Pemerintah, tokoh agama dan media massa harus redakan kasus Tolikara
Merdeka.com - Kisruh di Tolikara, Papua mengundang reaksi dari berbagai pihak. Isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) menjadi pemicu panasnya kondisi di wilayah ujung Timur Indonesia tersebut, bahkan merambah ke wilayah-wilayah lain.
Pembakaran ruko yang menjalar hingga ke musala saat Salat Idul Fitri berlangsung, Jumat (17/7) menimbulkan aksi protes dan tuntutan masyarakat dari berbagai daerah agar pemerintah segera mengusut tuntas kasus tersebut.
Terkait hal ini, Presiden Nusantara Foundation yang juga merupakan tokoh komunikasi antaragama di Amerika Serikat, Shamsi Ali menilai Pemerintah Indonesia sudah cukup cepat mengatasi insiden di Tolikara.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Kenapa rumah wartawan itu dibakar? 'Fakta inilah yang kemudian kami simpulkan bahwa ini adalah kejahatan. Kita terus menguatkan pengertian kita terjadi kejahatan, terkait hari ini kita sedang bekerja untuk menentukan siapa orang-orang yang kemudian terlibat selain para pelaku,' kata Kapolda Sumut.
-
Dimana rumah wartawan itu dibakar? Polisi menangkap R dan G, dua terduga pelaku pembakar rumah wartawan Tribrata TV bernama Sempurna Pasaribu hingga ludes dilalap api dan menewaskan korban serta tiga keluarga lainnya di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis (27/6).
-
Di mana kasus pembakaran rumah jurnalis di Sumut terjadi? Peristiwa tragis yang merenggut nyawa satu keluarga ini terjadi pada Kamis dinihari (27/6) di Jalan Nabung Surbakti, Kabanjahe, Karo.
-
Siapa yang membakar rumah wartawan itu? Polisi menangkap dua eksekutor kebakaran rumah Sempurna Pasaribu di Kabupaten Karo, Sumut beberapa waktu lalu.Adalah dua pria inisial R dan G. '2 orang eksekutor R dan G ditetapkan tersangka,' kata Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi saat jumpa pers, Senin (8/7).
-
Apa pendapat Jusuf Kalla tentang speaker masjid? 'Masjid harus syahdu, karena itu kalau pidato atau dakwah atau tabligh-nya sampai keluar itu malah warga tidak dengar juga. Hanya suaranya yang keras, tapi tidak dipahami,' imbuhnya.
Sebab, beberapa aksi susulan pengrusakan gereja mulai terjadi, terlepas dari niat aksi tersebut sebagai balas dendam atau tidak. Namun, kerukunan antarumat beragama di Indonesia sedang terancam.
"Saya kira pemerintah sudah melakukan langkah-langkah yang baik. Cuma memang jangan sampai terhenti dengan berkurangnya hiruk-pikuk pembicaraan mengenai peristiwa ini. Untuk pemerintah, khususnya pihak pengamanan, agar dilakukan pengusutan dan penyelesaian hukum yang tuntas. Pelaku dan otak pelaku segera ditemukan dan dieksekusi sesuai hukum yang berlaku," kata Ali kepada merdeka.com, Kamis (23/7).
Pria kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan ini juga menilai, penyelesaian kasus Tolikara bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Para pemuka agama harus turut berpartisipasi menyelesaikan kegaduhan tersebut secara bersama-sama. Aksi terkutuk yang dilakukan berbagai pihak mengatasnamakan agama tertentu ini dinilai harus segera dihentikan.
"Untuk pimpinan agama saya kira massanya untuk menjadikan peristiwa semacam ini sebagai musuh bersama sehingga ada 'common ground' untuk menjalin kesepahaman dan kerjasama," imbuhnya.
Peristiwa Tolikara dipandang Ali tak lepas dari media yang memberitakan. Oleh sebab itu, Ali juga meminta pelaku media untuk tidak mengeksploitasi pemberitaan secara berlebihan, apalagi tidak sesuai fakta yang terjadi. Dia meminta media untuk berhati-hati dalam menyebarkan pemberitaan.
"Saya kira media sebaiknya mengurangi eksploitasi berita secara berlebihan. Akan lebih baik jika media menyampaikan hal-hal positif dari masing-masing pemeluk agama. Dengan demikian akan tumbuh rasa tenang dan keinginan untuk menjaga keadaan yang lebih kondusif," tutur Ali.
Dengan kejadian Tolikara, Ali menilai sudah saatnya label teroris tidak diidentikkan dengan agama tertentu. "Selain itu labelisasi teroris yang selama ini selalu diidentikkan dengan Muslim perlu diperbaiki. Artinya pengaitan kata teror dengan agama segera dihentikan," tutup Ali.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaPernyataan yang disampaikan pemerintah harus lebih simpatik, mengedepankan sisi emosional.
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca SelengkapnyaMenteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyayangkan banyak tokoh yang menjadikan isu agama sebagai guyonan.
Baca SelengkapnyaHal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang KY.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaPerlu adanya upaya penyuluhan kepada para pengurus terkait hal tersebut.
Baca SelengkapnyaBerikut cara menghindari namimah yang berbahaya bagi sesama manusia.
Baca Selengkapnya