Pemerintah ingin alat kesehatan tak lagi impor, produksi sendiri
Merdeka.com - Inovasi dan produksi alat kesehatan dalam negeri terus dilakukan pemerintah bersama para stakeholders. Apalagi hingga kini pemanfaatan alat maupun obat kesehatan hampir 90 persen merupakan produk luar negeri.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, sudah saatnya dan seharusnya inovasi dan produksi dalam negeri bidang alat kesehatan terus dilakukan dan harus dimaksimalkan pemanfaatannya.
"Alangkah indahnya jika pelayanan kesehatan menggunakan produksi dalam negeri. Apalagi sebenarnya kita sudah bisa inovatif dan bisa produksi sendiri. Misalnya bikin tiang infus, bahkan alat cuci darah sudah punya. Harus dimanfaatkan," ujar Menteri Puan saat membuka Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produksi Alat Kesehatan Dalam Negeri tahun 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (18/11).
-
Kenapa Kemenkumham mendukung penggunaan produk dalam negeri? Tujuannya adalah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air.
-
Bagaimana Kemenkumham mendukung produk dalam negeri? “Dalam kegiatan ini kami menyediakan layanan host berupa Layanan Paspor Merdeka, Pameran “Kemudian coaching clinic bidang Kekayaan Intelektual (KI), Administrasi Hukum Umum (AHU), dan Hak Asasi Manusia (HAM),“ imbuhnya lagi.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
-
Bagaimana Indonesia meningkatkan peringkat layanan kesehatan? Peningkatan peringkat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan ini menunjukkan hasil dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur kesehatan, memperbaiki kualitas pelayanan medis, dan memastikan ketersediaan obat-obatan yang lebih baik di seluruh penjuru negeri.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Apa tugas Kementerian Kesehatan? Tugasnya membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional ke-52 yang diperingati setiap tanggal 12 November.
Puan mengatakan, pertumbuhan industri alat kesehatan (alkes) produksi dalam negeri tahun ini menunjukkan peningkatan. Industri alkes meningkat pada tahun ini dari 193 menjadi 211 industri. Jenis alkes juga meningkat dari 255 menjadi 261 jenis alkes.
Berkaitan dengan ini, pemerintah sudah menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai upaya untuk memberikan layanan kesehatan yang baik terutama bagi masyarakat miskin. Artinya, pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin dapat dijalankan dengan baik sehingga tak membebani kehidupan mereka.
Hal ini tentunya harus juga disokong oleh ketersediaan sarana alat-alat kesehatan yang memadai di setiap rumah sakit, puskesmas, dan klinik-klinik kesehatan lainnya. Karenanya, produksi alat kesehatan dalam negeri niscaya harus dibangun dan terus dikembangkan.
"Baru-baru ini pemerintah bersama 20 kementerian dan lembaga juga meluncurkan program gerakan masyarakat sehat," ucap Menko PMK.
Program gerakan masyarakat sehat atau dikenal dengan Germas ini sebagai upaya untuk mewujudkan kebiasaan hidup sehat bagi bangsa Indonesia.
"Sehat bukan berarti menjadi sakit kemudian berobat untuk sehat, tapi senantiasa mengedepankan sikap preventif untuk mencegah agar tidak sakit" jelas Menko PMK.
Saat ini produk alat kesehatan impor yang beredar mencapai 90 persen. Untuk menghentikan ketergantungan impor dari negara lain, pemerintah melalui kementerian kesehatan dan kementerian perindustrian bersinergi mendorong industri untuk memproduksi alat-alat kesehatan yang lebih inovatif.
Pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus terkait industri farmasi dan alat kesehatan tersebut, dengan mengeluarkan Inpres No.6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Setiap program yang dibuat pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan seperti Jaminan Kesehatan Nasional juga nantinya sudah harus menggunakan produk-produk yang sudah dapat diproduksi dalam negeri secara inovatif.
Kegiatan pameran ini mempunyai arti yang sangat penting sebagai ajang promosi dan penyebaran informasi atas berbagai produk kesehatan dan alat kesehatan yang dihasilkan oleh industri dalam negeri, dan diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan mencintai perkembangan produk industri alat kesehatan nasional.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK turut membanggakan berbagai hasil riset di bidang kesehatan yang dibuat oleh Mahasiswa Indonesia. Menko PMK juga meminta semua pihak untuk mendorong berbagai hasil riset itu agar dapat diproduksi industri sehingga mampu bersaing di pasar global.
Hasil riset yang dibanggakan oleh Menko PMK di antaranya Universitas Gadjah Mada dengan produk GamaCHA dan INA Shunt; BPPT dengan produk implant ortopedi; Universitas Brawijaya dengan produk rapid test yang bekerja sama dengan PT Biofarma; Institut Teknologi Bandung dengan produk kaki palsu, rapid test, dan patient monitor; serta Universitas Indonesia dengan produk Viskometer Darah, dental light curing, dan reduce pain stimulator.
"Marilah kita bergotong royong dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang sehat dengan mendorong industri kesehatan dan alat kesehatan nasional," ucap Menko PMK mengakhiri sambutannya.
Usai memberikan sambutan, Menko PMK Puan Maharani bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, dan Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf membuka secara resmi pameran dengan memotong rangkaian bunga. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan keberadaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri nantinya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca SelengkapnyaKemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.
Baca Selengkapnya"Kita berencana menambah produsen komponen BBO yang berasal dari industri dalam negeri, karena saat ini kita masih bergantung pada import," kata Anies
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaBudi menyebut, pemerintah terus menggencarkan transformasi kesehatan.
Baca SelengkapnyaAda faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet memastikan harga alkes dan obat-obatan.
Baca SelengkapnyaPengenaan bea masuk hingga 200 persen ini juga telah dirundingkan langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaPemerintah menghadirkan KEK Kesehatan agar masyarakat Indonesia tak perlu lagi keluar negeri untuk mendapatkan perawatan rumah sakit terbaik.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaZulhas menilai, dengan memberantas produk impor ilegal maka sejumlah manfaat positif akan dirasakan Indonesia.
Baca Selengkapnya