Pemikiran Gus Dur Jadi Jalan Keluar Konflik di Indonesia
Merdeka.com - Keluarga menggelar haul satu dekade Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Masjid Al Munawarah, Ciganjur, Jakarta, Sabtu (28/12). Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono menjadi salah satu pembicara.
Gatot menyinggung terkait masalah toleransi, keberagaman dan kebersamaan. Dia mempertanyakan apakah nilai tersebut akan tumbuh subur atau malah meredup di tengah era digital.
"Oleh karena itu lah, konflik-konflik yang muncul terkait masalah-masalah menguatnya politik identitas, masalah paham radikalisme dan media sosial," ujar Gatot.
-
Bagaimana Gus Dur menunjukkan keberagaman? Tak hanya soal kebijakan, bahkan pakaian yang ia kenakan juga menunjukkan keberagaman di mana hal itu menjadi ikonik dari dirinya. Pakaian yang sering ia kenakan adalah baju batik, sarung, dan peci. Hal ini menarik karena beliau adalah santri, kiai, atau ulama, dan pernah menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, dibanding menggunakan gamis putih panjang yang sering dipakai oleh para habib, ia lebih memilih memakai batik.
-
Apa yang Gus Dur tanamkan selama hidupnya? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Bagaimana Gus Dur menunjukan sikap toleransi? Ia melakukan pendekatan yang lebih simpatik kepada kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mengayomi etnis Tionghoa, dan meminta maaf kepada keluarga korban G30/S PKI.
-
Siapa yang menjuluki Gus Dur Bapak Keberagaman? Julukan Bapak Keberagaman ini diberikan oleh Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, museum yang mengelola koleksi, gagasan, dan karya para presiden.
-
Kenapa Gus Dur dijuluki Bapak Keberagaman? Julukan Bapak Keberagaman ini diberikan oleh Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, museum yang mengelola koleksi, gagasan, dan karya para presiden. Julukan ini diberikan karena Abdurrahman Wahid atau lebih akrab disapa Gus Dur selama masa pemerintahannya, dia mengeluarkan berbagai kebijakan yang merangkul semua kalangan dan mencerminkan sikap toleransi.
-
Siapa Kakek Gus Dur? Kakek Gus Dur dari jalur ibu diakui sebagai ulama besar karena keilmuannya
Gatot menyinggung nilai budaya yang diajarkan oleh Gus Dur tentang persaudaraan, dan. kebersamaan.
"Tentang bagaimana kita menghormati nilai-nilai kearifan lokal, tidak terjadi konflik sosial, ini salah satu contoh ketika konflik di Maluku, ada satu budaya yang kita miliki itu salah satunya," ucapnya.
Menurutnya, kalau nilai tersebut dihidupkan, maka permasalahan yang muncul dapat diantisipasi. Supaya Indonesia, kata dia, tetap dalam satu bingkai toleransi dan kebersamaan.
"Nilai-nilai toleransi, nilai-nilai kebersamaan yang diajarkan oleh Gus Dur dia mengatakan lebih-lebih bahwa kita harus menjaga kedamaian kita harus menjaga sisi kemanusiaan untuk itu," jelasnya.
"Betul kita hidup dalam alam demokrasi, tapi bukan berarti kita bebas sebebas-bebasnya, kebebasan dan kemerdekaan itu Oke tapi ada batasan-batasan yang harus kita jaga, mari kita jaga bersama kebersamaan itu toleransi kita tunaikan untuk menjaga Indonesia," tutup Gatot
Beragama Tanpa Kebudayaan Hilang Dimensi Manusia
Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid mengatakan, meski sudah 10 tahun kehilangan, ide dan pemikiran Gus Dur tetap hidup. Dalam haul satu dekade ini Sinta menghidupkan kembali ide dan gagasan Gus Dur terkait kebudayaan.
"Bagi Gus Dur kebudayaan bukan tidak semata-mata hanya cipta dan kreasi manusia tetapi merupakan laku hidup untuk menegakkan dan membela harkat kemanusiaan," kata Sinta dalam jelasnya.
Dia mengungkapkan, kebudayaan menjadi pembeda antara manusia. Dia berkata, manusia akan tetap menjadi manusia kalau berbudaya. Begitu juga sebaliknya. Karenanya, Gus Dur menyerukan pentingnya kebudayaan dalam kehidupan.
"Beragama tanpa kebuadyaan akan kehilangan dimensi manusianya. Sehingga akan sulit dijalankan dalam kehidupan nyata," terangnya.
Sinta menyebut, sudah ada undang-undang kebudayaan yaitu UU Nomor 5 Tahun 2017. UU itu tidak hanya bicara pelestarian budaya.
"Dengan demikian UU ini menuntut adanya tingkat kreatif dari masyarakat tentang kebudayaan yang dimiliki oleh kita Indonesia," ucapnya.
Dia mengingatkan, agar UU tersebut memiliki fungsi maksimal, maka perlu rumusan praktis untuk melaksanakan undang-undang.
"UU tersebut merupakan bagian dari concern dan gagasan Gus Dur. Dengan demikian jika kita bisa merumuskan langkah-langkah strategis dan komplit pelaksanaan undang-undang tersebut maka sesungguhnya kita telah melaksanakan dan melanjutkan apa yang dipikirkan dan diperjuangkan oleh Gus Dur," tutupnya. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia beruntung memiliki tiga pemikir ternama yang selalu mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaMahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaK.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik.
Baca SelengkapnyaSetiap presiden yang menjabat memiliki julukannya masing-masing. Presiden keempat, Abdurrahman Wahid diberi julukan Bapak Keberagaman.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan kata-kata toleransi antarumat beragama yang bijak dan penuh pesan mendalam.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus menilai keberagaman justru menciptakan kehidupan yang damai.
Baca SelengkapnyaPidato tersebut dia sampaikan di depan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Presiden terpilih Prabowo Subianto dan para pejabat.
Baca SelengkapnyaGanjar sedih lantaran tak memiliki momen bersama Gus Dur.
Baca SelengkapnyaYenny Wahid mengatakan ada kesamaan antara Gus Dur dengan Ganjar.
Baca SelengkapnyaIdealnya suasana rukun dan damai bukan karena dirukunkan atau didamaikan.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah jenaka
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus merasa senang telah mengunjungi Indonesia, dan memiliki kesan yang baik terhadap Indonesia.
Baca Selengkapnya