Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah harus manfaatkan 5,7 juta lahan kering

Pemerintah harus manfaatkan 5,7 juta lahan kering aria bima. ©2015 Merdeka.com/arie sunaryo

Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR, Aria Bima‎ meminta pemerintah untuk fokus jika ingin mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia. Komoditas padi dan beras harus menjadi perhatian khusus karena merupakan kebutuhan utama yang bisa menimbulkan masalah sosial. Bahkan bisa menjadi komoditas politik, jika ada masalah dalam pengadaannya.

Menurut politisi PDIP asal Solo tersebut, ada dua hal penting jika pemerintah akan mewujudkan kedaulatan pangan. Pertama adalah mendorong Bulog melakukan terobosan dalam mengontrol mata rantai distribusi beras. Kedua memanfaatkan lahan kering untuk produksi pangan.

"Di Indonesia ini ada 5,7 juta lahan kering yang tidak terjangkau perhatian dan subsidi. Pemerintah harus mengalihkan subsidi pertanian ke lahan kering atau sawah tadah hujan. Subsidi jangan hanya digelontorkan di lahan basah. Lahan basah saat ini sudah maksimal hasilnya. Kalau toh dimaksimalkan lagi, paling-paling hanya bertambah 2-3 kuintal per hektarnya," ujar Aria Bima disela Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, di Klaten, Minggu (3/10).

Anggota DPR yang membidangi masalah Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM & BUMN, Standarisasi Nasional tersebut mengemukakan, tanaman padi di lahan basah bisa mencapai hasil belasan ton per hektar, itu sudah maksimal. Selama ini pertanian di lahan kering atau sawah tadah hujan panennya hanya 0,5 ton per hektar gabah kering.

"Petani kelompok ini rentan miskin. Kalau pemerintah memberikan subsidi saya yakin hasilnya akan meningkat menjadi 1 hingga 2 ton per hektar. Dengan peningkatan itu, peningkatan cadangan beras bisa lebih nyata terealisasi. Mimpi kedaulatan pangan tahun 2017 yang dicanangkan Presiden Jokowi akan tercapai," jelasnya.

Langkah selanjutnya, kata Bima, Bulog harus melakukan langkah nyata untuk mengontrol distribusi beras nasional. Menurut dia, saat ini ‎Bulog hanya mampu menyerap 9 persen beras nasional. Padahal idealnya Bulog harus mampu menguasai hingga 60 persen.

"60 persen harus dikuasai Bulog, yang 40 persen ‎diberikan ke swasta," tandasnya.

Bima menambahkan Bulog harus melakukan langkah dinamis dengan cara membentuk anak perusahaan di 4 zona. Yakni di Sumatera, Jawa, Indonesia tengah dan bagian timur. Bulog idealnya membentuk 4 hingga 6 anak perusahaan.

"Idealnya 4-6 anak perusahaan, dengan saham mayoritas milik Bulog dan selebihnya bisa privat.‎ Tugasnya menyerap gabah secara komersial setidaknya hingga 60 persen," jelasnya.

Bulog kata dia, bisa memanfaatkan gudang-gudang yang selama ini kurang optimal. "Butuh langkah ekspansif dan dinamis, ‎karena Bulog sering terbatasi dengan HPP (Harga Pembelian Pemerintah)," imbuhnya.

Bimo menuturkan, Jika terobosan tersebut dilakukan, ia yakin para spekulan tidak akan bisa memainkan harga dan memainkan distribusi beras nasional. Jika Bulog sudah memiliki 60 persen cadangan beras nasional, lanjut dia, maka tidak bingung lagi.

"Bulog harus dinamis, lakukan terobosan yang tidak menyalahi aturan. Membuat anak perusahaan tidak melanggar aturan. Tanpa membuat anak perusahaan, sulit untuk Indonesia mewujudkan ketahanan pangan," pungkasnya.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'

Meski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Dampak El Nino, Ditjen PSP Kementan Kembangkan Optimasi Lahan Kering
Antisipasi Dampak El Nino, Ditjen PSP Kementan Kembangkan Optimasi Lahan Kering

Salah satunya upayanya yakni mengembangkan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ratusan Hektare Sawah di Jateng Alami Puso akibat Kekeringan
Ratusan Hektare Sawah di Jateng Alami Puso akibat Kekeringan

Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.

Baca Selengkapnya
Kementan Optimasi Lahan Rawa dan Non-irigasi, Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung
Kementan Optimasi Lahan Rawa dan Non-irigasi, Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung

Krisis pangan harus terus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 hanya sekitar 31,54 juta ton.

Baca Selengkapnya
Prabowo Panggil Mentan ke Istana, Minta Program Cetak Sawah Dipercepat
Prabowo Panggil Mentan ke Istana, Minta Program Cetak Sawah Dipercepat

Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Istana Negara

Baca Selengkapnya
Bukan Beras, Jawa Barat Alami Krisis Air Bersih dan Kekeringan
Bukan Beras, Jawa Barat Alami Krisis Air Bersih dan Kekeringan

Pemprov Jawa Barat mengalami krisis air bersih dan kekeringan di sejumlah wilayah.

Baca Selengkapnya
Kementan Pastikan Program Cetak Sawah Berjalan Lancar
Kementan Pastikan Program Cetak Sawah Berjalan Lancar

Kementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.

Baca Selengkapnya
Area Persawahan Satu-Satunya di Jakarta Ini Kering dan Retak-Retak, Petani Menjerit Tak Ada Bantuan
Area Persawahan Satu-Satunya di Jakarta Ini Kering dan Retak-Retak, Petani Menjerit Tak Ada Bantuan

Persawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.

Baca Selengkapnya
Dilema Menko AHY soal Pengadaan Lahan: Untuk 3 Juta Rumah dulu atau Cetak Sawah Baru?
Dilema Menko AHY soal Pengadaan Lahan: Untuk 3 Juta Rumah dulu atau Cetak Sawah Baru?

Terkait program pembangunan 3 juta rumah dan swasembada pangan, yang diperkirakan membutuhkan jutaan hektare lahan untuk cetak sawah baru.

Baca Selengkapnya
Wamentan Pastikan Program Optimasi Lahan di Sumsel Berjalan Lancar
Wamentan Pastikan Program Optimasi Lahan di Sumsel Berjalan Lancar

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mamastikan program optimasi lahan atau Oplah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) berjalan lancar.

Baca Selengkapnya
Pompanisasi, Bukti Gerak Cepat Kementan Atasi Dampak Kekeringan
Pompanisasi, Bukti Gerak Cepat Kementan Atasi Dampak Kekeringan

Pompanisasi merupakan solusi tercepat untuk mengatasi dampak kekeringan terhadap sektor pertanian.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan
Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Antisipasi Bencana Secara Efektif dan Berkesinambungan

Dampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.

Baca Selengkapnya