Pemerintah didesak akui Sultan Hamid jadi pembuat lambang Garuda
Merdeka.com - Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak, Turiman Fachturachman Nur M Hum mengatakan, hingga kini belum ada pengakuan secara hukum bahwa Sultan Hamid II sebagai perancang lambang negara Indonesia, burung Garuda.
"Siapa pencipta lagu Indonesia Raya, penjahit bendera Sangsaka Merah Putih, pencipta lagu Garuda Pancasila, semua bisa menjawab. Tetapi, siapa perancang lambang negara, tidak ada yang bisa menjawab," kata Turiman Fachturachman di Pontianak, Selasa (9/7).
Seperti diberitakan Antara, Turiman menjelaskan, Sultan Hamid II merupakan sultan ketujuh dari Kesultanan Pontianak. Nama lengkapnya, Sultan Syarif Hamid Al-Qadrie. Ia pernah menjadi menteri negara tanpa porto folio di masa Presiden Soekarno (Republik Indonesia Serikat).
-
Apa makna Hari Lahir Pancasila? Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila untuk mengenang kelahiran Pancasila, yang berkaitan langsung dengan perumusan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
-
Apa yang dirayakan pada Hari Lahir Pancasila? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Apa makna Hari Kesaktian Pancasila? Hari ini mengingatkan kita akan momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia ketika Pancasila sebagai dasar negara berhasil dipertahankan melalui peristiwa yang dikenal sebagai 'Gestok' pada tahun 1965.
-
Siapa yang menetapkan Hari Lahir Pancasila? Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni secara resmi ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
-
Siapa yang memperingati Hari Kesaktian Pancasila? Hari ini mengingatkan kita akan momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia ketika Pancasila sebagai dasar negara berhasil dipertahankan melalui peristiwa yang dikenal sebagai 'Gestok' pada tahun 1965.
Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua BFO (Bijenkommist Federal Overleeg0 atau Permusyawaratan Negara-negara Federal dalam Konferensi Meja Bundar. Namun demikian, dia pernah dianggap terlibat dalam peristiwa Westerling, meski berdasarkan putusan Mahkamah Agung Tahun 1953, tuduhan itu tidak terbukti.
Turiman mengangkat tentang validitas perancang lambang negara saat mengambil gelas magister di Universitas Indonesia pada tahun 1999. Menurut dia, ada dua tahap perancangan lambang negara yang dibuat oleh Sultan Hamid II.
Rancangan tahap pertama, pada 8 Februari 1950, mengambil figur burung garuda yang digali dalam mitologi bangsa Indonesia berdasarkan bahan dasar kiriman Ki Hajar Dewantoro dari sketsa garuda di berbagai candi di Jawa.
Gambar lambang negara dimaksud itu, sudah dikritisi oleh Panitia Lambang Negara. Kemudian, rancangan tahap kedua, pada 10 Februari 1950, mengambil figur burung elang rajawali setelah Sultan Hamid II melakukan penyempurnaan dan perbandingan dengan negara lain menggunakan figur sama.
Figur burung elang rajawali itu kemudian ditetapkan menjadi Lambang Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) 11 Februari 1950 dan masuk berita negara Parlemen RIS 17 Februari 1950 Nomor 2 dan menjadi lampiran resmi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 1951 berdasarkan Pasal 6.
Sultan Hamid II dalam transkrip 15 April 1967 secara semiotika hukum lambang menamakan lambang negara RIS itu Rajawali - Garuda Pancasila. Soekarno menamakan Elang Rajawali - Garuda, PP Nomor 66 Tahun 1951 menyebut berdekatan dengan burung Elang Rajawali.
"Jadi, lambang negara RI secara struktur gambar sekarang ini, sebenarnya berbentuk Elang Rajawali, bukan Garuda," terangnya.
Kalbar telah mengusulkan di amandemen UUD Tahun 1945 terhadap pasal 36 menjadi pasal 36 A pada tahun 2000 kepada MPR RI. Namun ketika UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan, pada pasal 48 tidak disebutkan siapa perancang lambang negara tersebut.
Turiman pada Jumat (12/7), akan meluncurkan buku biografi politik "Sultan Hamid II Sang Perancang Lambang Negara". Ia menulis buku tersebut bersama Anshari Dimyati dan Nur Iskandar.
Ia berharap, buku tersebut dapat menggugah kesadaran berbangsa mengenai Sultan Hamid II yang hingga kini karyanya masih menjadi salah satu alat pemersatu bangsa.
"Sekaligus bertepatan dengan satu abad kelahiran Sultan Hamid II. Melalui terbitnya buku itu, diharapkan Negara dapat memberi penghargaan kepada Sultan Hamid II sebagai Bapak Perancang Lambang Negara," kata Turiman. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putra asal Pontianak ini memiliki keturunan Arab-Indonesia yang semasa hidupnya dihabiskan berkarier di dunia militer dan politik.
Baca SelengkapnyaLambang negara Republik Indonesia Garuda Pancasila ternyata memiliki perjalanan panjang.
Baca SelengkapnyaPancasila memiliki banyak simbol yang menggambarkan karakter bangsa.
Baca SelengkapnyaMenurut Putu, perancang Istana Garuda I Nyoman Nuarta merupakan seorang maestro kelas dunia.
Baca SelengkapnyaLogo Garuda di jersey tim nasional sepak bola Indonesia resmi didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM atas nama pribadi dan PSSI.
Baca SelengkapnyaBanjir pujian, seniman batik asal Yogyakarta buat karya batik kepulauan Indonesia untuk rayakan HUT ke-79 RI.
Baca SelengkapnyaKemenkumham mengatakan pendaftaran logo Timnas sudah sesuai ketentuan hukum
Baca SelengkapnyaIKN menjadi sorotan publik mendekati peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR Basuki Hadimuljono merespons soal bangunan menyerupai Garuda mengepakkan sayap itu disebut mirip kelelawar lantaran warnanya hitam
Baca SelengkapnyaTaman ini berada persis di seberang Istana Garuda IKN. Nantinya masyarakat bisa melihat kemegahan gedung IKN dari Taman Kusuma Bangsa.
Baca SelengkapnyaKepala garuda di Istana Garuda IKN menghadap ke depan, bukan lagi menengok ke kanan.
Baca SelengkapnyaTernyata saat malam hari, tampilan Istana Garuda di IKN jauh lebih cantik.
Baca Selengkapnya