Pemda Siap Ganti Untung Warga Penemu Barang Sejarah di Tol Malang-Pandaan
Merdeka.com - Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Mojokerto melakukan penelusuran temuan benda sejarah yang saat ini dalam penguasaan masyarakat. Temuan tersebut akan menjadi pendukung dalam menganalisa penggalian atau ekskavasi yang sedang berlangsung di Tol Malang-Pandaan.
"Warga yang menemukan dikumpulkan di Balaidesa Sekarpura, dengan difasilitasi Kepala Desa dan Kepala BPCB untuk membicarakan penemu minta ganti untung berapa," kata Wicaksono Dwi Nugroho, Arkeolog BPCB Jawa Timur selaku Ketua Tim Ekskavasi di lokasi, Desa Sekarpura, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Selasa (12/3).
Kata Wicaksono, benda-benda tersebut akan ditelusuri tentang keterkaitan atau hubungan dengan temuan situs tersebut. Sehingga akan semakin memudahkan dalam menjawab pertanyaan tentang bangunan yang saat ini dalam proses ekskavasi itu.
-
Mengapa artefak kuno itu penting? 'Bangkai kapal ini tenggelam pada masa kejayaan industri batu Purbeck dan lempengan kuburan yang kami temukan di sini merupakan monumen yang sangat populer bagi para uskup dan uskup agung di seluruh katedral dan biara di Inggris pada saat itu,' jelas Tom Cousins, seorang Arkeolog Maritim di Universitas Bournemouth yang memimpin pemulihan benda ini.
-
Apa saja artefak yang ditemukan? Sebagian besar artefak yang mudah rusak terbuat dari kayu, termasuk wadah kulit pohon betula, batang proyektil, dan tongkat jalan. Artefak lainnya dibuat dengan menggunakan tulang hewan termasuk sepatu bot kulit yang dijahit dan alat-alat tulang dan tanduk yang diukir.
-
Mengapa artefak tersebut penting? 'Artefak ini adalah karya unik Bogazkoy. Untuk pertama kalinya, kita dihadapkan pada sebuah karya yang dihias dengan pemandangan yang dibuat dengan begitu rumit dan indah.
-
Mengapa artefak ini penting? Dalam sebuah pernyataan pers, Universitas Innsbruck mengatakan relik ini memiliki makna luar biasa karena kelangkaannya di antara artefak Kristen awal.
"Nanti akan menelusuri semua, kita akan mencoba menjawab pertanyaan itu, apakah ada konteks, nanti kita akan jawab setelah bertemu dengan para penemunya," jelasnya.
Sementara terkait proses ganti untung, benda-benda yang ditemukan masyarakat, BPCB akan melibatkan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Provinsi. Karena masing-masing memiliki kelembagaan yang mengurus persoalan cagar budaya, yakni Dinas Pariwisata Kabupaten Malang dan Dinas Kebudayaan Jawa Timur.
"Dari tiga pihak, siapa yang akan memberi imbalan kompensasi. Nanti barang itu akan disimpan di museum masing-masing. Kabupaten Malang mempunyai Museum Singhasari, Jawa Timur mempunyai Museum Mpu Tantular dan kami BPCB mempunyai Museum Trowulan. Barang tersebut dipastikan terbeli dengan proses bertahap, kita Pusat, Propinsi, Kabupaten," jelasnya.
Nilai ganti untung yang diberikan kepada penemu tergantung jenis barang temuannya. BPCB akan mempertimbangkan tiga hal yakni jeni temuan, standar harga di pasar antik, ditambah nilai sejarah dan nilai kejujuran.
"Nilai ganti untung tergantung temuannya, standar harga di pasar antik, ditambahkan nilai sejarah dan kejujuran," katanya.
Nilai kejujuran artinya tidak menjual barang tersebut ke pasar, tetapi menahan dan melaporkan pada Kepala Desa. Sikap ini dinilai positif sekali demi kepentingan yang lebih besar. Sehingga perlu mendapatkan penghargaan.
"Justru kalau dia sudah menjual biasanya proses pelanggaran. Bukan kompensasi lagi, tapi pelanggaran. Nantinya kita usut, seberapa jauh," terangnya.
Apakah pelaku sudah mengetahui ketentuan undang-undangnya, kalau belum mengetahui tentu mendapat kebijakan penyelesaiannya. Karena itu, BPCB juga menggandeng kepolisian untuk prosesnya. Penyidik didampingi BPCB akan mengkaji motifnya penjualan barang, kalau itu terjadi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di lokasi ditemukan juga jejak limbah pengecoran, bukti orang pada zaman itu merupakan pengrajin perunggu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Jember bekerja sama dengan Paguyuban Barang Antik Jember menggelar pameran benda-benda kuno.
Baca SelengkapnyaCerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaDengan menggunakan detektor logam, seorang arkeolog menemukan sekumpulan benda logam yang tersembunyi di bawah tanah.
Baca SelengkapnyaHarta karun ini ditemukan saat sang petani sedang membersihkan batu di ladangnya.
Baca SelengkapnyaArtefak yang direpatriasi diambil selama intervensi Belanda di Bali tahun 1906, dan arca-arca dari Candi Singhasari.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Harta Karun dari Zaman Perunggu yag Sengaja Dikubur, Ada Gelang sampai Mata Tombak
Baca SelengkapnyaBeberapa pasar unik di Indonesia menarik untuk dikunjungi.
Baca SelengkapnyaKapak Perunggu dari Masa 1.700 SM Ditemukan di Bawah Rumput, Fungsinya Ternyata Bukan untuk Memotong
Baca SelengkapnyaPemerintah Belanda akan mengembalikan ratusan artefak berharga yang diambil dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaArtefak-artefak ini berasal dari berbagai zaman, mulai dari Neolitikum sampai era Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaTiga mantan pegawai Butik Emas Logam Mulia (BELM) Antam Surabaya I dan seorang makelar didakwa menyelewengkan152,8 Kg emas senilai Rp92,2 miliar.
Baca Selengkapnya