetapi tanpa dibaca, buku itu tiada artinya.
-
Siapa yang harus memberikan contoh membaca? Sudah menjadi rahasia umum, anak umumnya akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Karenanya, tidak ada salahnya Ayah dan Ibu memberikan contoh pada anak dengan membiasakan diri membaca buku.
-
Apa yang dibacakan sebelum debat? Di awal acara, Ketua KPU Hasyim Asy'ari yang memimpin doa hanya meminta para hadirin menundukkan kepala.
-
Mengapa membaca buku penting? Membaca buku merupakan salah satu kegiatan positif yang dapat meningkatkan ilmu dan pengetahuan. Banyak buku yang memuat berbagai bidang ilmu menarik untuk dipelajari.
-
Bagaimana membacanya? Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau disebut satu alif, contohnya:كتَا بٌ - يَقُوْلُ - سمِيْعٌ
Akademisi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ahmad Sabiq menilai persoalan ini terjadi karena tumbuhnya spectrophobia dalam masyarakat.
"Selama ini, mereka telah ditanamkan phobia yang bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa mengambil subyek komunisme, radikalisme agama, dan lain-lain. Intinya dengan kekhawatiran-kekhawatiran tersebut, masyarakat tetap dalam kendali penuh penguasa," kata dosen jurusan Ilmu Politik Unsoed ini.
Menurutnya, gejala ini bisa dipahami karena sejak zaman orde baru sudah ditanamkan seperti itu. Kekhawatiran yang dirasakan sebagian orang harusnya bisa dikikis dengan melakukan edukasi kepada masyarakat secara luas.
"Masyarakat perlu diedukasi untuk tidak mudah mengalami spectrophobia. Harus bisa menghadapi ketakutan-ketakutan yang sebetulnya tak perlu," jelasnya.
Sabiq menyarankan kepada para pihak yang phobia dengan potensi kemunculan paham berseberangan dengan Pancasila, untuk lebih membuka wawasan lebih luas.
"Bacalah buku-bukunya dulu sebelum memberikan penilaian. Tonton filmnya dulu lah sebelum memberikan tanggapan," ucapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang menyebut Gunung Tangkuban Perahu erupsi.
Baca Selengkapnya"Pasti kita blokir karena pornografi merusak. Situsnya lagi diverifikasi nanti pasti dicek apa sudah diblokir," ucap Budi.
Baca SelengkapnyaMitos mencukur bulu kemaluan saat hamil merupakan salah satu dari banyak kepercayaan yang berkembang dalam berbagai budaya.
Baca SelengkapnyaPolemik Pernyataan Ganjar soal Film Porno, Ini Pembelaan PPP
Baca Selengkapnya