Pemerintah Diminta Tak Cuma Selesaikan Masalah Anak Jadi Manusia Silver Ketika Viral
Merdeka.com - Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina mengaku prihatin terhadap peristiwa bayi 10 tahun menjadi manusia silver di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.
Selly mengatakan, pemerintah tidak bisa parsial saja menyelesaikan masalah tersebut. Pemerintah juga perlu memberikan solusi yang komprehensif dan berjenjang, jangan mengambil sikap ketika viral saja.
"Tentu pendekatan pemerintah tidak bisa parsial, beresin satu persatu-kasuistik, memberikan lapangan pekerjaan kemudian selesai. Nanti kalau ada kejadian lagi, kemudian viral, buru-buru diberesin lagi. Pendekatan pemerintah harusnya komprehensif dan berjenjang," kata Selly kepada wartawan, Rabu (29/9).
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Bagaimana komplikasi bisa diatasi? Praktik pencegahan, pemantauan yang cermat, dan manajemen yang efektif dari suatu kondisi kesehatan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi.
-
Bagaimana cara pemerintah mempersulit urusan? Kedua, birokrasi rumit jika tidak disertai dengan uang. Ganjar mencontohkan, seseorang sulit menjadi PNS jika tidak memiliki orang dalam.'Mau urus apa, amplopnya ada enggak. Maka adagium kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah itu menjadi kewajaran,' ujar dia.
-
Mengapa perselisihan hasil pemilu harus diselesaikan? Penyelesaian perselisihan pemilu menjadi penting untuk memastikan keabsahan dan kelegitan hasil pemilihan, serta untuk mendukung kepercayaan publik terhadap sistem demokratis.
-
Bagaimana Kementan menangani situasi? “Saya punya konsentrasi di Timika sekarang, untuk suplai,“ jelasnya.
-
Bagaimana solusi yang ditawarkan? Dari depo ini sosialisasi mengolah sampah dari rumah masih belum maksimal. Di depo pun masih banyak yang membuang secara tercampur organik dan non organik,' katanyaBelakangan, sampah yang menumpuk kemudian tetap dibuang di Piyungan namun dengan skala yang amat terbatas. Pembuangan hanya dilakukan saat masa darurat, di area yang sudah disiapkan secara khusus.
Politikus PDIP ini bilang, permasalahan anak ini harus dilihat sebab dan akibatnya. Harus bisa dicari akar persoalannya tidak serta melihat dengan kacamata kuda.
"Seolah persoalan yang tiba-tiba terjadi tanpa melihat sebab ekonomi sosial-budaya yang melatarbelakanginya. Ini juga akan berimbas pada solusi yang ditawarkan, jangan sampai penyelesaiannya cuma formalitas belaka, menggugurkan kewajiban memberikan report ke atasan. selesai. Contohnya persoalan anak di Jabodetabek misalnya, tentu berbeda dengan persoalan anak di daerah-daerah, dan latar belakangnya juga pasti berbeda," kata Selly.
Selain itu, sudah banyak lembaga yang membidangi persoalan anak, seperti Kementerian PPA, Kemensos, hingga KPAI. Ia meminta lembaga negara ini juga turun tangan.
"Nanti saya akan panggil lembaga-lembaga ini. Apa perbedaan tugas dan fungsinya, jangan sampai banyaknya lembaga-lembaga negara tersebut justru saling mengandalkan, saling tumpang tindih. Yang pada akhirnya, tidak ada fokus di tugas-tugasnya," kata Selly.
Sebelumnya, nasib nahas dialami bayi berusia 10 bulan berinisial MFA. Seluruh tubuhnya dicat silver oleh tetangga orang tuanya dan diajak mengemis.
Kasus itu berawal saat MFA dititipkan orang tuanya bernama Nisa (21) kepada tetangganya berinisial E dan B.
"Oleh E dan B (pasangan suami istri) bayi 10 bulan itu dicat silver untuk sama-sama diajak mengemis," kata Kepala Seksi Penyidikan dan penindakan Satpol PP Tangerang Selatan, Muksin dikonfirmasi, Minggu (26/9).
Menurut keterangan Nisa, lanjut Muksin, bayi MFA tersebut, selalu dititipkan kepada tetangganya setiap hari ketika Nisa bekerja. Selain itu, Nisa juga selalu membekali sang bayi uang Rp20.000 untuk keperluan popok dan susu.
"Ibu Nisa ini juga bekerja sebagai pengemis. Tapi pengakuannya tidak mengetahui kalau anaknya itu dijadikan manusia silver juga. Ini kita akan dalami lagi," kata Muksin.
Kasus eksploitasi bayi silver tersebut ramai diberitakan membuat Nisa dan bayinya MFA, dibawa ke Rumah singgah Dinas Sosial. Pihak Dinsos saat ini tengah menyelidiki kasus dugaan eksploitasi bayi tersebut.
"Mereka ini juga buka warga Tangsel, dari luar daerah. Tapi tidak punya KTP juga. Bayinya juga tidak punya akta lahir, karena dilahirkan tidak di rumah sakit. Atas kejadian ini kita akan melakukan razia lebih intensif agar kejadian eksploitasi anak tidak lagi terjadi di Tangsel," kata Muksin.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polusi di Jakarta makin parah dan ini masih menjadi PR pemerintah.
Baca SelengkapnyaPuan mengatakan bahwa berbagai permasalahan yang dihadapi rakyat makin membutuhkan kehadiran negara.
Baca SelengkapnyaMeutya menambahkan bahwa upaya pemberantasan judi online akan terus berlanjut hingga permasalahan ini benar-benar terselesaikan.
Baca SelengkapnyaKasus perundungan di Cilacap membuat publik geram. Namun pantaskah pelaku yang masih anak di bawah umur dipenjarakan?
Baca SelengkapnyaKetua DPR menilai mengatakan inisiatif masyarakat untuk memviralkan permasalahan di media sosial atau no viral, no justice menjadi tantangan bagi DPR
Baca Selengkapnya