Pemerintah segera evaluasi alutsista TNI berumur tua
Merdeka.com - Pemerintah akan mengevaluasi pembelian alat utama sistem pertahanan, setelah helikopter jenis Bell 205 HA-5073 milik TNI Angkatan Darat jatuh di Sleman, Yogyakarta. Pemerintah mengakui bahwa helikopter itu memang sudah berumur sangat tua.
"Kalau itu menurut saya helikopter ini heli tua, saya pakai tahun 1978. Jadi kamu belum lahir saya sudah pakai," kata Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan di Kantornya, Jakarta, Selasa (12/7).
Menurut Luhut, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga mengakui bahwa helikopter tersebut tak layak terbang. Sehingga pembelian pesawat dan helikopter TNI harus dievaluasi.
-
Dimana alutsista TNI AU diuji terbang? Tepat 18 Januari 1956, delapan unit Vampire berhasil menjajal uji terbang dari landasan udara Husein Sastranegara, Bandung.
-
Siapa yang naik helikopter? Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan istrinya menuai kritik di media sosial lantaran menggunakan helikopter untuk pergi menonton konser musik Coldplay di Philippine Arena, Manila.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
-
Bagaimana helikopter jatuh? Dalam foto yang dirilis Press TV, helikopter berwarna biru itu terlihat jatuh menghantam gunung dan tergelincir dari gunung yang curam dan dipenuhi vegetasi.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kenapa Pelita Air batal terbang? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
"Pesawat tua memang kita harus evaluasi lagi tentang ini. Saya kira panglima TNI sudah grounded itu Bell 205," kata dia.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan helikopter TNI AD jenis heli Bell 205 A-1 yang jatuh di Sleman, Yogyakarta, berusia uzur tapi dipaksakan terbang.
"Itu mesinnya cuma satu, sudah 37 tahun beroperasi. Seharusnya sudah tidak terbang lagi," ujar Gatot di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, (11/7).
Helikopter TNI AD bernomor registrasi HA-5073 jatuh saat menjalankan misi bantuan untuk Pangdam IV Diponegoro, pekan lalu. Pesawat itu menimpa dua rumah di Dusun Kowang, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
"Mesin masih masuk kategori laik, tapi tetap saja tua. Satu mesin pula. Mesin mati, ya sudah," kata Gatot. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
pesawat Hawk 200 yang memiliki kemampuan terbang rendah untuk peperangan ringan di udara
Baca SelengkapnyaKasau telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan. Sehingga penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaTim investigasi KNKT akan menganalisa percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara.
Baca SelengkapnyaMuzani menilai di usia tersebut seorang prajurit TNI dan Polri masih cukup baik kesehatan fisik dan gaya pikirnya.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan bilang pembelian alutsista harus berdasarkan kebutuhan terkini bukan karena selera dari Menteri Pertahanan.
Baca SelengkapnyaPascainsiden pesawat jatuh, Prabowo memastikan, evaluasi alutsista terus dilakukan secara rutin.
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membeli 12 pesawat Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaPrabowo menjelaskan, pembelian alutsista bekas seperti pesawat tempur bukan dilihat dari usianya.
Baca SelengkapnyaJokowi enggan berbicara banyak mengenai sosok pengganti dua perwira tinggi TNI tersebut.
Baca SelengkapnyaAlat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dibutuhkan sebagai urat nadi pertahanan. Pelindung langit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPilot mengakui sempat melihat layang-layang di ketinggian 1000 feet
Baca SelengkapnyaWaktu berjalan, kasus korupsi Helikopter AW-101 berlanjut ke persidangan. Hingga akhirnya terdakwa Irfan Kurnia Saleh dijatuhkan vonis 10 tahun.
Baca Selengkapnya