Pemerintah Diminta Optimalkan Penggunaan Teknologi untuk Percepat Vaksinasi Covid
Merdeka.com - Target vaksinasi Covid-19 tahap pertama hingga akhir Januari belum tercapai. Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetiyani meminta pemerintah mengoptimalkan penggunaan teknologi agar data sasaran vaksinasi bisa akurat.
"Saya meminta pemerintah agar melakukan terobosan inovatif, out of the box dan optimalkan penggunaan teknologi guna menyelesaikan kendala yang dijumpai di lapangan, terutama sengkarut data nakes pada sistem aplikasi," katanya kepada merdeka.com, Rabu (27/1).
Menurutnya, sejumlah pelayanan kesehatan mengeluhkan data tenaga kesehatan yang tidak tercatat di sistem aplikasi untuk divaksin. Maka dari itu, pemerintah harus memperbaiki hal ini.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana cara Kemensos mengusulkan perbaikan data? 'Sejak awal saya menjabat sebagai Menteri Sosial, saya menerima banyak surat cinta dari BPK, BPKP atau lembaga lain yang isinya data kami tidak berintegritas. Kemudian ada juga masalah transparansi dan regulasi data bansos. Dari sanalah kami bertekad melakukan perbaikan,' ujar Mensos Risma.
-
Mengapa Indonesia masih perlu meningkatkan kualitas layanan kesehatan? Posisi Indonesia yang berada di peringkat 39 masih menunjukkan adanya ruang untuk perbaikan, terutama dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lebih maju seperti Taiwan dan Korea Selatan.
-
Kenapa Kemensos melakukan perbaikan data DTKS? Dalam acara yang diselenggarakan di Gedung ACLC KPK tersebut Mensos Risma menyatakan potensi kerugian negara penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M/bulan dapat diselamatkan melalui penidaklayakan penerima Bansos yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah sebanyak 2.284.992 Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Dimana Kemensos mengusulkan pembaruan data? 'Karena itulah saya meminta pemerintah daerah untuk aktif memperbarui data secara berkala,' ujarnya pada para kepala daerah yang turut hadir dalam pertemuan tersebut melalui zoom meeting.
"Sebagaimana diberitakan, ada keluhan beberapa pimpinan fasyankes di daerah tentang data nakes yang tidak terregister pada sistem aplikasi sehingga menyulitkan pelaksanaan vaksinasi," ungkapnya.
Netty menuturkan, masih ada empat hari untuk mengejar target 598.483 tenaga kesehatan tervaksinasi hingga 31 Januari 2021. Kata dia, hingga hari ini kurang dari 50% nakes yang sudah divaksinasi.
Oleh karena itu, Netty mendukung pemerintah untuk bersungguh-sungguh, serius dan optimis dalam menjalankan program vaksinasi tahap awal.
"Hal ini penting, bukan saja mengingat posisi nakes yang bekerja pada zona merah, tapi juga terkait dengan public trust bahwa vaksinasi aman dan terkendali; bahwa pemerintah kompeten menjalankan program ini. Jangan sampai rakyat menilai pemerintah tidak sanggup memenuhi janjinya," pungkasnya.
Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah orang yang sudah divaksinasi Covid-19 di Indonesia mencapai 245.685 orang. Target orang yang harus divaksinasi tahap pertama sebanyak 1.487.466 Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Namun, total sasaran vaksinasi untuk semua tahapan sebanyak 181.554.465 orang. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan melalui kemkes.go.id ini, baru 16,51 persen orang yang divaksinasi pada tahap pertama dari target ditetapkan pemerintah.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan hingga akhir Januari 2021 ditargetkan ada 500 ribu SDMK divaksinasi. Sedangkan pada Februari 2021 bertambah menjadi 900 ribu.
"Target Maret 80.000," kata Nadia kepada merdeka.com, Selasa (26/1).
Mengenai target 1 juta orang divaksinasi per hari, kata Nadia, baru diterapkan pada tahap kedua. Pada tahap kedua, vaksinasi dilakukan kepada masyarakat umum yang berusia 18 sampai 59 tahun.
"(Target 1 juta per hari) Itu untuk tahap kedua masyarakat umum," ujar dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaMoeldoko mewanti, jangan sampai ada keteledoran dalam memberikan layanan kesehatan bagi petugas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaDari 45,64 persen tersebut, sebanyak 4,17 persen atau 190 puskesmas di Indonesia tak memiliki dokter.
Baca SelengkapnyaEra digital menawarkan berbagai alternatif untuk memudahkan aktivitas manusia. Namun, ada tantangan dan risiko yang patut diwaspadai.
Baca SelengkapnyaKetua DPR Puan Maharani menyoroti sistem pendaftaran seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang sempat bermasalah beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal
Baca SelengkapnyaAeHIN adalah asosiasi e-Health yang beranggotakan negara-negara di Asia
Baca SelengkapnyaPersetujuan formasi Kemenkes terbilang yang paling besar dibandingkan dengan instansi lain.
Baca SelengkapnyaPuan menilai, persoalan e-materai tersebut menghambat proses pendaftaran para pelamar
Baca SelengkapnyaTenaga medis diharapkan mampu memanfaatkan teknologi untuk memberikan layanan kesehatan secara profesional untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah berupaya mempercepat penerapan Sistem Pemerinta Berbasis Elektronik.
Baca Selengkapnya