Pemerintah Daerah Diminta Perkuat PSBB
Merdeka.com - Pakar Epidemi FKM Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mendorong pemerintah daerah untuk memperkuat dan meningkatkan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar alias (PSBB). Sebab memang berdampak menekan penyebaran Covid-19.
"Jadi opsi kita hanya pada pembatasan sosial (PSBB) itu. Pertanyaannya apa pembatasan sosial ini berefek, ya berefek," kata dia dalam diskusi virtual, Minggu (3/5).
Sebagai contoh, dia menyebut turunnya tren penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta setelah pemberlakuan PSBB. Hal itu disebabkan berkurangnya jumlah masyarakat yang melakukan kegiatan di luar rumah setelah pemberlakuan PSBB.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa Kapolri menemukan rumusan baru untuk mudik 2025? 'Ini sudah bagus dan tentunya dengan membandingkan tahun 2023 dan 2024. Maka tadi, didapatkan satu rumusan untuk menghadapi arus mudik nanti di tahun 2025,' kata Sigit.
-
Kenapa Korlantas Polri mengantisipasi kecelakaan mudik? Pada tahun 2023 terjadi 512 kejadian. Pada tahun ini diupayakan diturunkan. 'Pada tahun 2024 kami berharap dapat meminimalkan sehingga operasi tadi bisa berjalan dengan aman dan nyaman itu bisa terwujud,' katanya.
-
Kenapa jumlah pemudik tahun ini meningkat? 'Dibanding tahun lalu, jumlah pemudik tahun ini naik sekitar 55%. Jumlah kendaraan juga meningkat drastis, sementara kapasitas jalan tidak banyak bertambah,' ujar Slamet dalam paparannya di Hotel Grand Kemang, Jaksel, Selasa (2/4).
"Begitu kita menggunakan data dari Google yang kita bisa akses ternyata proporsi penduduk yang tinggal di rumah itu selama April ini sudah mencapai 60 Persen. Ketika 60 persen langsung landai dan turun cepat dan ini membuktikan bahwa pengalaman empiris bahwa pembatasan Sosial itu berdampak," terang dia.
"Saya bilang Pak Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan) ini harus dipertahankan. Jangan kendor. Kalau bisa tingkatkan menjadi 70 persen, 80 persen sehingga benar-benar akan terus melandai turun," imbuhnya.
Langkah ini seharusnya tidak hanya dilakukan di Jakarta saja, melainkan juga di semua wilayah Indonesia. Dengan demikian mobilitas manusia yang menjadi sarana penyebaran Covid-19, dapat ditekan.
"Jakarta memang sudah berefek, tapi Jakarta saja. Jakarta bukan Indonesia, Indonesia bukan Jakarta. Ini seharusnya kita juga melihat pembatasan sosial efeknya di semua wilayah. Ternyata di Jawa Tengah itu masih di bawah 40 persen, Jawa Timur 50 persen yang sudah tinggal di rumah. Kita harapkan mereka meningkatkan 10 persen saja. Jawa Timur sama Barat sudah Mulai sampai 60 persen di DKI akan terjadi di beberapa wilayah lain," jelasnya.
Di Daerah Meningkat
Dia menambahkan jika memantau laporan perkembangan kasus Covid-19 memang terjadi penurunan kasus Jakarta. Namun, terjadi peningkatan tajam di wilayah luar Jakarta. "Jadi secara nasional kita belum turun. Kita masih terus naik. Karena kan jumlah penduduk di luar Jabodetabek jauh lebih banyak," urainya.
Hal ini tentu menunjukkan bahwa langkah pemerintah untuk membatasi mobilitas masyarakat termasuk melarang mudik memang beralasan. Sebab, tiap pergerakan manusia yang terjadi diikuti dengan peningkatan jumlah kasus positif Covid-19.
"Kita lihat waktu terjadi pembatasan sosial suruh kerja di rumah walaupun pun belum ada regulasinya itu sebagian sudah pulang kampung ternyata dari data laporan kasus dari yang tadinya rata-rata 25 per hari, itu jadi 50. Itu ada bukti bahwa setiap pergerakan manusia betapapun sedikitnya itu akan terjadi peningkatan (penyebaran Covid-19)," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca Selengkapnya