Pembunuh sekeluarga di Medan berambisi kuasai uang jual tanah korban
Merdeka.com - Pembunuhan terhadap satu keluarga di Medan bukan hanya bermotif dendam. Pelaku juga berencana merampok korban.
"Sementara (motifnya) bukan hanya dendam, pelaku juga ingin mengambil uang penjualan tanah korban," kata Wakapolda Sumut Brigjen Agus Andrianto kepada wartawan, Rabu (12/4).
Motif pembunuhan ini terungkap setelah polisi menangkap dua dari tiga tersangka pelaku. Keduanya yaitu Roni (21), warga Jalan Pembangunan II, Sekip, Lubuk Pakam, Deli Serdang, dan Andi Saputra (27), warga Jalan Sempurna Gang Buntu, Sekip, Lubuk Pakam.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kenapa pelaku mengincar korban? “Pelaku pertama kali melihat korban saat turun dari bus Bintang Timur di Jalan Urip Sumoharjo. Dari situ, kedua pelaku berboncengan dan membuntutinya hingga di depan rumah dan langsung menarik tas korban,“ ujarnya saat di Mapolsek Rappocini Makassar, Senin (22/1).
Roni ditangkap di Jalan Pembangunan II, Lubuk Pakam, Deli Serdang, Selasa (11/4) sore. Sementara Andi diringkus di Desa Sei Alim Ulu, Dusun ll, Kecamatan Air Batu, Asahan, Sumut, Rabu (12/4) sekitar pulul 10.00 Wib.
Selain menangkap Andi, petugas juga mengamankan Irwansyah (33), warga Jalan Galang Simpang Jalan STM Lubuk Pakam, Deli Serdang. Namun, pria ini masih berstatus saksi karena hanya menemani Andi ke Air Batu, Asahan.
Dalam pembunuhan sadis ini, Roni berperan sebagai esksekutor terhadap tiga korban yaitu Syifa Fadillah Hinaya atau Naya (14), Gilang Laksono (11), serta Kinara (4). Naya dan Gilang meninggal dunia, sedangkan Kinara kritis.
Pelaku utama yang belum tertangkap, Andi Lala (34), warga Jalan Pembangunan II, Sekip, Lubuk Pakam, mengeksekusi korban lainnya. Dia menghabisi pasangan suami istri Riyanto (40) dan Sri Ariyani (38) dan Marni (60), ibu dari Sri Ariyani.
Sementara, Andi Saputra membantu aksi pembunuhan itu. Dia berperan sebagai penjaga di teras rumah untuk mengawasi orang-orang di sekitar rumah korban.
Roni juga masih punya hubungan kekerabatan dengan para korban. Dia merupakan keponakan Andi Lala Andi Lala (34), tersangka utama dalam kasus ini. Sang paman memiliki hubungan kekeluargaan dengan para korban melalui pihak istrinya. Istrinya, Reni Safitri, diketahui sebagai sepupu korban Sri Ariani.
Keberadaan Andi Lala sendiri masih dicari petugas. Profilnya sudah dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Seperti diberitakan, Andi Lala diduga kuat sebagai salah seorang pelaku pembunuhan 5 orang satu keluarga di Pasar I Gang Tengah/Jalan Mangaan Gang Benteng, Mabar, Medan, Minggu (9/4). Korban pembunuhan yaitu pasangan suami istri Riyanto dan Sri Ariyani kedua anak mereka, Syifa Fadillah Hinaya atau Naya dan Gilang Laksono dan mertua Riyanto, Marni. Di tubuh mereka ditemukan luka bekas senjata tajam dan hantaman benda tumpul. Sementara seorang balita, Kinara (4), kritis akibat perbuatan pelaku.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam melancarkan aksinya, Serda Adan dibantu seorang warga sipil bernama Muhammad Alvin.
Baca SelengkapnyaDari pengakuan, pelaku telah menghilangkan nyawa Iwan pada 24 Desember 2022 sore.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan tim gabungan Jatanras Polda Sumatera Selatan dan Satreskrim Polrestabes Palembang, Jumat (28/6).
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaSerda Adan menjual tiga nama yang disebutnya sebagai perwira TNI AL untuk memuluskan tindak kejahatannya.
Baca SelengkapnyaDalam berkas dakwaan terungkap dari ulahnya membohongi keluarga Iwan, Serda Ardan bisa mengantongi Rp200 juta lebih.
Baca SelengkapnyaSerda Adan turut dibantu oleh seorang warga sipil asal Kota Solok, Sumbar bernama Muhammad Alvin
Baca SelengkapnyaKakak korban mengaku mengenal terdakwa dari pertemuan di sebuah acara Forkopimda di Gunungsitoli Nias, Sumatera Utara pada Juli 2022.
Baca Selengkapnya“Tersangka butuh uang untuk biaya nikah dan kewajiban bayar utang. Kedua tersangka ini saudara kakak adik,” tegas Kompol Imam
Baca Selengkapnya"Saya sering dihantui korban, kadang mimpi digerebek polisi, hidup saya tak tenang," ungkap tersangka KL
Baca SelengkapnyaDirinya kenal dengan Serda Adan saat masih sekolah di pesantren pada 2012 silam.
Baca SelengkapnyaTersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.
Baca Selengkapnya