Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah abai, UI gelar acara peringatan tragedi 65

Pemerintah abai, UI gelar acara peringatan tragedi 65 G30S PKI. wordpress.com

Merdeka.com - Selama 50 tahun, korban Tragedi 1965 tak jelas nasibnya. Dan hingga kini pemerintah belum bersikap tegas atas nasib mereka. Melihat kondisi itu, Universitas Indonesia melakukan inisiasi untuk memperjuangkan nasib mereka dengan menggelar rangkaian acara peringatan Tragedi 65.

Peneliti Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Saras Dewi mengatakan, negara harus mengusut Tragedi 65 sehingga terungkap kebenaran terjadi sebenarnya di masa itu. Selama ini, mungkin tidak banyak yang tahu mengenai sejarah peristiwa kelam itu.

"Kita ingin negara mengusut kasus genosida ini. Karena selama ini kita mungkin tidak tahu apa sih yang sebenarnya terjadi 50 tahun lalu," kata Saras Dewi, Rabu (30/9/2015).

Orang lain juga bertanya?

Dikatakan, UI juga harus mengambil peran dalam memperjuangkan nasib mereka juga diperlukan. "Caranya ya dengan diskusi semacam ini yang mungkin kalau dilakukan di luaran menjadi hal yang tabu. Kita selain memberikan aspek teoritis tapi juga keberpihakan pada mereka. Kita ingin bisa bersentuhan untuk persoalan sosial dan yang bersinggungan dengan peristiwa," katanya.

Rangkaian peringatan Tragedi 65 digelar selama tiga hari. Acara yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (BEM FIB UI) ini bekerja sama dengan sejumlah departemen dan program studi menggelar rangkaian acara seminar dan pemutaran film. Acara digelar selama tiga hari mulai 30 September hingga 2 Oktober 2015.

Pada 1 Oktober akan digelar diskusi dengan tema 50 Tahun Hantu Komunisme yang membahas soal pemahaman mengenai komunisme. Hadir dalam diskusi itu Muhammad Iskandar (dosen sejarah UI), Saleh Asrojamhari (sejarawan militer UI), Berto Tukan (perwakilan redaktur Indo Progres) dan Perdana Putri (perwakilan alumni).

Pada 2 Oktober akan dipaparkan serangkaian kesaksian korban pembantaian. Acara ini akan digelar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI. Yang menarik dalam rangkaian acara ini adalah pengungkapan tentang fakta sejarah yang selama ini tidak diungkap. Dan momentum September Hitam ini menjadi sangat penting untuk menunjukkan bagaimana UI memposisikan diri dalam melihat kejadian masa lalu secara kritis.

"Kita ingin memberanikan diri dalam membantu pengungkapan peristiwa itu. Dengan diskusi semacam ini membuka ruang bagi para korban untuk bisa bicara dengan mengungkapkan kesaksiannya," kata Saras. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Museum Pancasila Sakti
FOTO: Memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Museum Pancasila Sakti

Museum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aktivis 98 Gelar Mimbar Rakyat di UNJ, Terbitkan Maklumat Tolak Kembalinya Orba dan Politik Dinasti
FOTO: Aktivis 98 Gelar Mimbar Rakyat di UNJ, Terbitkan Maklumat Tolak Kembalinya Orba dan Politik Dinasti

Maklumat Bersama Aktivis 98 dikeluarkan menjelang peringatan 26 tahun reformasi.

Baca Selengkapnya
Kenang 28 Tahun Peristiwa Kudatuli, Hasto Singgung Suasana Seperti Orde Baru Jilid 2
Kenang 28 Tahun Peristiwa Kudatuli, Hasto Singgung Suasana Seperti Orde Baru Jilid 2

Dalam mengenang peristiwa kudatuli yang dahulu mungkin ideologi Megawati dianggap sebelah mata oleh orde baru.

Baca Selengkapnya
Peringati 28 Tahun Peristiwa Kudatuli, PDIP Gelar Wayang dengan Lakon ‘Sumatri Ngenger’
Peringati 28 Tahun Peristiwa Kudatuli, PDIP Gelar Wayang dengan Lakon ‘Sumatri Ngenger’

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri pun menyaksikan pertunjukan wayang secara daring.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Kamisan ke-804, Masyarakat Sipil Beri Petisi untuk Penguasa di Istana
FOTO: Aksi Kamisan ke-804, Masyarakat Sipil Beri Petisi untuk Penguasa di Istana

Aksi Kamisan pada awal Februari ini diikuti Forum Alumni Universitas Indonesia, para keluarga korban pelanggaran HAM berat serta para mantan aktivis 98.

Baca Selengkapnya
Imparsial Terbitkan Buku 'Penculikan Bukan Untuk Diputihkan', Ceritakan Jejak Kasus Aktivis Orba Hilang Tergerus Zaman
Imparsial Terbitkan Buku 'Penculikan Bukan Untuk Diputihkan', Ceritakan Jejak Kasus Aktivis Orba Hilang Tergerus Zaman

Buku diterbitkan bertepatan gerakan melawan lupa 17 tahun aksi Kamisan terhadap 13 korban aktivis 97-98

Baca Selengkapnya
Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur, Demonstran Bentangkan Spanduk Tragedi Urumqi
Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur, Demonstran Bentangkan Spanduk Tragedi Urumqi

Massa AMI menuntut PBB agar membawa kasus tindakan kekerasan China terhadap muslim Uighur ke Mahkamah Internasional.

Baca Selengkapnya
Aksi Teatrikal Serangan Kantor PDIP Warnai Peringatan 28 Tahun Tragedi Kudatuli
Aksi Teatrikal Serangan Kantor PDIP Warnai Peringatan 28 Tahun Tragedi Kudatuli

Penampilan teatrikal Kudatuli 27 Juli ini digelar di depan Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Napak Tilas Pelanggaran HAM Orde Baru, Ribuan Tengkorak dan Nisan Bertebaran di Peringatan 26 Tahun Reformasi
FOTO: Napak Tilas Pelanggaran HAM Orde Baru, Ribuan Tengkorak dan Nisan Bertebaran di Peringatan 26 Tahun Reformasi

Sebanyak 2.000 tengkorak dan 1.000 nisa kuburan ditampilkan secara dramatis.

Baca Selengkapnya
FOTO: Konsolidasi Pro Demokrasi:
FOTO: Konsolidasi Pro Demokrasi: "Apa Saja Boleh Beda, Musuh Kita Tetap Sama, Pelanggar HAM, Politik Dinasti dan Neo Orba"

Diskusi Konsolidasi Pro Demokrasi ini digelar untuk menolak Politik Dinasti, Pelanggaran HAM serta bangkitnya Neo Orba.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 1 Oktober: Hari Kesaktian Pancasila, Berikut Sejarah dan Para Tokohnya
Peristiwa 1 Oktober: Hari Kesaktian Pancasila, Berikut Sejarah dan Para Tokohnya

Peringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.

Baca Selengkapnya
Guru Besar Ramai-Ramai Kritik Pemerintah, Cak Imin: Artinya Lampu Merah, Jangan Diabaikan
Guru Besar Ramai-Ramai Kritik Pemerintah, Cak Imin: Artinya Lampu Merah, Jangan Diabaikan

Cak Imin meminta sikap yang disampaikan para guru besar dari berbagai kampus jadi bahan evaluasi.

Baca Selengkapnya