Pembunuh Bidan Sweetha Jasad di Bawah Tol Semarang Ditangkap Saat Laporan Kehilangan
Merdeka.com - Setelah mengungkap identitas mayat wanita dan anak yang dibuang di bawah jembatan Tol Semarang–Solo KM 426, polisi akhirnya membekuk pelaku pembunuhan merupakan kekasihnya sendiri, Dony Kristiawan Eko Wahyudi (31) warga Lasem, Rembang. Pelaku dibekuk di depan Polda Jateng saat hendak melaporkan kehilangan kekasih dan anaknya.
"Pelaku pura-pura lapor kehilangan pacar dan seorang anak. Maksud tujuan dia melapor pada Rabu 16 maret lalu untuk menutupi perbuatan sadis pembunuhan yang dilakukan pada seorang ibu dan anak. Pelaku ini juga nakes yang juga petugas vaksinator," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng Kombes Djuhamdani Rahardjo Puro, Jumat (18/3).
Polisi yang curiga dengan pelapor langsung melakukan penyelidikan dan hasil penyidikan ditemukan pelaku mengakui pertama membunuh anak Sweetha benama Muhammad Faeyza (4) ketika dititipkan pelaku sejak Februari 2022 dengan alasan dirawat karena sakit.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
"Jadi pelaku ini dititipi anak untuk dirawat justru dianiaya, disekap dan tidak diberi makan hingga meninggal. Alasan menganiaya anak tersebut nakal," ungkapnya.
Polisi mengungkap tersangka dan korban Sweetha yang sama-sama bekerja sebagai tenaga kesehatan (nakes) sudah saling mengenal sejak Oktober 2021.
"Tersangka masih terikat perkawinan dan punya satu anak," ujarnya.
Terkait penganiayaan terhadap anak oleh pelaku dilakukan di kos, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. "Kalau dari rekontruksi petugas, anak disekap di rumahnya di Rembang. Ini masih dikembangkan," ujarnya.
Pelaku yang mengetahui korban, pelaku langsung memilih membuang anaknya pada 20 Februari 2022 lalu di jalan tol yang jauh dari pemukiman warga.
Sweetha yang mendesak keberadaan anaknya kepada pelaku, mengajak ketemu tanggal 7 Maret 2022 di Semarang Banyumanik dan dibawa ke sebuah hotel. Karena ketakutan korban menanyakan anaknya, di lokasi hotel pelaku langsung mencekik leher Sweetha hingga meninggal dunia.
"Motif pelaku membunuh pertama pada saat dihotel cemburu karena korban waktu ketemu di Semarang lambai lambai tangan dengan seseorang. Motif lainnya karena pelaku ketakutan ditanya keberadaan anaknya," ungkapnya.
Mengetahui korban sudah tidak berdaya, pelaku langsung memasukkan tubuh ke dalam sarung dan diikat kakinya kemudian memutuskan dibuang dilokasi yang sama dengan anaknya dengan mobil.
"Pelaku membuang jasad Sweetha tak jauh dari lokasi anaknya. Karena berharap jasad yang dibuang tidak diketahui warga," ujarnya.
Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan berdasarkan pemeriksaan pada 13 Maret fokus identitas data yang dicari ditemukan korban Sweetha sudah dalam kondisi meninggal 5 hingga 7 hari.
"Hasil kematian Sweetha memang ada kekerasan tumpul pada leher yang menyebabkan mati lemas sehingga meninggal karena kekerasan tumpul pada leher," kata Sumy Hastry.
Kemudian hari kedua temuan tengkorak yang ditemukan di lokasi kejadian pembuangan mayat diperkirakan anak dibuang hingga empat minggu yang lalu dan tidak mengenakan pakaian.
"Kita dapati kerangka tulang tengkorak anak usia tulang dada tangan dan kaki, jari jari sudah hilang tidak dan tubuh anak menggunakan pakaian dan cepat membusukan. Kami. Menunggu tes DNA walaupun secara indentitas sudah cocok. Hasil tes DNA bisa 10 sampai 11 hari," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini terungkap setelah ayah kandung korban mencari anaknya.
Baca SelengkapnyaMomen polisi sampai tak bisa tahan tangis saat evakuasi balita yang disiksa ayah kandungnya sendiri di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaVideo anak perempuan diikat rantai pada bagian leher dengan luka lebam di wajah itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaAyah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaPelaku telah diamankan di Polres Jakarta Selatan untuk diperiksa lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPelaku kini telah mendekam di balik jeruji guna mempertanggung jawabkan perbuatan kejinya
Baca SelengkapnyaPelaku punya riwayat ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terbongkar setelah salah satu pengasuh daycare berani melaporkan ke orang tua korban.
Baca SelengkapnyaKorban dicabuli sebanyak dua kali oleh pelaku berinisial DS (61)
Baca Selengkapnyapembunuhan terjadi di rumahnya, Kamis (11/1) pukul 21.30 WIB. Saat itu, korban, SR, sedang tidur sendirian di kamar belakang
Baca Selengkapnya